Nasional

Menag: Peran Kiai Sangat Besar dalam Dunia Pendidikan

Sragen (Pinmas)--Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, peran kiai sangat besar dalam dunia pendidikan di negeri ini.Hal ini disampaikan Menteri Agama Suryadharma Ali dalam lawatannya ke Pondok Pesantren Salafiyyah Nurul Huda (PPNH) di Desa Plosorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Sabtu (24/9). Pondok yang diasuh oleh Kiai Nyentrik KH Syarif Hidayatullah Hadikusumo (Abah Syarif) ini tergolong unik (nyleneh). Bagaimana tidak, bila pondok salaf lainnya mempunyai lambang yang berkelindan dengan huruf arab, pondok yang telah berusia 25 tahun ini berlambangkan Cakra; Senjata sakti andalan Prabu Kresna dalam dunia pewayangan. Selain itu, di lingkungan pondok yang mempunyai 700 an santri ini jarang ditemui tulisan arab, yang ada malah tulisan abjad dengan bahasa jawa dan mengandung filosofi kehidupan. Di beberapa dinding pondok, terdapat tulisan besar dan menyolok; Ojo Neko -Neko, Ojo Leno, Ojo Nakal (jangan macam-macam, jangan lengah, jangan nakal); Laku Utomo Nguntungke Wong Liyo (perbuatan utama yang menguntungkan orang lain); Kapan Aku Dadi Wong Apik (kapan saya menjadi orang yang baik). Dalam sambutannya, Menag mengatakan sebenarnya para kiai di negeri ini, mempunyai kepekaan dan prinsip yang luar biasa mulia. "Para kiai kita tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya, karena itu, para kiai mendirikan pondok pesantren, tujuannya agar masyarakat sekitar dapat belajar, terdidik dan mampu meningkatkan kualitas SDMnya, mengentaskan kemiskinan, berakhlaqul karomah dan lain sebagainya." "Jasa para kiai sangat besar, bahkan hingga kini, banyak sekali pondok pesantren yang umurnya lebih dari satu abad. Pondok Sidogiri di Jawa Timur misalnya, telah berusia 300 tahun lebih, ada pula pondok Lirboyo," lanjut politisi PPP. Dalam lawatan tersebut, selain memberikan bantuan senilai 115 juta kepada PPNH, Menag juga menyampaikan bantuan secara simbolis kepada empat program Depag dalam dunia pendidikan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah, yakni: Bantuan beasiswa untuk siswa miskin (BSM) sebesar Rp. 156.370.560.000 untuk 289.000 siswa (dari MI hingga MA) Bantuan beasiswa karena prestasi siswa (BPS) sebesar Rp. 1.575.000.000 untuk masing- masing MI, MA sebanyak 525 siswa Pendidikan terpadu anak harapan (DIKTERAPAN), untuk 1.500 siswa, masing-masing siswa Rp. 500.000,- dan Tunjangan guru khusus untuk daerah terpencil Empat program ini baru kali pertama dilakukan oleh Kementerian Agama, sebagai ganti dari rencana Kemenag mendirikan madrasah bertaraf internasional yang urung dilaksanakan. Lawatan Menag ke "Bumi Sukowati" (Julukan Sragen) ini kali, disuguhi pertunjukan wayang kulit yang didalangi langsung oleh pengasuh PPNH Abah Syarif dan jajan tradisonal ala jawa seperti gembili godok, kacang tanah godok, pisang godok dan lain sebagainya. Pakaian yang dipakai Abah Syarif juga nyeleh dan ndesani. Kiai beristri dua ini hanya memakai kaos lusuh hitam bergambar senjata Cakra (logo pondok), celana coklat, peci hitam dan ntracak tidak beralas kaki. Sambutan yang disampaikan pun tak kalah nyleneh dan ceplas ceplos, mirip tradisi Orang-orang Samin di sekitar Blora dan Pati dan berbahasa Jawa Madya (ngoko) dan sebentar; "Saya itu orang kampung, buta aksara, buta angka, buta hukum, tetapi oleh Gusti Allah diberi amanah untuk mendirikan TK, MI, MTs, MA dan Hafalan Quran. Moga bisa berguna untuk agama, bangsa dan Negara. Saya ingat prinsip Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit); ingsun jumeneng noto; neng nduwur njejegno negoro, ing ngisor ngayomi kawulo (saya jadi raja; di atas meneguhkan eksistensi Negara, di bawah melindungi rakyat)," Dalam lawatan tersebut, Menag didampingi oleh Irjen Kemenag Suparta dan Kapus Informasi dan Humas Zubaidi. Hadir juga Bupati Sragen Agus Fathurrahman, Kakanwil Depag Provinsi Jawa Tengahiman haramain dan kakandepag di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.(G-penk)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua