Nasional

Kemenag Gelar Konferensi, Bahas Penguatan Relasi Gender dan Anak Berkeadilan

Konferensi PSGA

Konferensi PSGA

Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama akan menggelar Konferensi Pusat Studi Gender dan Anak. Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani, menyatakan forum ini akan membahas upaya untuk menguatkan relasi gender dan anak yang berkeadilan.

“Konferensi ini akan membahas upaya PSGA dalam menguatkan relasi gender dan anak yang berkeadilan, sekaligus menjadi bagian dalam mengokohkan kontribusi PSGA terhadap ulama perempuan di Indonesia,” terang Ali Ramdhani di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

“Forum ini juga menjadi wahana curah gagasan, kolaborasi, dan menunjukkan karya-karya nyata yang telah dilakukan oleh PSGA, baik di dalam maupun di luar kampus,” sambungnya.

Menurut Kang Dhani, panggilan akrabnya, Konferensi PSGA mengangkat tema ‘Meneguhkan PSGA dan Ulama Perempuan dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan Keagamaan’. Konferensi ini akan diikuti aktivis dan pengurus PSGA pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

“Konferensi PSGA ini akan menjadi forum untuk melakukan refleksi bersama. Ruang refleksi untuk pengayaan data, berbagi pengalaman dan berjejaring membangun solidaritas sehingga memiliki daya untuk mendorong implementasi pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual yang sistematis dan efektif,” jelasnya.

Konferensi PSGA akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ahmad Syafi'i, menekankan bahwa Konferensi PSGA sangat penting untuk terus menyuarakan kesetaraan gender, pemenuhan hak dan perlindungan anak. "Konferensi ini dapat menjadi media bagi para akademisi, para intelektual untuk terus menyuarakan persoalan dan ide-idenya dalam memperjuangkan kesetaraan gender, hak-hak perempuan dan perlindungan anak. Konferensi PSGA kali ini menjadi lebih penting lagi karena berkolaborasi dengan Kongres KUPI," ucap Ahmad Syafi'i.

Ia menyatakan pikiran-pikiran para ulama perempuan sangat mencerahkan sehingga efektif untuk menyuarakan hak-hak perempuan, isu-isu kekerasan terhadap perempuan dan anak yang akhir-akhir ini mengemuka. Lebih lanjut Syafi'i berharap pelibatan pimpinan PTKI dan PSGA untuk mensosialisasikan kegiatan ini agar memiliki dampak yang lebih besar, baik dalam lingkup akademik maupun masyarakat.

Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Suwendi, menambahkan bahwa Konferensi PSGA akan mempertemukan para pekerja lapangan dengan para pegiat akademik. Mereka diharapkan dapat bertukar pengetahuan untuk menajamkan kerja-kerja lapangan dan atau sebaliknya.

Menurut Suwendi, ada empat rangkaian dalam konferensi PSGA. Pertama, Konferensi PSGA, terkait kontribusi ulama perempuan dan pencegahan kekerasan seksual dengan menghadirkan narasumber kompeten dan mengundang 100 panelis terpilih.

Kedua, pertemuan forum rektor PTKIN. Kegiatan ini berfungsi sebagai penguatan komitmen dan political will dalam penyelenggaraan pencegahan kekerasan seksual dan untuk mendapatkan masukan-masukan produktif dalam penguatan pengarusutamaan gender.

Ketiga, ajang pemilihan Perguruan Tinggi Responsif Gender atau PTRG Award, yang akan menilai PTKIN yang memiliki political will dan kondisi obyektif termasuk dalam dinamika akademisnya yang responsif gender. Keempat, galeri PSGA. Yakni diseminasi produksi ilmu pengetahuan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan best practices terkait PSGA.

Informasi lebih lanjut terkait penyelenggaraan Konferensi PSGA, dapat diakses melalui http://kggs.radenfatah.ac.id/.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua