Daerah

Komunikasi Pusat dan Daerah Harus Seimbang

Denpasar (Pinmas) --- Salah satu kunci sukses pelaksanaan program nasional di Kementerian Agama adalah terjalinnya komunikasi dan koordinasi efektif antara pusat dan daerah. Koordinasi dan komunikasi pusat dan daerah bahkan menjadi keharusan dalam pelaksanaan program penyaluran bantuan sosial (bansos) seperti pembangunan ruang kelas baru dan bantuan rehabilitasi gedung madrasah. Dengan demikian, pogram bisa dipastikan berjalan efektif, efisien, dan tepat sasaran.

“Tantangan koordinasi pusat dan daerah, ini yang saya rasa perlu kita cermati bersama-sama. Koordinasi ini bisa merunut akar berbagai masalah. Misal dari rendahnya interpretasi terhadap petunjuk operasional. Ini juga menjadi tantangan dan harus dilakukan bersama agar terjadi koordinasi yang seimbang,” demikian pesan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Nur Syam, saat menutup acara Rapat Koordinasi Bidang Pendidikan Madrasah Pusat dan Daerah di Grand Inna Kuta, Denpasar. Selasa (28/10).

Nur Syam menyatakan, untuk mengefektifkan program bantuan misalnya, ada sebuah pemikiran agar ke depan pelaksanaan program bansos didelegasikan ke Kantor Wilayah (kanwil) sebagai pihak eksekutor dan sekaligus penanggunjawab. “Jika sesunguhnya bisa didaerahkan, sebaiknya di daerahkan. Ini salah satu pemikiran di pusat bahwa program yang seharusnya eksekutornya daerah maka di daerahkan,” tukas mantan Rektor IAN Surabaya ini.

Selain itu, Sekjen juga menyinggug bahwa setiap program yang ada ke depan harus dirancang secara baik dan benar. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar program ke depan harus diformat dan harus berdasarkan pada data yang tepat dan benar supaya tidak ada kesalahan suatu program atau kegiatan. “Saya berharap perencanaan tahun depan, lebih aplikatif, tepat sasaran, lebih terukur, harus jelas output dan outcomenya seperti apa,” paparnya.

Lebih lanjut, Nur Syam meminta kepada Direktorat Pendidikan Madrasah agar persoalan data terkait sertifikasi guru, Bantuan Operasional Siswa (BOS), dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) agar datanya akurat. “Persoalan data itu selalu meng-underestimate. Karena salah satu faktornya pendataan kita kurang bagus,” pungkasnya. (Sholla/mkd/mkd)

Tags:

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua