Hikmah

Senyum itu Menular

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)

Masih tentang senyum sebagai modal sosial. Sayang untuk dilewatkan, karena begitu banyak orang tersenyum sambil membahasnya.

Kyai Muhammad Tambrin, seorang tokoh agama, memastikan bahwa senyum itu cara termudah untuk bersedekah, tapi beliau peringatkan untuk tidak senyum-senyum sendiri. Ini dikuatkan oleh Ibu Yani yang mengingat betul bahwa pentingya senyum adalah salah satu hadits hafalan anaknya sejak kecil.

John Tilaar, seorang Birokrat senior, menanggapi coretan saya, bahwa bukan lagi senyum tapi sudah tertawa lebar saat membaca coretan saya. Beliau merasakan tarikan energi positif. Kata Dr. Amran Mahmud, Bupati Wajo, saking kuatnya efek senyum, sampai kita sering mendengar untaian, "senyummu merobek dompetku." Prof. Rohani mengibaratkan senyum ORI seperti melihat "smily face". Sementara senyum KW itu diibaratkannya senyum kecut.

Laode Muhammad Syarif, Komisiner KPK pada masanya, merespon dengan mengirimkan tautan bahwa senyum bisa memperpanjang harapan hidup. Karena dengan tersenyum paling tidak memiliki 10 manfaat yang langsung mempengaruhi kualitas kesehatan. Satu di antaranya yang baru saya paham bahwa senyum itu menular. Orang yang senyum sendiri bisa mempengaruhi orang lain yang ada di dekatnya.

Dengan memperhatikan orang yang senyum itu, saraf otak orang yang berada di dekatnya terkena pengaruh postitif dari mimik orang yang tersenyum. Tanpa sadar, orang lain juga terdampak dari pancaran mimik itu, dan jadilah ikut senyum sendiri. Tapi Pak Laode mengingatkan untuk tidak tersenyum sendiri tanpa sebab dan tanpa orang di sekitar.

dr. Zakaria, Sp.PD., lebih spesifik lagi saat menanggapi dengan mengajak kita berdiri di depan cermin dan memperhatikan dengan baik bahwa saat tersenyum akan sangat berbeda ketika wajahnya datar tanpa senyum. Setiap senyuman membuat beberapa gerakan otot di sekitar mulut dan pipi sehingga ikut menarik jaringan di bawah kulit, yang membuat kulit tambah kencang. Efeknya kata Pak Dokter, orang yang sering tersenyum akan tampak lebih muda, yang pasti lebih muda dari neneknya. Dan ternyata menurut Hasvan Murphy, Bankir Senior, frontliner pada layanan jasa mengenal doktrin senyum 277: 2 cm. kiri kanan, 7 gigih yang terlihat, dan durasinya 7 menit, maaf maksud saya, 7 detik.

Kata Ibu Nadia, senyum itu adalah satu-satunya olahraga yang tidak memerlukan biaya, tenaga, dan ruang. Itulah, kata founder Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, saat merespon tentang pentingnya senyum, beliau menghubungkan mengapa Pemerintah Singapura pernah membuat kampanye senyum untuk warganya. Mungkin karena kata Prof. Barsihannoor, senyum itu bisa menjadi media konsolidasi sosial.

Terakhir, apa kata Merilyn Monroe, Ikon Budaya Pop era 50an sampai 60an. Sambil menampilkan senyum terbaiknya, dia bertitah: "a smile is the best make-up any girl can wear." Dan saya menutup dari refleksi dangkal saya. "Titik temu kehidupan ini rupanya terdapat pada hal yang paling sederhana, senyum."


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Hikmah Lainnya Lihat Semua

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Koordinat
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Nol
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Kumpul
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Temu
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Jenuh

Artikel Lainnya Lihat Semua