Buddha

Makna Kathina

Ilustrasi

Ilustrasi

Umat wajib melestarikan ajaran Buddha, seperti memperingati hari penting salah satunya adalah hari Raya Kathina. Kathina dilaksanakan setelah para bhikkhu menyelesaikan masa Vassa.

Vassa adalah sebuah praktik yang dijalankan oleh para bhikkhu untuk berdiam diri di suatu tempat pada musim penghujan, agar terhindar dari bahaya yang timbul karena alam. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari ketidaksengajaan para bhikkhu melukai atau merusak tumbuhan serta makhluk hidup yang muncul di saat musim hujan.

Pada masa Vassa, para bhikkhu memantapkan diri untuk menyempurnakan sīla dengan melaksanakan meditasi. Setelah masa Vassa berakhir, umat Buddha memasuki masa Kathina (jatuh pada bulan Oktober-November).

Hari Raya Kathina merupakan waktu yang tepat bagi umat Buddha untuk berdana di ladang yang subur, yaitu para bhikkhu. Hal ini dianggap sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih atas nasehat, dorongan, dan bimbingan untuk meningkatkan moralitas atau etika dengan memberikan persembahan 4 (empat) kebutuhan pokok berupa: (1) Jubah (civara), (2) Pindapata (makanan), (3) Tempat tinggal (senasana), dan (4) Obat-obatan (bhesajja).

Dalam melaksanakan dana Kathina, umat Buddha harus penuh keyakinan, bahagia pada sebelum, saat, dan setelah memberi dana. Pemberian dana yang dilakukan dengan hal-hal seperti itu, maka akan memperoleh manfaat yang sangat besar seperti: paras cantik, suara merdu, kekuasaan serta mempunyai banyak pengikut (Nidhikanda Sutta, SN.1;8).

Dana merupakan salah satu bentuk praktik pelepasan. Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat serakah, kebencian, dan kegelapan batin. Pelaksanaan praktik dana diharapkan dapat mengikis kemelekatan pada diri seseorang. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan praktik dana adalah barang atau sesuatu yang akan diberikan merupakan hasil dari perbuatan benar.

Manfaat dana yang diberikan oleh umat bagi anggota sangha adalah terpenuhinya empat kebutuhan pokok penyokong hidup. Pemenuhan kebutuhan pokok bertujuan agar para bhikkhu dapat menjalankan kehidupan suci dengan lancar demi terwujudnya pembebasan sejati. Sedangkan bagi perumah tangga, praktik dana merupakan latihan berupa kerelaan untuk memberikan/melepaskan sesuatu kepada orang lain, dalam hal ini adalah para anggota sangha.

Buddha mengatakan bahwa berdana kepada sangha merupakan ladang yang subur dan terbaik, karena memberikan kesempatan bagi seseorang untuk tetap menjalankan hal-hal yang baik dalam kehidupan suci dan akirnya dapat memberikan manfaat berupa keteladanan.

Adanya mutualisme antara sangha dengan perumah tangga, maka sudah sepantasnya hubungan ini harus tetap dijaga dengan baik. Hubungan ini merupakan hubungan saling menghormati sesuai dengan posisinya masing-masing, Kedua pihak memiliki rasa saling asah, asih, dan asuh. Dengan demikian kita semua dapat memperoleh manfaat dari hubungan ini demi meningkatkan kualitas batin dan kelestarian agama Buddha.

Darto, S.Ag (Penyuluh Agama Buddha Kantor Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah)


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua