Katolik

Tobat, Pintu Masuk Kerajaan Allah​​​​​​​ (Markus 1:12-15)

Ilustrasi

Ilustrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Umat Katolik saat ini tengah memasuki masa Retret Agung, yakni Prapaskah yang menjadi istimewa karena bersanding dengan momen pesta demokrasi Pemilihan Umum di Indonesia pada 14 Februari, yang juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang (Valentine's Day). Dalam 40 hari ke depan, umat Katolik diundang untuk menarik diri dari kehidupan yang penuh gemerlap dan kenikmatan dunia, mengamalkan puasa dan pantang sebagai bentuk persiapan spiritual.

Masa Retret Agung ini memiliki arti mendalam, di mana umat Katolik diminta untuk merenung dalam diri mereka sendiri, menjauh dari kesibukan dunia, dan memasuki ke dalam diri sebagai persona masing-masing. Tujuannya adalah untuk merefleksikan dan membangun relasi yang intim dan intens dengan Allah, dalam kesunyian dan ketenangan. Sehingga, umat Katolik diharapkan dapat menyelaraskan hidup dan perilaku dengan kehendak Allah.

Menjalankan masa Prapaskah di tengah hiruk pikuk situasi politik dan hari kasih sayang tentu sangat berat. Sebab, banyak godaan dan tawaran yang menggiurkan membuat hati tergoda untuk menerima tawaran-tawaran duniawi. Namun di sisi lain, justru di tengah situasi inilah makna menjalankan masa Prapaskah akan diuji apakah kita sebagai umat Katolik mampu menahan diri untuk tidak tergiur oleh tawaran-tawaran duniawi dan tetap setia di jalan Tuhan atau sebaliknya?

Apabila kita kuat melawan godaan setan dan setia di jalan Tuhan, maka Tuhan akan selalu setia melindungi kita. Tetapi sebaliknya jika kita tidak kuat, maka kita menjauhkan diri kita dari Tuhan. Dalam konteks ini bukan Allah yang menjauh dari kita tetapi kita sendiri yang menjauhkan diri dari Allah.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Seruan Yesus "Waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Markus 1:15) mengandung dua makna, suatu ajakan atau undangan sekaligus peringatan kepada kita untuk kembali ke jalan yang benar karena Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup kita. Yesus mengajak dan mengundang kita untuk bertobat, melaksanakan firman-Nya dan tetap bertahan dalam situasi pertobatan sehingga kita layak menjadi warga Kerajaan Allah.

Di sisi lain, seruan Yesus bernada “peringatan” ini memberi sinyal kepada kita akan suatu konsekuensi apabila kita tidak bertobat dan percaya kepada Injil, maka kita tidak layak menjadi anak-anak Allah dan masuk dalam Kerajaan Allah. Pada titik ini pertobatan adalah pintu masuk menuju Kerajaan Allah.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Karena itu, marilah di masa Prapaskah ini kita menepi sejenak dan menarik diri untuk refleksi diri “Duc in Altum” bertolak lebih dalam sehingga kita bisa melihat kedalaman diri dan iman apakah inline dengan kehendak Allah. Dari sanalah kita melakukan transformasi diri dan lahir sebagai manusia baru, anak-anak Allah yang layak masuk Kerajaan Allah. Amin.

Nikolaus Nohos (Perencana Ahli Madya Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua