Nasional

Dirjen Pendis: Tantangan Program 5000 Doktor itu Penyiapan Kandidat

Jakarta (Pinmas) —- Kementerian Agama telah mencanangkan program 5000 doktor sebagai salah satu program prioritas lima tahun mendatang. Berbagai persiapan sudah dilakukan, salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi ternama di Eropa.

“Program 5000 doktor ini tantangan terbesarnya adalah bagaimana menyiapkan kandidat yang memenuhi syarat,” penegasan ini disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dalam kesempatan wawancara di kantornya, Jakarta, tengah pekan lalu.

Menurutnhya, sejumlah perguruan tinggi Eropa sudah bekerjasama dengan Ditjen Pendis untuk mendukung program 5000 doktor ini. Namun, mereka meminta para kandidat doktor yang akan dikirim harus memenuhi standard internasional yang dipersyaratkan.

Kamaruddin mencontohkan kondisi di Universitas Toulouse yang membebaskan biaya kuliah S3 di sana namun dengan persyaratan standard internasional yang tidak bisa ditawar. “Mereka mempunyai requirement, punya persyaratan, dan itu tidak bisa ditawar,” kata Kamaruddin.

Persiapan

Persyaratan yang harus dipenuhi kandidat doktor di Eropa antara lain, kemampuan bahasa dan projek proposal yang telah disetujui oleh para professor di Tolulouse University. Sejalan dengan itu, Kamaruddin mengaku telah meminta list professor beserta keahliannya.

“Ini yang akan kami sampaikan ke Indonesia. Ini professor yang tersedia di Toulouse, kami mempersiapkan dan mengundang teman-teman untuk membuat proposal penelitian yang terkait dengan bidang kajiannya untuk dimatch-kan dengan professor yang tersedia di situ,” terang Kamaruddin.

Selain itu, Ditjen Pendis juga melakukan langkah-langkah strategis lainnya untuk menyiapkan para kandidat doktor peserta program 5000 doktor. Menurut Kamaruddin, pihaknya telah memint seluruh pimpinan perguruan tinggi untuk melakukan kursus intensif bahasa Asing bagi para dosen secara massif di seluruh Indonesia.

“Di Diktis juga saya minta untuk melakukan (program) kursus Bahasa Asing, seperti: Bahasa Inggris, Arab, Perancis, dan Bahasa Jerman,” katanya.

Persiapan lain yang akan dilakukan adalah memberikan bimbingan academic writing. Menurutnya, banyak dosen PTKI yang mempunyai kemampuan bahasa yang cukup bagus, namun belum mempunyai kemampuan cukup untuk menulis secara akademik. “Ini secara intensif sedang kita lakukan itu. Saya berharap, insya Allah tahun ini kandidatnya cukup. Mulai September sudah sekolah di Eropa,” jelasnya. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua