Nasional

Kepadatan Jamaah di Shuttle Bus Mulai Terjadi

Mekkah, 4/12 (Pinmas) - Bus transportasi yang dikontrak untuk melayani jamaah Indonesia dari Aziziyah ke Masjidil Haram baru dioperasikan 50 persennya. Padahal, jamaah yang sudah masuk ke Makkah mencapai 60 persennya. Karena itu, kepadatan sering terjadi di dalam bus. Kondisi ini juga diperparah dengan kurang bekerja samanya pengemudi bus asal Mesir dengan tim lapangan khusus transportasi. ``Sampai saat ini, memang baru separuh bus yang diturunkan dari yang kita sewa itu. Bus itu diturunkan berdasarkan jumlah kloter yang menempati sektor tersebut.

Semakin banyak kloter yang masuk, semakin banyak bus yang diturunkan,`` kata Sekretaris Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arsjad Hidayat di Aziziyzah, Makkah, Arab Saudi, Selasa (04/12). Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengontrak perusahaan bus Sarikat Ummul Qura. Bus yang disewa untuk transportasi jamaah Indonesia mencapai 90 unit. Hingga saat ini, dengan jamaah mencapai 90 ribuan orang yang tergabung dalam 200-an kloter di Makkah, bus yang disediakan masih tetap sejumlah 45 unit. Dia mengatakan, belum diturunkannya lagi bus itu disebabkan oleh terbatasnya kapasitas terminal Aziziyah dalam menampung jumlah bus yang ada.

Di terminal itu ada pula alat transportasi yang melayani jamaah dari India, Iran, Turki, dan dari negara lain. Tak hanya itu, sambungnya, tasrikh (izin masuk) ke Terowongan Aziziyah (letak terminal Aziziyah) untuk menuju pelataran Masjidil Haram di Maulid Nabi hanyamencapai 33 unit. Jarak yang harus ditempuh jamaah berjalan kaki ke Masjidil Haram dari terminal pemberhentian adalah sekitar 100 meter. Jadi, bus yang bisa dioperasikan mengantar jamaah ke Masjidil Haram sangat terbatas. ``Kita akan terus mengupayakan hal ini untuk segera diatasi dan kepadatan penumpang dari jamaah kita bisa dikurangi.``

Sementara itu di Terminal Aziziyah, Petugas Haji Indonesia lapangan, Ali Makki mengeluhkan soal kepadatan penumpang di bus-bus tersebut. ``Ini membuat beberapa penumpang harus berjejalan di dalam bus. Tapi, memang itu masih beberapa saja yang terjadi seperti ini. Cuma, dari pihak sarikat belum menurunkan lagi busnya,`` kata petugas lapangan bagian transportasi di Sektor 15 Kawasan Aziziyah ini. Dia juga mendapatkan fakta bahwa di lapangan, para pengemudi berkebangsaan Mesir kurang dapat bekerja sama dengan petugas di lapangan. ``Mereka tak mau mendengar kita. Tapi, kalau yang ngatur itu petugas dari sarikat, baru mereka nurut. Berbeda dengan pengemudi yang orang kita juga (orang Indonesia), mereka mau untuk bekerja sama.`` Selain itu, Ali juga menambahkan kalau para pengemudi Mesir itu beberapa kali dilaporkan tak mau mengantarkan jamaah Indonesia ke sektor terdekat. Mereka malah menolak untuk membukakan pintu bus ketika diketok-ketok oleh jamaah Indonesia dari arah Masjidil Haram. Kondisi ini diakui oleh Muhammad Sutrisno dari Kloter 49 Embarkasi Surabaya (SUB).

Dia mengaku kesulitan mendapatkan bus dari Masjidil Haram. ``Kami bahkan sempat ditolak juga oleh supirnya. Itu biasanya terjadi waktu usai shalat Maghrib. Busnya juga sering penuh di situ.`` Pendapat serupa disampaikan MA Abe Binti A Rahman dari Toli-toli asal kloter 11 Balikpapan (BPN).``Saya memang lihat busnya bagus. Tapi, sering penuh meskipun saya lihat banyak juga busnya,`` paparnya ketika hendak berangkat ke Masjidil Haram untuk shalat Dzuhur. Mengenai keluhan soal pengemudi Mesir ini, Arsjad mengatakan, Tim Transportasi PPIH sudah menegur pengelola bus dan meminta agar mereka mengganti pengemudinya dengan supir dari Indonesia. ``Kita sudah ke arah sana. Bahkan, kita juga meminta agar pelaksananya mengenakan pakaian seragam.`` Soal adanya penolakan yang dilakukan pengemudi bus atas jamaah Indonesia, Arsjad meminta agar nomor bus itu dicatat dan dilaporkan ke Sektornya masing-masing. Laporan itu dimintakan oleh Daerah Kerja (Daker). ``Kalau ada laporan begitu, kita bisa sampaikan dan menegur pihak pengelolanya.``(Dewi)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua