Khonghucu

Tahun Baru Imlek 2573 Kongzi Li, Momentum Memperbaharui Diri

Ws.Mulyadi Liang (Rohaniwan Khonghucu)

Ws.Mulyadi Liang (Rohaniwan Khonghucu)

“Seorang Junzi Hidup Dalam Tengah Sempurna (Zhong Yong), Seorang Rendah Budi Menentang Tengah Sempurna (Fan Zhong Yong)”

Salam dalam Kebajikan, Wei De Dong Tian! Sebentar lagi umat Khonghucu akan merayakan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2573 Kongzi Li, tepatnya pada tanggal 1 Zheng Yue 2573 Kongzi Li (1 Februari 2022). Setiap merayakan tahun baru, tentunya akan ada perasaan dan suasana hati yang diliputi kegembiraan dan suka cita, meskipun sudah dua tahun lebih kita merayakannya dalam situasi Pandemi Covid-19 yang nampaknya belum juga usai.

Umat Khonghucu memaknai datangnya tahun baru dengan berbagai kegiatan yang penuh makna, bukan hanya sekedar merayakan sebuah tradisi yang sudah dilakukan secara turun termurun, bahkan sudah berusia ribuan tahun. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan di rumah masing-masing saat menjelang Tahun Baru? Biasanya diawali dengan membersihkan dan membereskan rumah sampai menghias rumah dengan berbagai macam pernak-pernik khas Imlek bernuansa warna merah. Tidak ketinggalan pula persiapan lainnya seperti membeli baju baru, menyiapkan makanan khas Imlek dan sebagainya. Semua itu dilakukan agar kita bisa merasakan suasana yang berbeda saat hari-hari biasa dan suasana saat tahun baru.

Selain persiapan yang dilakukan tersebut di atas, sesungguhnya ada rangkaian aktivitas yang lebih penting lagi terkait dengan nilai-nilai religius dalam bentuk aksi sosial dan persembahyangan yang dilakukan oleh umat Khonghucu dalam menyambut datangnya Tahun Baru ini, yakni:

1. Hari Persaudaraan
Seminggu sebelum perayaan Tahun Baru, umat Khonghucu wajib melakukan kegiatan sosial dengan cara berdana atau membagikan berbagai macam kebutuhan pokok, makanan, pakaian dan sebagainya bagi mereka yang membutuhkan. Hari ini dikenal dengan Hari Persaudaraan, tepatnya jatuh pada tanggal 24 bulan ke-12 Kongzi Li.

2. Sembahyang Leluhur
Sehari menjelang saat Tahun Baru, setiap keluarga akan melaksanakan sembahyang kepada leluhur di rumah masing-masing, yaitu sembahyang tutup tahun lama. Sembahyang dilaksanakan pada saat Weishi (pukul 13.00-15.00)

3. Sembahyang Syukur Malam Penutupan Tahun (Malam menjelang Yuandan)
Dilaksanakan oleh keluarga pada saat Zhishi (pukul 23.00-01.00), cukup dilakukan dengan dianxiang (tiam hio, dialek Hokkian), kecuali bila telah melakukan nazar (janji/kaul) wajib dilakukan dengan menyiapkan altar lengkap.

4. Sembahyang Besar Kepada Tian Yang Maha Esa
Dilaksanakan pada tanggal 8 malam menjelang 9 Zheng Yue pada saat Zhisi (pukul 23.00-01.00). Sembahyang dilakukan dengan cara menghadap pintu keluar atau di tanah lapang. Altar dibuat dari sebuah meja yang tinggi, dapat dilaksanakan secara bersama-sama ataupun perorangan. Pimpinan upacara seorang rohaniwan tertinggi yang ada; bila dilaksanakan di rumah, maka dipimpin oleh kepala keluarga. Sebelum pelaksanaan upacara sembahyang besar kepada Tian ini, umat diwajibkan untuk berpantang dan bersuci diri (chizai) mulai pada hari ke-2 Tahun Baru sampai selesai pelaksanaan upacara sembahyang besar ini. Upacara sembahyang besar kepada Tian ini ditutup dengan melakukan San Gui Jiu Kou (tiga kali berlutut, sembilan kali menundukkan kepala ke lantai)

5. Sembahyang Syukur Shangyuan/Yuanxiao
Dilaksanakan pada tanggal 15 Zheng Yue, waktunya antara saat Chenshi dan Zhishi (pukul 15.00-01.00). Sembahyang dapat dilakukan dengan cara dianxiang maupun upacara besar, biasanya diselenggarakan acara yang bersifat syukuran. Pelaksanaan sembahyang dapat dilakukan dalam keluarga atau di miao/kelenteng. Yuanxiao melambangkan saat berkah mulai diturunkan atas penghidupan dalam tahun yang bersangkutan, maka biasanya dilakukan upacara sembahyang besar bagi para suci (Shenming) untuk keselamatan dan berkah bagi masyarakat dalam penghidupan. Sembahyang syukur Yuanxiao ini sebagai penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru yang sudah kita laksanakan sejak tanggal 1 Zheng Yue, selanjutnya kita mulai bersiap diri untuk menjalani kehidupan pada tahun yang baharu ini dengan harapan semoga pada tahun yang akan kita jalani ini akan menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Setiap peribadahan umat Khonghucu selalu dilakukan kepada leluhur, kepada Nabi/Shenming, kepada bumi dan kepada Tian Yang Maha Esa. Sembahyang kepada leluhur dilakukan sebagai wujud laku bakti (xiao) seorang anak kepada orang tua dan leluhurnya, karena kita meyakini bahwa orang tua adalah merupakan representasi Tian. Tanpa adanya orang tua atau leluhur, maka tidak akan ada kita di atas dunia ini. Seperti yang dikatakan oleh Zengzi, “Permulaan laku bakti adalah merawat warisan orang tua berupa tubuh jasmani dengan sebaik-baiknya; sedangkan akhir laku bakti adalah menjaga nama baik orang tua dan memuliakannya” (Xiaojing)

Laku bakti (xiao) tidak hanya dilakukan oleh seorang anak pada saat orang tuanya masih hidup, melainkan terus dilanjutkan meskipun orang tuanya telah tiada dalam bentuk persembahyangan:

• “Pada saat hidup, layanilah sesuai dengan Kesusilaan (Li); ketika meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan Kesusilaan; dan sembahyangilah sesuai dengan Kesusilaan” (Lun Yu II:5)
• “Pada saat sembahyang kepada leluhur, hayatilah akan kehadirannya dan waktu sembahyang kepada Tuhan Yang Maharoh, hayatilah pula kehadiranNya. Kalau Aku tidak ikut sembahyang sendiri, aku tidak merasa sudah sembahyang” (Lun Yu III:12)

Sembahyang kepada bumi dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas berkah bumi yang melimpah serta memberikan sumber makanan dan penghidupan bagi semua makhluk. Sembahyang kepada Nabi/Shenming sebagai bentuk penghormatan atas teladan yang diberikan dan ajarannya yang mulia bagi kedamaian dan keselamatan umat manusia.

Sembahyang kepada Tian Maha Pencipta alam semesta beserta isinya, yang wajib kita sujudi dan taati FirmanNya, sebagai bentuk rasa syukur kita atas berkah dan limpahan rahmatNya sepanjang tahun. Persembahyangan kepada Tian wajib dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, baik secara jasmani maupun rohani. Sebelum bersembahyang kepada Tian, kita wajib melakukan persiapan dengan cara berpantang, berpuasa, membersihkan diri, mensucikan hati, dan mengenakan pakaian yang layak dan bersih.

“Sungguh Maha Besarlah kebajikan Guishen (Tian Yang Maharoh); dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tidada yang tanpa Dia. Demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa,, membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap sujud bersembahyang kepadaNya. Sungguh Maha Besar Dia, terasakan di atas dan di kanan-kiri kita” (Zhong Yong XV:1-3)

Hidup Dalam Tengah Sempurna (Zhong Yong)

Sebagaimana tema di atas yang diangkat oleh MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) pada perayaan Tahun Baru Imlek 2573 Kongzi Li pada tahun ini, diharapkan semua umat Khonghucu khususnya senantiasa ingat akan ajaran Nabi Kongzi untuk berlaku Tengah Harmonis (Zhong He), sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2022 ini sebagai Tahun Toleransi. Hal ini menjadi sangat penting demi menjaga keutuhan bangsa Indonesia terutama didalam upaya menangkal berbagai macam sikap dan tindakan intoleran, ujaran kebencian serta berbagai macam tindakan tidak terpuji lainnya yang dapat memecah belah kerukunan dan keharmonisan hidup bangsa Indonesia.

“Bila terselenggara Tengah dan Harmonis (Zhong He), maka kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi, segenap makhluk dan benda akan terpelihara” (Zhong Yong Bab Utama:5)

Perbedan suku, budaya, bahasa daerah, agama, dan kepercayaan adalah merupakan keniscayaan yang patut kita syukuri sebagai bangsa karena Indonesia yang dulu dikenal dengan sebutan Nusantara dibangun atas dasar kebhinekaan. Para pendiri bangsa ini telah menyadari semua itu, maka sejak awal berdirinya negara Republik Indonesia ini dibangun dengan dasar negara Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu sebagai generasi yang hidup pada saat ini dan juga bagi generasi mendatang, berkewajiban untuk tetap mempertahankan cita-cita luhur dari para pendiri bangsa ini, jangan sampai kita mudah tercerai berai bagaikan pasir yang berserakan. Maka persatuan dan kesatuan harus dirawat dan dijaga, demi keutuhan dan kejayaan bangsa Indonesia.

Letak geografis negara Indonesia yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa sangatlah strategis, terletak diantara dua benua Asia dan Australia, diantara dua samudera, samudera Pasific dan Samudera Hindia. Kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah adalah merupakan sumber daya alam yang tak terhingga serta jumlah penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia. Semua potensi itu adalah merupakan sumber kekuatan yang besar, tetapi bilamana tidak dapat digunakan dengan baik secara maksimal, hal itu tidak akan memberikan dampak dan manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka persatuan dan kesatuan itu jauh lebih penting dibandingkan dengan kesempatan dan keuntungan keadaan tempat. Tanpa adanya persatuan dan kesatuan serta komitmen bersama dari seluruh komponen bangsa Indonesia, maka akan sangatlah sulit untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Mengzi mengatakan, “Kesempatan tidak sebanding dengan keuntungan keadaan tempat; keuntungan keadaan tempat tidak sebanding dengan persatuan orangnya” (Mengzi IIB:1)

Sikap cinta tanah air dan rela berkorban demi nusa dan bangsa harus menjadi pendorong semangat bagi kita untuk terus berjuang dalam mewujudkan negara Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Kepentingan umum harus diutamakan di atas kepentingan pribadi ataupun kelompok/golongan, jika hal itu dapat dilaksanakan dengan baik maka pada tahun 2045, yakni 100 tahun Indonesia Merdeka, negara kita akan menjadi negara besar dan maju diantara nama negara-negara lain yang sudah memimpin pada saat ini.

“Tanah air harus dijaga dari generasi ke generasi, tidak boleh ditinggalkan sekedar pertimbangan pribadi. Besiaplah untuk mati, tetapi jangan pergi” (Mengzi IB:15.3)

Semoga cita-cita luhur dan harapan kita bersama ini akan terwujud dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang, Indonesia benar-benar akan menjadi negara yang maju gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja (subur makmur, tertib, tentram dan sejahtera).

Selamat Tahun Baru Imlek 2573 Kongzi Li
Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi
Shanzai!

Ws.Mulyadi Liang (Rohaniwan Khonghucu)


Fotografer: Istimewa

Khonghucu Lainnya Lihat Semua

Js Jenny Sudjiono (Rohaniwan Khonghucu)
Berkah di Jalan Tian

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan