Jeddah, 3/12 (Pinmas) - Seluruh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) saat ini melakukan gerakan tutup mulut, menyusul larangan memberikan informasi kepada media massa yang dikeluarkan Ketua TKHI DR.Dr. Barita Sitompul SpJP, 30 November 2007 di Jeddah. Larangan informasi dalam bentuk surat edaran itu berbunyi : Dalam beberapa hari belakangan ini, ditengarai adanya kegelisahaan dan kabar yang simpang siur yang akhirnya masuk ke pemberitaan media massa sehingga menimbulkan kegelisahaan di tanah air.

Melihat hal itu, maka untuk mengurangi kesimpangsiuran berita dan tanpa mengurangi sedikitpun hak media untuk memperoleh informasi dengan ini diumumkan sebagai berikut: 1. kepada seluruh TKHI tidak dibenarkan memberikan pernyataan-pernyataan/penjelasan-penjelasan yang tidak sesuai dengan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing. 2. Semua informasi yang diperlukan oleh media massa disalurkan melalui Wakadaker (Wakil Kepala Daerah Kerja) setempat atau langsung ke Wakil Kepala Pelayanan Kesehatan (WAKA YANKES) di Jeddah.

Demikian agar instruksi ini dipatuhi dengan baik. Akibat adanya surat edaran berisi larangan tersebut, maka semua petugas kesehatan haji saat ini melakukan aksi tutup mulut terhadap wartawan MCH, termasuk informasi mengenai jamaah yang sakit dan meninggal dunia. Petugas TKHI tampak ketakutan kalau berdekatan dengan wartawan. Koordinator Liputan MCH Jeddah Rusli Haudy menyayangkan surat edaran yang berisi larangan tersebut. Karena sudah bersifat membungkam pers. “Cara-cara seperti ini sudah tidak benar, “kata Rusli sembari menyesalkan sikap Ketua TKHI yang sangat menyinggung lembaga MCH.

Mestinya justru pejabat Depkes bersikap transparan dan menunjukkan akuntabilitasnya, karena tugas TKHI merupakan tugas negara. “Kalau ada sesuatu yang mengganjal mari kita bicarakan, jangan main larang, sehingga menutup informasi yang seharusnya dijelas-terangkan. Saya akan segera mengkonfirmasi kepada Menteri Kesehatan masalah ini,” demikian Korlip MCH Jeddah.(mr)