Buddha

Kesulitan adalah Kesempatan untuk Berkembang

Ilustrasi: Mega Halimah

Ilustrasi: Mega Halimah

Vitakkamathitassa jantuno, tibbarāgassa subhānupassino, bhiyyo taṅhā pavaḍḍhati, esa kho daḷhaṁ karoti bandhanaṁ. Orang yang pikirannya kacau, penuh dengan nafsu, dan hanya melihat pada hal-hal yang menyenangkan saja, maka nafsu keinginannya akan terus bertambah. Orang seperti itu hanya akan memperkuat ikatan belenggunya sendiri. (Dhammapada, Syair 349)

Setiap orang menghendaki adanya kemudahan dalam berbagai hal. Kemudahan dalam memenuhi kebutuhan fisik ataupun psikisnya. Kemudahan-kemudahan seperti dalam bekerja, berwirausaha, berkeluarga maupun kemudahan dalam spiritualitas.

Keinginan seperti itu sering membuat orang marah ataupun gelisah batinnya ketika tidak mampu merealisasikan. Orang yang selalu mengedepankan kemudahan cenderung mudah stress, mudah menyerah, dan pasrah akan keadaan yang dialaminya jika mengalami kesulitan. Padahal kesulitan, rintangan, maupun hambatan dalam kehidupan adalah sesuatu yang wajar terjadi.

Untuk mengatasi kesulitan, sedapat mungkin orang harus memahami bahwa kesulitan tersebut wajar terjadi dan harus dicari akar masalah atau penyebab adanya kesulitan yang dialami. Sebab, pada hakikatnya setiap kesulitan pasti ada jalan untuk mengakhiri sehingga dapat terbebaskan.

Kesulitan yang dialami semestinya dapat menjadi cambuk atau pelecut untuk menjadi orang yang tangguh, yang siap menghadapi tantangan hidup. Kesulitan merupakan peluang bagi kita untuk lebih berkembang dan lebih maju.

Tokoh-tokoh besar dunia yang sukses bukan berangkat dari sesuatu hal yang mudah. Mereka berjuang sangat keras di tengah-tengah masa sulit. Ibarat makanan, jatuh bangun dalam berusaha menjadi makanan sehari-hari ketika berada dalam kesulitan. Akan tetapi bagi yang tidak mudah menyerah maka keberhasilan atau kesuksesan dapat terwujudkan.

Salah satu contoh pejuang hebat yang mampu bangkit dari kesulitan adalah Guru Agung Buddha. Untuk mencapai kesucian, beliau harus menyelesaikan kehidupan sebagai pertapa selama 6 tahun di hutan Uruvela hingga akhirnya beliau mencapai kesucian.

Kesuksesan dalam suatu bidang yang digeluti tidaklah mudah. Perjuangan dengan cucuran peluh adalah harga yang harus dibayarkan. Kesuksesan bukan milik mereka yang diam, pasif, dan tidak mau berjuang ditengah kesulitan.

Apa yang sesungguhnya dapat dilakukan oleh umat Buddha? Hal penting yang harus ditanamkan adalah bahwa tujuan berlatih Dhamma adalah untuk mewujudkan kondisi batin tenang, yang tidak tergoyahkan oleh apapun persoalan yang datang. Senantiasa memahami dengan baik bahwa semua yang dialami merupakan proses hukum sebab akibat yang sedang berlangsung.

Sadarilah bahwa dalam kehidupan ini berlaku hukum alam (Niyama). Hukum yang menggerakan dan mengatur alam semesta, yakni:

1. Utu Niyama, hukum tertib kosmis yang mengatur semua aspek fisika di alam semesta.

2. Bija Niyama, hukum yang mengatur semua aspek biologis makhluk hidup di alam semesta.

3. Kamma Niyama, hukum yang mengatur sebab akibat dari perbuatan yang dilakukan makhluk hidup di alam semesta.

4. Citta Niyama, hukum yang mengatur jalannya alam pikiran dan seluurh fenomena ekstrasensorik dan semua gejala batiniah.

5. Dhamma Niyama, hukum yang mengatur sebab-sebab keselarasan atau kesamaan dari satu gejala yang spesifik dan kodrat alami yang ada di alam semesta.

Karena itu, ketika kesulitan sedang menghampiri, siapkan diri dengan pikiran-pikiran yang tenang. Kalau pikiran tidak benar-benar terjaga, pikiran akan membesar-besarkan masalah yang ada. Ketakutan dan kekhawatiran akan menyelimutinya. Lepaskanlah semua ketakutan dan kekhawatiran dalam menjalani kehidupan. Teguhkan tekad untuk membangun apa yang sudah dicapai dalam kehidupan ini untuk berkembang meraih kebahagiaan. Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, namun lebih baik memiliki batin yang teguh dalam Dhamma.

Marilah senantiasa berjuang di tengah kesulitan yang dialami. Semoga kesuksesan selalu menjadi milik kita semua. Semoga kita selalu maju dan berkembang.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Caliadi (Dirjen Bimas Buddha)

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua