Nasional

Tokoh Agama Di Ambon Serukan Umat Mulai Hidup Baru

Ambon, 24/12 (Pinmas) - Para tokoh agama mengeluarkan seruan kepada umatnya di Kota Ambon dan sekitarnya, untuk memperbarui diri dengan melupakan hidupnya yang lama dan kembali memulai hidup baru. Para pendeta dalam khotbah ibadah persiapan menyambut Perayaan Natal pada sejumlah gereja misalnya, mengimbau umat untuk membaharui diri dan meninggalkan hidup yang lama, terutama menghilangkan dendam dan amarah serta memulai hidup baru penuh damai, rukun dengan umat lainnya sebagai sesama saudara dalam bingkai kekeluargaan dan persaudaraan yang hakiki.

Berbagai persoalan yang muncul dan masih tersimpan di hati setiap umat sebagai akibat akumulasi konflik berkepanjangan sejak 1999 lalu, hendaknya dilupakan dan terus merajut kehidupan harmonis dan damai serta rukun yang semakin terbina."Allah tidak pernah membeda-bedakan manusia, hitam-putih, kaya-miskin atau Kristiani-Muslim, tetapi janji Allah adalah memberi hidup yang kekal.

Oleh karenanya tinggalkan segala perbedaan dan permusuhan dan mulailah hidup baru di tahun 2006 yang penuh rahasia," ujar Ketua Sinode GPM Pendeta DR. John Ruhulesin, dalam khotbahnya saat ibadah persiapan perayaan Natal di Gereja Maranatha.Umat juga diminta untuk tidak hanya mempertanyakan apa yang telah dibuat Allah kepada manusia, tetapi sebaliknya menanyakan apa yang telah dibuat umat untuk kemuliaan Allah dan pekerjaannya, terutama mencontohi perilaku dan pola hidup Yesus Kristus sebagai Juru Selamat Dunia.Umat pun diminta untuk merendahkan diri, tidak cemburu, dengki, iri hati, dendam, dapat mengendalikan diri serta tidak sombong dalam menghadapi berbagai tantangan hidup di tahun yang baru.Sementara itu, Ketua MUI Maluku, Drs.Idrus Toekan, dan Uskup Diosis Amboina, P.C. Mandagi, M.Sc menyatakan perayaan Natal tahun 2006 dapat berlangsung aman dan damai berkat harmonisasi kerukunan hidup antar-umat beragama yang semakin kuat terbangun di tengah-tengah masyarakat.

"Perayaan Natal maupun Idul Fitri bagi Umat Muslim sebulan lalu, merupakan Momentum penting yang harus dimanfaatkan guna menunjukkan bagi dunia bahwa sesungguhnya tidak ada perang antarumat beragama di Maluku. Namun, simbol-simbol agama yang dimanfaatkan untuk menyulut emosi masing-masing pemeluk agama dengan tujuan terjadi pertikaian," tandas keduanya.Para pemimpin agama Maluku ini memastikan tidak ada lagi dendam di hati umat beragama sebagai akibat konflik masa lalu, dan semua komponen masyarakat saling bergandengan tangan untuk mewujudkan persaudaraan yang hakiki dalam bingkai pela dan Gandong yang merupakan warisan datuk-datuk (leluhur-red) yang harus dipelihara anak-cucu (penerus-red)," kata mereka.Sesuai pemantauan situasi dan kondisi keamanan di Ambon dan Maluku menjelang perayaan Natal tampak aman dan berbagai aktivitas masyarakat berjalan sebagaimana biasanya dan apat kepolisian pun terlihat santai dalam melakukan pengamanan.(Ant/Ba)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua