Buddha

Sikap Hidup “Easy Going”

Ilustrasi: Mega Halimah

Ilustrasi: Mega Halimah

Attadatthaṁ paratthena, bahunā pi hāpaye. Attadatthamabhiññāya, sadatthapasuto siyā. Janganlah karena demi kesejahteraan orang lain lalu seseorang melalaikan kesejahteraan sendiri. Setelah memahami tujuan akhir bagi diri sendiri, hendaklah ia teguh melaksanakan tugas kewajibannya. (Dhammapada, Syair 166)

Menjadi orang yang mudah diterima dalam suatu lingkungan masyarakat sangat baik. Orang yang mampu menciptakan suasana pergaulan yang hangat tentu akan memiliki banyak teman.

Dalam membangun suasana pergaulan yang hangat di antara sesama teman, diperlukan adanya sebuah keputusan yang bijak. Dalam kenyataannya, kadang-kadang demi untuk menjaga pergaulan dan persahabatan yang baik, seseorang mengesampingkan tugas dan kewajibannya sendiri.

Jika kita mencoba memahami tipe kepribadian, dapat diketahui bahwa setiap orang memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Orang dengan tipe kepribadian yang menyenangkan tentu lebih disukai. Orang yang menyenangkan itulah yang akan memiliki banyak teman, relasi, dan memperoleh kemudahan atas bantuan dari banyak orang.

Menjadi orang yang menyenangkan bisa jadi karena sifat dasar itu telah ada sesuai dengan buah perbuatan masa lampaunya. Namun, sifat itu dapat juga dibentuk melalui belajar atau perbuatan masa sekarang.

Semua makhluk memiliki karmanya sendiri, mewarisi karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri, apapun karma yang dilakukannya, baik atau buruk, begitulah yang akan diwarisinya (Brahmaviharapharana).

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, bahwa menjadi orang yang menyenangkan tentu bukan asal dapat menyenangkan orang lain dengan mengorbankan kepentingannya sendiri. Jika hal itu yang dilakukan, maka dapat disebut orang yang tidak mau repot, yang tidak konsisten dengan tujuan hidupnya sendiri, atau yang meremehkan / menggampangkan hidupnya. Dalam istilah gaulnya dapat disebut easy going.

Banyak di antara orang yang menggampangkan hidupnya, dengan mengatakan “hidup mengalir saja seperti air”. Benar bahwa air yang mengalir menandakan adanya kehidupan. Namun, aliran air tentu perlu dikendalikan dan diatur agar dapat berhasil guna dan berdaya guna. Begitulah pentingnya mengatur atau menata kehidupan.

Setiap orang tentu memiliki susunan prioritas yang akan dilakukan dalam kehidupannya. Mendahulukan kepentingan pokok daripada yang tidak pokok. Harus dapat membedakan mana kebutuhan yang penting dan yang tidak penting, demikian pula mana permasalahan yang mendesak atau tidak mendesak. Orang yang menggampangkan hidupnya cenderung tidak memiliki kemampuan dalam memahami prioritas kehidupannya.

Bersyukurlah kita sebagai umat Buddha, senantiasa diingatkan oleh Guru Agung Buddha untuk menemukan kebijaksanaan dalam menempuh jalan kehidupan. Menyadari bahwa karma apapun yang dilakukan, baik atau buruk, begitulah yang akan diwarisi, maka jika seseorang ingin meraih kebahagiaan maka tentu harus lebih banyak memupuk perbuatan baik dalam kehidupan.

Setidaknya ada empat pilihan yang diajarkan oleh Guru Agung Buddha agar kita menjadi orang yang bermakna dan memiliki kualitas hidup yang baik, sebagaimana tertuang dalam Sikkhāpadasuttaṁ (Anguttara Nikaya 4.99), yaitu:

"Ada empat jenis pribadi di dunia ini. Apakah itu? Seseorang yang berlatih untuk kebaikan sendiri, tapi tidak untuk pihak lain. Seseorang yang berlatih untuk kebaikan pihak lain, tapi tidak untuk dirinya sendiri. Seseorang yang berlatih tidak untuk kepentingannya dan tidak juga untuk pihak lain. Seseorang yang berlatih untuk kepentingannya sendiri dan juga untuk kepentingan pihak lain."

Sikap hidup adalah pilihan setiap orang. Bijaksana dalam memilih sikap hidup perlu dilakukan dalam mewujudkan tujuan hidup. Karena itu, sangat penting untuk menata hidup dengan baik dan teratur.

Hidup tertata dan teratur bukan berarti mengurangi kreativitas dan inovasi dalam meraih tujuan hidup. Namun keteraturan yang dilakukan adalah untuk mewujudkan target secara nyata. Jika seseorang hidup secara teratur, sudah tentu akan mendapatkan lebih banyak kebaikan-kebaikan. Ibarat menata ruang penyimpanan pada Gadget dengan menghapus sampah untuk bebaskan ruangan sehingga akan semakin meningkat kecepatannya.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Buddha Lainnya Lihat Semua

Ilustrasi
Kasih Sayang Ibu
Buddha Wacana
Keyakinan Benar

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan