Nasional

Nadia Shafiana Rahma, Novelis MAN 1 Surakarta Dapat Penghargaan dari Gubernur DIY

Nadia Shafiana Rahma, siswi MAN 1 Surakarta terima Apresiasi Prestasi Seni dan Budaya Anak Tahun 2021 dari Gubernur DIY

Nadia Shafiana Rahma, siswi MAN 1 Surakarta terima Apresiasi Prestasi Seni dan Budaya Anak Tahun 2021 dari Gubernur DIY

Surakarta (Kemenag) --- Nadia Shafiana Rahma, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta menerima Apresiasi Prestasi Seni dan Budaya Anak Tahun 2021 dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Penganugerahan diberikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedung Pracimasana Kepatihan, Komplek Kantor Gubernur DI Yogyakarta, Rabu (16/9/2021).

Apresiasi Prestasi Seni dan Budaya Anak adalah penghargaan, dukungan, kontribusi, dan apresiasi pemerintah kepada para pelaku seni dan budaya anak. Penerima penghargaan ini harus terverifikasi benar-benar memiliki ketekunan bidang seni-budaya secara terus-menerus, sejak dini hingga sekarang, dan berusia 7-18 tahun. Skala apresiasi ini cukup luas, bukan hanya untuk anak Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi bisa seluruh anak Indonesia. Bahkan, warga negara asing yang dinilai berjasa dan atau berprestasi luar biasa juga dalam pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan.

Nadia mengatakan, proses untuk mendapatkan penghargaan ini cukup Panjang, sejak awal 2021. Tahapan tersebut mulai dari penjaringan para calon yang diusulkan Pemda DIY, Pemda Kabupaten/Kota se-DIY, perguruan tinggi terakreditasi A, organisasi kemasyarakatan, komunitas-lembaga budaya non pemerintah, akademisi dan individu yang kompeten. Tim juri kemudian melakukan seleksi berkas, wawancara, sampai penetapan penerima penghargaan.

“Setelah berkas dinilai oleh dewan juri, saya mengikuti serangkaian proses seleksi termasuk wawancara. Ada juga visiting ke rumah oleh tim penyelenggara. Alhamdulillah, bisa sampai pada penyerahan penghargaan hari ini,” ungkap Nadia.

Nadia Shafiana Rahma adalah salah satu cerpenis dan novelis dari MAPK dan Pondok Pesantren Hadil Iman MAN I Surakarta. Dia telah menulis 37 buku novel, kumpulan cerpen, komik, dan esai yang diterbitkan oleh beberapa kementerian dan penerbit besar seperti KKPK Dar Mizan Bandung dan Indiva Solo. Karya Nadia juga banyak dimuat media cetak nasional dan lokal, seperti Kompas, Bobo, Media Indonesia, Harian Jogja, dan Kedaulatan Rakyat.

Buku dan karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing (Inggris dan Jerman) dan dipamerkan di berbagai negara, seperti Malaysia, Inggris, Italia, Cina, Mesir, Turki, dan Jerman. Nadia aktif dalam berbagai forum pelatihan, seminar, dan pertemuan penulis tingkat lokal, nasional, dan internasional, sebagai pembicara, trainer, maupun peserta.

Siswi yang lahir di Jakarta, 9 Januari 2004 ini menekuni bidang penulisan cerita pendek dan novel. DIa telah memenangi banyak kompetisi menulis, komik, melukis, dan poster tingkat Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Nasional. Dia juga telah menerima banyak penghargaan, misalnya Anugerah Kebudayaan RI dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Penghargaan Penulis Terpilih dari Menteri Kesehatan RI, dan Penghargaan Penulis dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa RI. Nadia sampai saat ini merupakan pemegang rekor dunia sebagai pembicara termuda sepanjang sejarah 500 tahun pameran buku tertua dan terbesar di dunia Frankfurt Book Fair (FBF) Jerman.

“Tema tulisan saya itu dunia anak-anak dan anak muda, seputar persaudaraan, persahabatan, kemanusiaan, kerukunan, kerja sama, cinta tanah air, budaya lokal, Islam yang damai dan ramah. Mungkin itu yang menarik perhatian dewan juri,” terang Nadia.

Ketika akan menulis, Nadia mengaku tidak pernah hanya mengandalkan referensi dari buku, internet, media, atau imajinasi semata, tetapi juga memastikan dengan terjun ke lapangan. “Dulu, saat saya menulis novel tentang Kota Solo, judulnya Living Solo, saya beberapa hari, siang malam keliling Solo. Semua tempat seperti stasiun, kraton, perpustakaan Radya Pustaka, stadion Sri Wedari, Stadion Manahan, pasar Tri windu, Museum Sangiran, pasar Gede, pasar Klewer, Masjid Gede, Museum Kraton, dan bengawan solo saya datangi, saya melakukan wawancara, saya foto, video, supaya datanya lengkap dan tepat,” cerita Nadia perihal caranya menulis.

Nadia mengucapkan terima kasih kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, Dinas Kebudayaan DIY, dan Dewan Juri, yang telah memberikan penghargaan. Juga kepada keluarga, almamater, bapak kepala sekolah, pembimbing, wali kelas, semua guru dan staf MAN I Surakarta dan pondok pesantren Hadil Iman yang selalu memberikan dukungan, arahan, dan bimbingannya.

"Penghargaan ini didedikasikan untuk MAN I Surakarta, keluarga besar Kementerian Agama RI, dan anak-anak Indonesia, khususnya pembaca karya saya,” ucap Nadia.

Nadia berpesan, semua anak perlu menemukan passionnya, menekuni, mendalami, serta mengembangkan dengan keyakinan dan kesungguhan. “Insya Allah, Allah membukakan dan menunjukkan jalan terbaiknya. Titik-titik perjalanan hanyalah efek dari perjuangan, kerja keras, doa, dan pasrah diri kepada Allah,” pungkas Nadia yang juga penerima beasiswa penuh Kennedy Lugar Youth Exchange Study (KL-YES) dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjalani sekolah SMA sampai lulus di Washington, USA ini.

Sementara itu, Slamet Budiyono, selaku kepala MAN 1 Surakarta, sangat bersyukur dan berbangga atas prestasi yang diraih Nadia. Sebab, prestasi itu bisa membawa nama besar madrasah di kancah daerah, nasional bahkan internasional melalui literasi.

"Tentu kita seluruh keluarga besar MAN 1 Surakarta, sangat bangga apa yang telah diraih oleh Nadia. Literasi telah menjadi jembatan untuk bisa mengangkat marwah madrasah. Hal ini sekaligus meneruskan prestasi dari alumni-alumni yang sukses dalam bidang literasi, salah satunya Habiburrahman El Shirazy. Semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi melalui literasi," pungkas Slamet Budiyono.


Editor: Moh Khoeron

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua