Buddha

Keagungan Bodhisatwa Mahasthamaprapta

Ilustrasi

Ilustrasi

“Bālasaṅgatacārī hi, dīghamaddhāna socati. Dukkho bālehi saṃvāso, amitteneva sabbadā dhīro ca sukhasaṃvāso, ñātīnaṃva samāgamo” Dia yang bergaul dengan orang bodoh akan sangat menderita. karena bergaul dengan orang bodoh seperti dengan musuh selalu membawa kepedihan. Tetapi pergaulan dengan para bijaksana, seperti halnya dengan bertemu sanak keluarga, membawa kebahagiaan. (Dhammapada XV, Sukhavaggo: 207)

Agama Buddha sebagai salah satu agama tertua, tersebar dan berkembang di berbagai negara. Agama Buddha dapat bertahan dan berkembang di suatu wilayah, karena mampu berakulturasi dengan budaya setempat dengan baik. Hasil akulturasi tersebut, melahirkan 3 (tiga) mazhab besar yaitu Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Setiap mazhab memiliki ciri khas dan tradisi masing-masing, tetapi inti ajaran Buddha adalah sama.

Mazhab Mahayana dan Tantrayana meyakini adanya Bodhisatva Mahasthamaprapta. Bodhisattva Mahasthamaprapta dikenal dengan nama Dashizhi Pusa dalam tradisi Mahayana Tiongkok, yang merupakan salah satu bodhisattva yang diyakini memiliki kekuatan luar biasa. Dalam Sutra Amitayur Dhyana, disebutkan bahwa Bodhisattva Mahasthamaprapta berarti “Bodhisattva yang Mencapai Kekuatan Agung". Sifat-sifat luhur yang dapat diteladani dari Bodhisattva Mahasthamaprapta adalah semangat, kebijaksanaan, kasih sayang, dan welas asih.

Sifat luhur pertama yang dapat diteladani adalah Semangat (Viriya). Dalam terminologi sanskrit disebut Vīrya yang merupakan salah satu aspek dari kekuatan pikiran yang sangat bermanfaat membawa kemajuan, baik dalam aspek duniawi maupun spiritual. Vitthata Sutta menjelaskan bahwa kekuatan semangat mengacu pada suatu usaha yang teguh untuk meninggalkan tindakan yang tidak baik, tidak bermanfaat, dan usaha untuk memunculkan tindakan baik serta bermanfaat. Sifat ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya semangat dalam melaksanakan tanggung jawab dan pekerjaan, semangat, aktif dalam kegiatan vihara, serta semangat dalam hal baik lainnya;

Sifat luhur kedua yaitu Kebijaksanaan (Panna). Kebijaksanaan merupakan sebuah keistimewaan dari ajaran Buddha. Tanpa ada kebijaksanaan, kita tidak akan bisa memahami Dhamma. Kebijaksanaan membawa keberkahan, seperti yang dijelaskan dalam Dhammapada (XXIII:333), “Berbuat baik sampai akhir hayat membawa keberkahan, selalu memegang teguh keyakinan pada Sang Tiratana membawa keberkahan, mencapai kebijaksanaan membawa keberkahan dan tidak berbuat jahat juga membawa keberkahan”. Hidup di era yang serba modern ini, diperlukan kebijaksanaan dan penuh pertimbangan dalam menentukan sesuatu.

Sifat luhur ketiga yaitu Kasih Sayang (Karuna). Kasih sayang yang perlu dikembangkan adalah kasih sayang terhadap segenap isi alam semesta, tanpa benci, dan permusuhan; bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya demi kebahagiaan anaknya yang tunggal. Implementasi kasih sayang, dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti membantu korban bencana alam, serta perlu memupuk sikap saling peduli melalui sikap gotong royong di lingkungan masyarakat.

Sifat keempat yaitu Cinta Kasih (Metta), pengembangan cinta kasih (metta) ditujukan kepada diri sendiri, orang lain, dan bahkan untuk semua makhluk. Seseorang yang mengembangkan cinta kasih berarti mempraktikkan prinsip tanpa kekerasan. Cinta kasih merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang sebagai pencegah perbuatan buruk. Pengembangan cinta kasih bertujuan untuk memisahkan pikiran dari kebencian. Prinsip dari cinta kasih adalah tidak menyakiti, bebas dari rasa benci, dan permusuhan.

Meneladani sifat-sifat luhur keagungan Bodhisattva Mahasthamaprapta, mengharuskan kita untuk senantiasa mempraktikkan Dharma dengan penuh cinta kasih, senang berbuat kebajikan tanpa merugikan pihak lain. Kebajikan yang telah dilakukan akan membawa energi kebahagiaan dan kemakmuran. Sifat keagungan bodhisattva yang telah muncul dalam diri, hendaknya dikembangkan untuk diri sendiri, orang di lain, bahkan makhluk lain.

Parman, S.Pd. B. (Penyuluh Agama Buddha PNS, Kementerian Agama Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua