Nasional

Pancasila Masih Cocok Bagi Indonesia

Depok, 31/5 (Pinmas) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra menilai Pancasila merupakan ideologi yang paling cocok bagi Indonesia karena mampu bertahan di tengah keragaman bangsa Indonesia dan belum melihat ada ideologi lain yang mampu menggantikannya. "Saya belum melihat ada ideologi lain yang mampu menggantikan Pancasila," kata Azyumardi, dalam Simposium Nasional Peringatan Hari Lahir Pancasila, di Universitas Indonesia, di Depok, Rabu.

Dalam acara yang mengambil tema `Restorasi Pancasila Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas` tersebut, tampil sebagai pembicara Azyumardi Azra, Goenawan Muhammad, Yakob Oetama, Fuad Hasan, dan Karina Supeli.Azyumardi mengatakan ideologi Pancasila sudah dibuktikan mampu bertahan sejak tahun 1945 hingga saat ini, sehingga Pancasila sangat cocok untuk bangsa Indonesia yang sangat mejemuk tersebut."Mungkin orang berfikir saat ini menggunakan ideologi Islam tapi kan kita tahu Islam banyak penafsiran dan pemahaman," katanya.

Ia mengatakan yang penting adalah ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah serta yang lainnya tetap memiliki komitmen kepada Pancasila. Ini merupakan modal dasar Pancasila sebagai ideologi.Namun ia mengakui ada di kalangan Islam yang tidak suka dengan Pancasila, jika ideologi Islam diterapkan sulit karena penafsiran dan pemahaman dalam Islam itu bermacam-macam. Untuk itu Azyumardi mengharapkan nama baik Pancasila harus dipulihkan, karena sudah terlanjur dicap sebagai sesuatu alat kekuasaan pada masa Orde Baru."Padahal nilai itu sendiri khususnya sila-silanya justru semakin relevan untuk keadaan sekarang," jelasnya.

Ia mencontohkan pada sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab harus dapat diimplementasikan karena saat ini manusia Indonesia kurang beradab jika mengekspresikan pikiran, dan perasaannya yaitu dengan tindakan kekerasan dengan membakar fasilitas umum.Untuk memulihkan nama baik Pancasila dibutuhkan diskusi umum agar menjadi wacana umum di masyarakat. Jadikan Pancasila sebagai sebuah pemikiran dan masyarakat memberikan sumbangan pemikiran agar menjadi sebuah ideologi yang terbuka.

"Fungsi dan pelaksanaan Pancasila harus direvitalisasi, yaitu dengan mencoba menilai kembali kandungan Pancasila dan merumuskan kembali," ujarnya. Ia menilai para pejabat publik saat ini tidak mau membicarakan Pancasila dan jika menyebut Pancasila hanya secara selintas saja."Tidak ada usaha sistematis yang dilakukan pejabat publik tersebut, misalnya dengan melibatkan tokoh publik untuk membicarakan Pancasila," tegasnya.

Ia mengharapkan Pancasila tidak didominasi oleh pemerintah seperti pada masa lalu, dan dia menyesalkan perlakuan Orde Baru terhadap Pancasila. Namun hal tersebut, katanya, tidak perlu diratapi, yang penting sekarang adalah menatap masa depan."Pancasila harus dijadikan gagasan sebagai ideologi terbuka jadi tidak boleh ada lembaga yang mendominasi pemahaman Pancasila seperti masa Orde Baru," demikian Azyumardi.(Ant/Ba)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua