Nasional

Sebagai Sekolah Kepemimpinan, Menag Sebut PMII harus Miliki 4 Karakter

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan, sebagai sekolah kepemimpinan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus memiliki empat karakter.

Hal ini disampaikan Menag saat menghadiri Ramadan Public Lecture di Jakarta, Jumat (22/4/2022).

Pertama, PMII harus bisa menjadi tempat belajar secara personal dan progresif bagi setiap kadernya untuk menjadi pemimpin dan ahli di semua bidang, khususnya bidang-bidang yang dibutuhkan di masa depan. Misalnya, Data Science, Information Technology, Artificial Intelligence, Machine Learning, Cyberwarfare, Geopolitics, Diplomacy, sosial politik, ekonomi, business intelligence, keamanan, dan tentu saja agama sebagai inspirasi.

"Kedua, PMII sebagai gerakan harus bisa menjadi wadah pembelajaran bagi kader-kadernya untuk bersosialisasi, mengetahui dan memahami apa yang dikehendaki masyarakat, serta mengambil peran aktif lebih banyak sebagai agent of change di masyarakat," ujar Gus Yaqut.

"PMII harus menyadari perannya untuk bisa belajar bagaimana menyelesaikan atau setidak-tidaknya menghadirkan alternatif-alternatif penyelesaian masalah bagi masyarakat, dan bukan justru menjadi masalah bagi masyarakat," lanjutnya.

Ketiga, Gus Yaqut mengatakan, sebagai sekolah kepemimpinan, di PMII para kader harus bisa belajar memahami dan menganalisis konteks suatu masalah dengan baik dan komprehensif. Pemahaman akan konteks atas suatu masalah, baik lokal, nasional maupun global, butuh pengetahuan dan bacaan yang luas dan dalam, butuh kehati-hatian, tidak grusa-grusu cepat menyimpulkan.

"Keempat, sahabat-sahabat kader PMII harus sadar kita saat ini hidup di dunia yang mengalami disrupsi digital, dan semua hampir terdigitalisasi. Setiap gerakan, termasuk di dalamnya ucapan, sikap, dan perbuatan serta karya sahabat-sahabat hari ini akan memiliki jejak digital, yang dapat dibaca oleh publik. Jangan sampai karena kebodohan atau kekuranghati-hatian atau kekhilafan sahabat-sahabat kader dan pengurus PMII hari ini, menyesal kemudian atau bahkan merugikan diri sendiri dan pergerakan," terang Gus Yaqut.

Lebih lanjut, Gus Yaqut menegaskan jika semua harus dihitung dan dianalisis dengan cepat dan tepat, penuh kehati-hatian, dialektis serta kritis (termasuk terhadap sahabat sendiri), khususnya terkait positioning atas sesuatu. Apalagi, jika itu terkait hal-hal yang bersifat politik.

"Jika PMII sudah memiliki 4 karakter penting tadi, maka PMII harus bisa bertransformasi menjadi one organized community. Satu jam'iyah yang satu dan sama. Ibarat kereta api, bergerak cepat, tepat waktu dan tak berhenti sebelum sampai tujuan," pungkas Gus Yaqut.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Romadaniel

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua