Internasional

UIN Malang Akan Gelar Konferensi Internasional Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Islam

Jakarta (Pinmas) --- Upaya untuk menjadikan Universitas Islam Negeri (UIN) sebagai universitas bertaraf internasional (world class university) terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggelar event kependidikan bertaraf internasional.

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bekerjasama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan BAN-PT akan menggelar konferensi internasional penjaminan mutu pendidikan Islam. Rektor UIN Malang Mudjia Rahardjo dalam siaran persnya, Jumat (09/12), menyebutkan bahwa konferensi ini akan digelar pada 17 - 20 Desember mendatang di Malang.

Konferensi internasional ini merupakan gelaran ketiga setelah sebelumnya diselenggarakan pada 2014 dan 2015. Adapun tema konferensi tahun ini adalah ‘the quality assurance of Islamic higher education enhancement through key performance indicators’. Selain peserta dari Indonesia, akan hadir juga undangan dari perwakilan 11 negara, yaitu: Bangladesh, Pakistan, Jordan, Saudi Arabia, Nigeria, Sudan, Uganda, Sinegal, Malaysia, dan Turki.

Mudjia Rahardjo menjelaskan, penyelenggaraan konferensi internasional ini dilatarbelakangi kesadaran bahwa tantangan terbesar negara-negara Islam, termasuk Indonesia, dalam membangun dan menjaga keberlanjutan pendidikan tinggi di era global ini adalah bagaimana menentukan tata kerja yang tepat untuk mendukung perguruan tinggi dan memosisikan diri sejajar dengan universita-universitas terkemuka di dunia.

Untuk mencapai hal tersebut , lanjut Mudjia, segenap sistem nilai yang menjadi kunci dalam pencapaian tingkatan sebagai universitas bertaraf internasional harus dikembangan dengan sungguh-sungguh.

"Globalisasi menuntut perguran tinggi memikirkan relevansi, kualitas, dan tata kelola guna menjaga eksistensi institusi dalam dunia yang semakin dinamis. Derasnya arus globalisasi, menghadapkan pendidikan tinggi di negara-negara berkembang pada tantangan yang semakin berat. Perguruan tinggi dituntut mampu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, serta infrastruktur, dan sistem pendanaan dalam mendukung operasionalisasi kegiatan," paparnya.

Rektor menambahkan, negara-negara Islam yang tergabung dalam organisasi OKI, telah memberikan perhatian serius pada pengembangan dan kerjasama dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. Melalui organisasi ISESCO, telah disusun Key performance Indicators (KPIs) bagi universitas di Negara-negara islam. KPIs tersebut digunakan untuk mengekspresikan secara kuatitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi perguruan tinggi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan institusi.

"Jadi jelas bahwa KPIs merupakan kriteria yang dapat kita gunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian pendidikan tinggi Islam di Negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia," ujarnya.

Selain itu, lanjut Mudjia, revolusi teknologi informasi dan komputer yang banyak menyediakan kemudahan bagi sivitas akademika dalam menjalankan tugasnya, pada beberapa kasus juga menimbulkan masalah. Komputer, gadget, dan internet memang berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Tetapi, perangkat teknologi itu juga memicu kecanduan (addicted) sebagian mahasiswa.

"Dampak buruk dari penggunaan teknologi informasi tersebut harus diatasi secara bersama-sama dengan merumuskan langkah-langkah strategis menghadapi kecanduan teknologi di perguruan tinggi," katanya.

Karena itu, jelas Mudjia, akan ada tiga isu utama yang dibahas dalam seminar internasional tersebut, yaitu: (1) implementasi Key Performance Indicators di perguruan tinggi Islam di Indonesia, (2) pengembangan strategi kemitraan dalam meningkatkan penjaminan mutu di perguruan tinggi Islam, dan (3) peran perguruan tinggi Islam dalam menghadapi kecanduan teknologi.

Forum ini diharapkan mampu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi KPIs pada perguruan tinggi di Negara-negara Islam. Melalui forum ini, diharapkan juga akan ada rumusan indikator nilai-nilai keislaman untuk mengukur level keislaman dalam manajemen perguruan tinggi.

"Kami berharap seminar ini menghasilkan bentuk dan model kerja sama strategis antar perguruan tinggi di Negara-negara Islam dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Di samping itu, rumusan langkah strategis untuk menghadapi kecanduan teknologi pada masyarakat kampus khususnya dan masyarakat muslim dunia pada umumnya," tandasnya. (rilis/mkd/mkd)

Tags:

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua