Nasional

Siswa Sering Ukir Prestasi, Kepala MAN 2 Kota Malang: Tugas Kami Kembangkan Potensi

Kepala MAN 2 Kota Malang Muhammad Husnan

Kepala MAN 2 Kota Malang Muhammad Husnan

Kota Malang (Kemenag) --- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang dikenal di seantero nusantara karena siswanya yang sering mengukir prestasi. Sejak 2017, madrasah binaan Kementerian Agama ini tidak pernah absen mengirimkan lebih 300 delegasinya di ajang olimpiade dan riset tingkat nasional. Bahkan, 16 siswa di antaranya tembus sampai tingkat internasional.

Ribuan alumni MAN 2 Kota Malang juga melanjutkan kuliah di berbagai perguruan tinggi favorit di dalam negeri, mulai dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, dan lainnya. Alumninya juga tersebar di berbagai perguruan tinggi kelas dunia yang ada di semua benua. Di antara mereka, ada yang kuliah di Jepang, Jerman, Rusia, Irlandia, Amerika, Timur Tengah, Mesir, dan Australia.

Lulusan tahun 2022 misalnya, 116 siswa di antaranya diterima Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Karena sudah diterima, mereka tidak lagi mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Meski demikian, MAN 2 Kota Malang masih dapat menduduki peringkat 19 dari Top 1000 rerata hasil UTBK 2022.

“Tugas kami adalah mengembangkan bakat dan potensi para siswa,” demikian jawaban ringan Kepala MAN 2 Kota Malang Muhammad Husnan saat diminta berbagi rahasia tentang sukses melahirkan para siswa berprestasi, di ruangannya, Kota Malang, Kamis (29/9/2022).

“Ketika anak punya potensi bagus, madrasah siap support,” sambungnya.

Menurut Husnan, pemetaan potensi siswa sudah dilakukan sejak Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). PPDB MAN 2 Kota Malang, dibuka untuk dua jalur, prestasi dan reguler. Untuk jalur prestasi, mencakup prestasi akademik dan non akademik. Karenanya, siswa MAN 2 Kota Malang tidak hanya menonjol pada prestasi akademik, tetapi juga non akademik. Misalnya, pramuka, taekwondo, robotik, Pidato Bahasa Arab dan Inggris, dan lainnya.

“Kami mempersyaratkan raihan prestasi minimal tingkat provinsi. Pendaftaran melalui jalur ini biasanya sudah dibuka pada bulan Februari,” sebutnya.

MAN 2 Kota Malang, kata Husnan, memiliki visi terwujudnya madrasah model sebagai pusat keunggulan dan rujukan dalam kualitas akademik dan nonakademik serta akhlaq karimah. Ada dua program unggulan di MAN 2 Kota Malang, yaitu: Program Pengembangan Olimpiade Sains (PROPOLIS) dan Program Pengembangan Bahasa Asing dan Kemitraan Internasional (MADU MANJA – MAN 2 MENJELAJAH DUNIA).

“Untuk menguatkan karakter siswa, MAN 2 Malang juga mengembangkan Ma’had Al-Qalam. Saya melihat pembentukan karakter akan lebih lengkap jika siswa hidup di ma’had,” tegasnya.

Untuk meningkatkan kompetensi guru, Husnan mengaku mengoptimalkan peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Pengembangan MGMP dilakukan sejak dari tingkat MAN 2 Kota Malang (internal madrasah), tingkat Kota Malang, hingga Provinsi Jawa Timur.

“MGMP menjadi forum untuk saling belajar dan berbagi pengalaman dalam tugas kepengajaran. Tidak jarang, kami juga mendatangkan narasumber dari berbagai ahli untuk meningkatkan kompetensi guru,” sebutnya.

“Dari unsur anggota komite madrasah dari orang orang yang memiliki keahlian pada bidang yang dibutuhkan madrasah agar bisa memberikan up grading,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Wakil Kepala Bidang Kehumasan Ahmad Thohir Yoga. Menurut pria yang akrab disapa Yoga ini, prestasi MAN 2 Kota Malang diraih melalui proses perjuangan yang sangat panjang. Komitmen madrasah untuk mengembangkan bakat dan potensi menjadi salah satu kunci.

“Kami sangat bersyukur, setelah dalam lima tahun selalu meraih juara pada Olimpiade tingkat Nasional, MAN 2 Kota Malang mendapat hadiah berupa Gedung Laboratorium Olimpiade. Gedung empat lantai ini benar-benar kami manfaatkan dalam rangka mendukung pengembangan prestasi siswa,” jelasnya.

Sesuai namanya, gedung ini memiliki beragam ruang laboratorium, mulai dari Matematika, Kimia, Fisika, Komputer, Kebumian, Ekonomi, dan lainnya. Gedung laboratorium menjadi ruang karantina bagi para siswa yang akan mengikuti beragam lomba, baik olimpiade, kompetisi riset, atau lainnya.

“Dalam kondisi reguler, pendalaman di laboratorium dilakukan seminggu dua kali. Namun jika level kompetisinya sudah sampai tingkat nasional, intensitasnya ditambah, bahkan sampai karantina,” jelasnya.

“Para pelatih juga diberi kewenangan untuk menambah jam latihan. Mereka adalah para alumni MAN 2 Kota Malang yang pernah ikut dalam kejauaraan yang sama,” lanjutnya.

Kecanduan Lomba
Kerap menjadi juara dalam berbagai lomba, baik di level provinsi Jawa Timur, nasional, bahkan internasional, menjadikan siswa MAN 2 Kota Malang kecanduan mengikuti kompetisi. Salah satunya dirasakan siswi kelas XII MAN 2 Kota Malang, Finayatus Sa'adah.

Ditemui di Laboratorium Karya Ilmiah Remaja (KIR) MAN 2 Kota Malang, Fina tampak sedang berdiskusi dengan teman dan pelatihnya. Mereka sedang mempersiapkan diri mengikuti lomba penulisan esai. Sebelumnya, Fina dan timnya pernah Juara 1 Olimpiade Psikologi Nasional 2021 yang digelar Universitas Airlangga. Dia juga menjadi Juara 1 Madrasah Young Researchers Super Camp (MYRES) 2021 kategori Ilmu Sosial dan Humaniora yang digelar Kementerian Agama.

Fina berbagi cerita, untuk bisa menang lomba di MYRES 2021, dia dan tim melakukan riset di Mojokerto. Penelitiannya tentang pola prilaku masyarakat di sekitar kawasan wisata dalam melestarikan mata air yang digunakan untuk kebutuhan minum dan aktivitas sehari hari warga.

"Temuan riset, meski banyak pengunjung wisata yang datang, hal itu tidak membuat lingkungan menjadi kotor, tapi malah semakin bersih. Jadi pola prilakunya menunjukan hal positif," kata Fina.

Keasyikan dalam melakukan penelitian itu yang kemudian membuat Fina kecanduan ikut lomba. "Kecanduan," spontan Fina memberikan jawaban ketika ditanya kenapa mau ikut lomba lagi. Teman-temannya yang mendengar tertawa sembari mengiyakan jawaban Fina.

Menurutnya, dengan mengikuti lomba dia mendapat ilmu yang diperoleh dari luar sekolah. "Gimana caranya cari ide kepenulisan, tidak semua didapat di sekolah," ungkapnya.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua