Nasional

RUU Perbukuan Drong Guru Lebih Kreatif Menulis

Jakarta, 15/8 (Pinmas) - Sekretaris Jenderal Departemen Agama (Depag) Bahrul Hayat,Phd mengatakan, pemerintah saat ini tengah mempersiapkan Rancangan Undang-Undang Perbukuan untuk lebih mendorong para guru agar lebih banyak menulis buku, khususnya buku pelajaran. "Tahun ini pemerintah tengah mempersiapkan RUU Perbukuan untuk mendorong guru agar lebih banyak menulis dengan mengungkapkan pengalaman pembelajarannya," katanya usai berbicara pada Seminar "Menggagas Buku Pelajaran yang Mencerdaskan" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, dalam RUU itu juga akan diatur tatacara pemberian penghargaan terhadap hak cipta penulis serta hubungannya dengan penerbit buku.Ia berharap, tahun 2007, RUU Perbukuan itu sudah bisa dibahas Di DPR dan disahkan menjadi UU. Sedangkan terkait dengan buku pelajaran yang mencerdaskan, Bahrul mengatakan bahwa buku yang baik itu memiliki nilai pemahaman yang baik sehingga pembaca bisa menangkap isi buku tersebut. Selain itu, buku tersebut harus mampu memberi motivasi pada anak atau pembaca untuk belajar serta mendorong pembacanya untuk memperhatikan isi bacaannya. "Buku itu harus bisa merangsang pembaca untuk terus membacanya hingga halaman terakhir," kata Bahrul yang sebelumnya pernah menjadi pejabat di Depdiknas.

Mengenai program penyetaraan kualitas guru, ia mengatakan, ke depan pemerintah akan memberlakukan standar kualifikasi guru serta harus mewajibkan pemilikan sertifikat standar kompetensi. "Ke depan, yang akan menjadi guru harus lulus ujian sertifikasi yang meliputi standar formal S1 atau Diploma 4 dan standar kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial," katanya. Sementara itu, staf pengajar dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Dr Sri Redjeki, MPd mengatakan, buku teks yang dapat merangsang pembaca untuk berpikir adalah yang mengajukan pertanyaan dan harus dijawab dalam bentuk uraian yang dapat dipelajari oleh anak didik. Khusus untuk kurikulum 2006 yang dikenal sebagai kurikulum berbasis sekolah, katanya, penulis buku harus jeli mengungkap indikator yang diharapkan muncul berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum.(Ant/Ims)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua