Nasional

Menag Minta SDM Bimas Katolik Beradaptasi dengan Digitalisasi

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas  memberi arahan di Rakor Pejabat Bimas Katolik di Jakarta

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberi arahan di Rakor Pejabat Bimas Katolik di Jakarta

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta SDM Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas Katolik Kementerian Agama untuk segera beradaptasi dengan teknologi informasi dan digitalisasi.

Pesan ini disampaikan Menag saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Pejabat Bimas Katolik yang mengusung tema 'Tranformasi Layanan Umat dan Bimas Katolik Semakin Inovasi untuk Indonesia Maju dan Toleran.'

"Saya berharap SDM yang ada di Bimas Katolik mulai beradaptasi menyesuaikan dengan teknologi informasi," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas, Kamis (24/3/2022).

"Lakukan digitaliasi. Ini jawaban dari cara kita mendekatkan pelayanan kepada umat. Kalau kita tidak mampu menyesuaikan maka kita akan ketinggalan. Digitalisasi merupakan upaya kita mendekatkan pelayanan kepada publik," sambung Menag.

Dalam Rakor yang digelar secara hybrid itu, Menag juga meminta kepada segenap pejabat di jajaran Ditjen Bimas Katolik untuk melakukan inventarisasi masalah yang ada dan kemudian mencari solusi lewat program-program yang akan dijalankan pada tahun ini.

"Ini saya kira perlu dilakukan. Menginventarisir komplektisitas kebutuhan masalah. Sehingga kita bisa terukur dan terstruktur dalam menyelesiakan masalah. Apa sebenarnya masalah yang dimiliki umat Katolik. Setelah menemukan masalah, kemudian dicarikan solusinya. Jangan hanya mencari masalah tanpa ada solusi," pesan Menag.

Hadir dalam Rakor, perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia, Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama, di antaranya Wibowo Prasetyo, Nuruzzaman, dan Abdul Qodir.

Ditambahkan Menag, sasaran utama dari konsep transformasi layanan umat adalah pemenuhan kebutuhan masyarakat. Karena itu, Menag mendorong kinerja di Kementerian Agama diukur dari perspektif pemenuhan kebutuhan masyarakat, bukan sekedar dari sisi serapan anggaran.

Mengukur kinerja berbasis pemenuhan harapan masyarakat, lanjut Menag adalah ukuran kinerja yang sesungguhnya. Harapan itu berisi tuntutan dari masyarakat agar Kementerian Agama dapat menjawab dan menyelesaikan persoalan yang secara riil dihadapi umat.

"Saya menyakini ini adalah bagian dari niat baik kita dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Komitmen ini penting untuk kita jaga dalam bentuk program kerja di Ditjem Bimas Katolik di masa akan datang. Saya mengingatkan kita semua untuk selalu menjaga protokol kesehatan," tandas Menag.

Sementara itu, Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono dalam laporannya menyampaikan Rakor telah dibuka pada Selasa (22/3/2022) malam dan akan berlangsung hingga Sabtu, 26 Maret 2022.

Rakor diikuti segenap Pejabat Ditjen Bimas Katolik, pusat dan daerah, mulai dari unsur Pimpinan Tinggi, Ketua Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, Perwakilan dari KWI, Pejabat Administrator, Pengawas dan Pejabat Fungsional, Kepala Bidang dan Pembimas Katolik serta Kepala Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri Keerom, Ende, dan Samosir. Terdapat 98 peserta yang mengikuti Rakor secara luring, sementara 156 peserta mengikutinya secara daring.

Ditjen Bimas Katolik mengundang narasumber baik internal dan eksternal dalam Rakor ini. Di antara narasumber yang hadir adalah Tomi “Ucok” Aryanto dari Tempo Media Group (Strategi Komunikasi Publik dalam Memperkuat Layanan Bimas Katolik: Perspektif Media), Romo Carolus Putranto Tri Hidayat dari Komisi Kateketik Keuskupan Agung Jakarta mewakili Uskup Agung Jakarta (Umat Katolik untuk Indonesia Maju dan Toleran), Prof. Ahmad “Inung” Zainul Hamdi Guru Besar UIN Sunan Ampel (Implementasi Moderasi Beragama di Indonesia), Wibowo Prasetyo Stafsus Bidang IT dan Media (Transformasi Layanan Umat Berbasis Digital).

Adiyarto Sumardjono menambahkan dalam Renstra Kementerian Agama 2020-2024 tertuang berbagai program Kementerian Agama, salah satunya Moderasi Beragama. "Bapak Menteri Agama menegaskan bahwa Moderasi Beragama merupakan pintu masuk untuk menemukan solusi atas berbagai problem kehidupan beragama di Indonesia, sehingga melahirkan Indonesia yang harmonis dan damai," ujarnya..

"Ditjen Bimas Katolik akan terus menggaungkan dan membumikan semangat moderasi beragama dalam berbagai kesempatan, mulai dari pusat sampai ke daerah. Lebih lanjut, program prioritas tahun ini tidak hanya Penguatan Moderasi Beragama, namun juga Transformasi Layanan Umat dan Tahun Toleransi 2022," tandasnya.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Fadhlillah Hafizhan M

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua