Nasional

Banyak Dibantu, Menag Merasa Kehilangan Pak Wamen

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku merasa kehilangan dengan tidak duduknya Nasaruddin Umar sebagai Wakil Menteri Agama seiring dengan dihapusnya pos wamen pada Kabinet Kerja Jokowi-JK.

“Dengan tidak ada jabatan Wakil Menteri Agama dan karenanya Pak Nasaruddin tidak lagi dalam posisi formal di sana, saya terus terang merasa kehilangan. Banyak hal yang saya merasa terbantu dengan kehadiran Pak Nasar,” demikian pesan dan kesan yang disampaikan Menag LHS saat memberikan sambutan pada pelepasan berakhirnya masa tugas Nasaruddin Umar selaku Wakil Menteri Agama, Selasa (04/11).

Kalau sebagian orang berpandangan bahwa keberadaan wamen menggangu, Menag LHS justru merasakan hal sebaliknya. “Saya sungguh tidak merasa begitu. Saya sungguh merasa dibantu,” tuturnya. “Bagi saya pribadi, Pak Nasar adalah orang yang sangat alim dan saya senang berada di lingkungan orang-orang yang alim. Orang alim adalah orang yang wawasannya luas dan karenanya menjadi arif. Karena arif, kemudian menjadi bijak dalam artian bisa melihat persoalan secara menyeluruh,” tambahnya.

Tentang kebijaksanaan, Putra mantan Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri (alm) ini memberikan ilustrais tentang sikap orang yang hanya tahu bahwa empat adalah hasil perkalian dari 2 × 2. Karena pengetahuannya itu, orang tersebut menyalahkan semua perhitungan meski hasilnya adalah empat, seperti dua ditambah dua, sepuluh dikurangi enam, tujuhpuluh dikurangi enampuluh enam, dan seterusnya.

“Pak Nasar adalah sosok figur orang yang angka empat bisa datang dari mana saja, karena luasnya pengetahuan. Apalagi beliau adalah penulis yang sangat produktif,” kata Menag.

“Sungguh saya merasa sangat kehilangan,” tegasnya lagi.

Menag terkesan dengan produktifitas Nasaruddin Umar. Dia mengaku mengikuti tulisan-tulisan Nasaruddin pada salah satu media nasional. “Beberapa hari yang lalu, beliau menulis tentang eksistensi Kemenag. Di situ ditegaskan bahwa keberadaan Kemenag memiliki sejarahnya sendiri. Eksistensi kementerian ini adalah wujud negara ini bukan sekuler yang memisahkan secara drastis dan tegas hubungan kehidupan keseharian dan kebangsaan dengan nilai-nilai agama,” papar Menag.

“Agama adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keseharian kita. Itu peninggalan pendahulu dan karenanya kita wajib menjaganya. Ini tulisan yang menggugah kita dan menyegarkan ingatan kita bahwa Kemenag adalah kementerian yang punya latar belakang historis yang sangat panjang dan khas,” tambahnya.

Di mata Menag, Nasaruddin telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap perjalanan Kementerian Agama dalam beberapa tahun terakhir. “Kita berdoa semoga Pak Nasar beserta keluarga senantiasa mendapat hidayah, sehat wal afiat, dan terus produktif untuk menebarkan kemaslahatan bagi sebanyak-banyaknya masyarakat di lingkungannya,” harap Menag.

“Atas nama Menag, selamat menjalani kehidupan yang baru. Saya yakin, hati kita tetap saling berkomunikasi. Kita satu dengan lain adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan,” imbuhnya. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua