Hindu

Mengatasi Stres

I Gusti Agung Istri Purwati, S.Sos, M.Fil.H (Penyuluh Agama Hindu Kankemenag Badung, Bali)

I Gusti Agung Istri Purwati, S.Sos, M.Fil.H (Penyuluh Agama Hindu Kankemenag Badung, Bali)

Om swastyastu. Refleksi Hindu kali ini mengangkat tema tentang ‘Mengatasi Stres’. Stres adalah perasaan yang umumnya dapat kita rasakan saat berada di bawah tekanan, merasa kesulitan terhadap situasi tertentu. Hal ini akan mempengaruhi hormon dan kestabilan pikiran kita.

Dalam batas tertentu, stres bisa menjadi motivasi bagi seseorang, apalagi jika bisa menganggap tekanan itu sebagai suatu tantangan yang harus ditaklukan. Tetapi bagi sebagian orang, tekanan bisa berdampak negatif, apalagi jika tidak bisa mengendalikannya. Hal ini bisa menyebabkan sakit secara fisik maupun kejiwaan.

Secara umum, ada dua penyebab stres, yaitu: disebabkan dari dalam diri sendiri dan dari luar. Stres yang berasal dari luar sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar kita atau lingkungan pergaulan kita. Jika kita berada di lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan kita, atau kita terseret oleh kebiasaan negatif dari lingkungan pergaulan kita, ini akan menimbulkan masalah dan kemudian membuat kita stres.

Sedangkan stres yang berasal dari dalam diri kita berasal dari keinginan dan pikiran kita. Ini akan mempengaruhi gaya hidup maupun pola makan kita. Jika kita makan hanya untuk kenyang atau makan untuk senang senang, belum tentu membuat tubuh menjadi sehat. Jika tubuh sakit maka jiwa dan pikiran kita juga lemah akhirnya kita stres karena sakit.

Demikian juga dengan gaya hidup, jika kita membiasakan diri dengan gaya hidup yang mewah, maka kita akan terus merasa kekurangan. Tapi jika kita membiasakan gaya hidup yang sederhana, sesuai dengan kemampuan, maka niscaya tidak akan menimbulkan stres. Hal ini tergantung dari pola pikir yang kita miliki dan kemampuan pikiran untuk mengendalikan keinginan kita. Karena keinginan inilah yang menghasut pikiran untuk selalu memenuhi semua keinginan tersebut.

Seperti seekor semut yang menghisap madu di atas piring, pada mulanya semut itu sadar dan menjaga jarak agar tidak masuk ke dalam madu, tetapi lama kelamaan karena menikmati manisnya tanpa sadar kaki si semut sedikit demi sedikit melangkah maju ke dalam cairan madu tenggelam ke dalam madu dan akhirnya ia mati tenggelam di dalam madu tersebut.

Umat sedarma. Keinginan itu seperti candu yang meyeret pikiran kita semakin jauh untuk memenuhi semuanya. Sehingga, pikiran menjadi sangat sulit ditenangkan, bahkan dalam keadaan tidur pun pikiran masih bergerak.

Tanpa sadar sering kita mengalami insomnia atau terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi. Pikiran membawa kita mengembara ke mana-mana. Pikiran membawa kita untuk membayangkan sesuatu yang belum terjadi, memberi kekhawatiran atau ketakutan pada diri kita, pikiran juga sering membawa kita berhalusinasi. Jika hal ini tidak dikendalikan akan timbul berbagai penyakit.
Sebab, apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan kenyataan dan kita sulit untuk menerima hal tersebut. Akibatnya kita kecewa putus asa, marah, stress dan kegilaan, bahkan bisa mengakibatkan stroke dan penyakit lainnya.

Sebagaimana disebutkan dalam sarasamuscaya sloka 80 yaitu:

Mano hi mulam, Sarvesamindrayanam pravartate. Subhas’subhasvavastasu. Kryam tat suvyavastitam

(Sebab yang disebut pikiran itu adalah sumbernya nafsu,ialah yang menggerakkan perbuatan yang baik ataupun buruk; oleh karena itu pikiranlah yang segera patut dikendalikan)

Untuk bisa mengendalikan keinginan maka pikiranlah yang harus dikendalikan dibantu oleh budhi atau kesadaran yang ada di dalam hati kita. Sehingga, pikiran memiliki wiweka atau penilaian antara baik dan buruk

Dalam hal ini dapat saya sampaikan beberapa cara untuk mengendalikan pikiran, antara lain:
1.Dengan melatih diri untuk memusatkan pikiran atau meditasi
2.Dengan memberi pikiran pekerjaan yaitu mengucapkan nama tuhan disetiap kita memiliki waktu senggang
3.Dengan melatih diri untuk selalu sadar dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki,
4.Dengan melakukan aktivitas keagamaan, melaksanakan upacara keagamaan dan lain lainnya
5.Dengan membaca buku-buku maupun kegiatan lainnya yang bermanfaat
6.Jangan membandingkan diri dengan orang lain,
7. Selalu bersyukur dengan apa yang kita yang miliki
8.Usahakan berpikir positif terhadap setiap permasalahan

Namun sebenarnya tidak ada resep yang pasti yang bisa digunakan untuk mengendalikan pikiran, karena pikiran itu ibarat kuda liar, tergantung kita untuk melatihnya sehingga kita bisa mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan. Om santih santih santih om.

I Gusti Agung Istri Purwati, S.Sos, M.Fil.H (Penyuluh Agama Hindu Kankemenag Kabupaten Badung - Bali)


Fotografer: Istimewa

Hindu Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua