Nasional

Menag : Status IAIN Tak Boleh Berubah

Jateng, 9/4 (Pinmas) - Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan, status perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di seluruh Indonesia tidak boleh berubah dan tetap mengembangkan ilmu pengetahuan berbasis Islam, katanya di Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Ahad malam. Menteri mengatakan hal tersebut karena belakangan ini banyak para petinggi, termasuk rektor dari IAIN bersangkutan mendorong agar memperoleh kesempatan mengembangkan ilmu pengetahuan di luar basis ilmupengetahuan Agama Islam.

Dicontohkannya, baru-baru ini ada pihak rektor IAIN mengajukan program baru dengan cara membuka fakultaskedokteran dan ilmu pengetahuan layaknya universitas negeri lainnya di tanah air. "Hal ini tak boleh lagi," kata Basyuni.Ia mengaku sekarang ini sudah ada IAIN yang mengembangkan dan membuka fakultas di luar basis ilmu agama seperti ilmu kedokteran tadi. Melihat perkembangan belakangan ini, ternyata animo masyarakat untuk masuk ke fakultas di luar basis ilmu pengetahuan di luar agama Islam makin meningkat.Hal itu, dinilai sudah menyimpang dari "pakem" IAIN Bahkan sudah bergeser dari gagasan pendirian IAIN. Karena itu keadaan demikian sudah harus dihentikan. "Biarlah IAIN yang terlanjur mengembangkan program tambahan di luar bidang ilmu agama Islam berjalan," katanya.Tapi, katanya lagi, untuk mendatang IAIN harus tetap berpegang kepada asas tujuan semula.

IAIN didirikan memang dikhususkan untuk para mahasiswa yang berminat mempelajari dan mendalami agama Islam. Jika ada fakultas di luar itu di lingkungan IAIN, bisa jadi animo mahasiswaanya jauh lebih banyak ketimbang mahasiswa dari fakultas usuluddin atau fakultas yang mendalami bidang agama Islam. "Ini harus dicegah," katanya lagi.Tugas Berat Sebelumnya Menteri Agama di hadapan para ulama di Gringsing, Kabupaten Batang, menyampaikan program departemen yang dipimpinnya. Ia mengaku punya tugas berat, memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), peningkatan pelayanan jemaah haji di tanah suci, peningkatan lembaga pendidikan swasta, termasuk pesantren dan madrasah.

Khusus mengenai KKN, menteri mengaku masih prihatin. Pasalnya, ketika ia hendak mengangkat Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) di Jawa Tengah (Jateng) banyak para kiai mengusulkan dan menyodorkan nama yang masih punya pertalian erat dengan keluarganya. Ternyata para kiai masih nepotisme. Ini harus diberantas juga, ujar Maftuh.Untuk menghindari nepotisme, ia mengakat Kakanwil Depag Jateng berasal dari militer. Tentu saja semua sudah diperhitungkan bahwa hal itu akan mengundang protes. Dan, ternyata perhitungan itu nyata. Muncul suara protes bahwa militer yang sudah ditarik ke barak tak boleh dikeluarkan lagi.

"Saya katakan dan saya jamin bahwa Kakanwil baru ini meski berasal dari militer juga pandai tahlil dan mengaji. Apa salahnya militer juga bisa ngaji. Karena dia pun lebih TNU (Tentara Nahdlatul Ulama)," katanya yang disambut tepuk tangan hadirin.Menteri menjamin jika para ulama ikut mendukung program kerja Depag, maka upaya yang dilakukan akan membuahkan hasil. Termasuk peningkatan SDM dari kalangan pondok pesantren dan madrasah, yang belakangan ini mulai dilakukan. Peningkatan kualitas SDM dari kalangan pondok pesantren/madrasah sudah terasa mendesak karena selamaini diabaikan oleh pemerintah.

Untuk itu fakus pendidikan menjadi titik berat. Ia berharap kalangan politisi yang berasal dari kalangan panpos/madrasah bersatu menyukseskan hal ini. "Jangan cakar-cakaran terus," katanya, disambut tepuk tangan. Kunjungan Basyuni ke Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah dan SMA NU Al Munawwir, Gringsing, Batang, untuk menghadiri haul, peringatan 17 tahun meninggalnya KH Ahmad Munawir, ulama kharismatis yang juga pejuang dalam pengembangan agama di Jateng.(Ts)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua