Nasional

Musik Sufi Mampu Hadir Sampaikan Pesan-pesan Moral

Jakarta(Pinmas)--Menteri Agama H Suryadharma Ali mengatakan, musik sufi atau musik Islami yang estetis dan humanis senantiasa mampu hadir menyampaikan pesan-pesan moral, memberikan pencerahan dan kesejukan ruhaniah kepada seluruh manusia di muka bumi ini, sehingga dapat memberikan arah dan jalan kepada kehidupan yang lebih bermakna. "Kita optimistis bahwa Islam dan seni pada dasarnya memiliki karakter yang sama, yaitu bersifat universal, akan senantiasa menampilkan perpaduannya untuk memberikan kontribusi yang berharga terhadap problema kemanusiaan modern saat ini, yaitu kegersangan runahiyah, kekeringan spiritual dan kehilangan makna hidup yang hakiki," papar Menag dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dirjen Bimas Islam Kemenag Prof Dr H Nasaruddin Umar, MA ketika membuka Festival Internasional musik Sufi di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Senin (18/7) malam. Festival Musik Sufi internasional yang dimotori Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama ini menampilkan grup musik Islami dari enam negara, yakni Indonesia, Mesir, Pakistan, Maroko, Iran, dan Turki. Penampilan Festival Musik Islami yang berlangsung hingga dini hari ini sangat memukau penonton. Bahkan tidak sedikit penonton yang terbawa arus alunan dan gerakan energik yang dibawakan grup musik masing-masing negara ini. Peserta dari Indonesia diwakili oleh artis Arafah, LASQI DKI Jakarta, dan grup Pravitasari. Menurut Menag, Islam adalah agama yang realistis. Ia berinteraksi dengan segenap unsure pembentukan manusia, baik akan maupun jiwanya. Islam menyeru manusia agar memenuhi seluruh kebutuhannya dalam batas-batas yang proporsional. Apabila olehraga merupakan penyegar jasmani, lannjut Menag, ibadah merupakan penyegar ruhni, dan ilmu pengetahuan penyegar akan pikiran, maka seni musik sufi merupakan penyegar dan santapan bagi jiwa. Tentunya musik yang dapat mengangkat kualitas manusia, bukan jsutru menjerumuskannya dalam kehinaan. "Saya gembira melihat perkembangan musik Islami di Indonesia yang cukup pesat saat ini, baik yang masih bersifa teradisional maupun modern," kata Menag. Ini menunjukkan bahwa ada kesadaran baru di kalangan musisi dan masyarakat muslim kita untuk menjadikan musik tidak hanya sebatas hiburan dan tontotan, tapi sudah lebih maju memosisikan musik sebagai media dakwah dan tuntutan hidup. Di Indonesia, ungkap Menag, telah banyak lahir grup-grup musik yang dijiwai oleh semangat spiritual Islam, baik di kalangan akademisi yang notabene generasi muda maupun masyarakat umum, seperti grup qasidah, marawis, nasyid, solawat, orkes gambus, hadrah dan lain-lain mencepai 15.000 grup yang tersebar di 33 provinsi, yang lirik syarirnya dapat menumbuhkan kesadaran spiritual kita, yang secara konsisten mengusung tema-tema religious. Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Hj Euis Sri Mulyani mengatakan, Festival Musik Sufi Internasional ini bertujuan antara lain: menumbuhkan minat masyarakat terhadap musik sufi sebagai bagian dari kesenian musik Islami; memberikan informasi tentang kesenian Islam yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Islam di Indonesia; menciptakan semangat toleransi antarnegara yang berbeda tradisi dengan mengeksplorasi kesenian yang bernuansa Islami dari negara masing-masing negara; sebagai apresiasi khasanah dan perkembangan musik sufi dari berbagai negara Islam baik sebagai media ekspresi estetik maupun ekspresi sufistik umat manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan lain, kata Hj Euis, untuk mengangkat khasanah musik sufi sebagai bagian dari tradisi seni budaya Islam untuk menjadi media dakwah, media promosi nilai-nilai Islam dan media memperkokoh ukhuwah Islamiyah antarbangsa; sebagai bagian dari upaya kampanye internasional untuk memberikan pemahaman akan nilai-nilai Islam yang damai dan rahmatan lil alamin; memperkokoh peran Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dalam membangun kembali kebangkitan Islam secara global. (dik)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua