Nasional

Kecilnya Muslim Qur'ani, Kemunduran Besar

Jakarta, 11/8 (Pinmas) - Jumlah ummat Islam yang sangat besar di Indonesia namun mutunya sangat kecil terindikasi pada jumlah muslim yang “qur’ani” tidak sesuai dengan jumlah ummat Islam di negeri ini dinilai oleh Menteri Agama sebagai kemunduran besar. Hal itu mengindikasikan pula telah terjadi penurunan pemahaman ummat Islam terhadap nilai - nilai Al Qur’an. “Saya kira, kita semua sependapat akan hal itu. Karena itulah MTQ harus digalakkan dan Qur’an harus digalakkan dimana mana” ujar Menag Maftuh Basyuni.

Pernyataan di atas dikemukakannya ketika kepadanya diminta komentar atas pernyataan Ketua Dewan Hakim MTQ Nasional XXI 2006 di Kendari, Sultra, DR Ahin Sakho Muhammad MA yang menyatakan jumlah ummat muslim yang qur’ani di negeri ini tidak sebanding dengan jumlah ummat Islam yang ada.Hal itu dikemukakan Ahin Sako di Kendari kepada wartawan peliput event nasional tersebut ketika diminta komentarnya sejauh mana sebenarnya peran, dan pengaruh kegiatan lomba seni baca Al Quran tingkat nasional dalam kehidupan ummat Islam Indonesia.Menurutnya MTQnya sendiri mengalami kemajuan, begitu pula cara cara membaca Al Quran dengan ditemukannya cara cepat membaca Al Qur’an system “Iqra” yang banyak dipakai dimana mana. Namun dalam hidup dan berkehidupan nilai nilai Al Qur’an Nul Qariumn sedirijumlahnya tidak sesuai dengan jumlah ummat Islam itu sendiri.

MULAI SEKARANGKondisi seperti di atas, lanjut Menag, mungkin terjadi pula di ummat Kristiani. Namun yang jelas mengantisipasi keadaan di atas Menag mengajak seluruh masyarakat untuk memulai dari sekarang mempelajari dengan baik dan tekun agama masing - masing.“Tidak ada ruginya masing - masing kita untuk memperdalam agamanya. Kalau masing - masing kita dalam agamanya maka Indonesia ini akan aman”, ucap Menag Muhammad Maftuh Basyuni. Dia menyebutkan kasus pertikaian di Ambon yang terjadi beberapa waktu lalu antara lain karena Al Quran dan Injil ditinggalkan oleh pemeluk pemeluknya lalu bentrok. “Coba kalau Qur’an ditangan kita dan Injil ditangan kita insyaallah akan baik” jelas Menag sembari berharap semua pihak untuk kembali kepada ajaran agama masing - masing. ISLAM ABANGANSementara Ketua MUI KH Ma’ruf Amin mengakui telah terjadi penurunan pemahaman ummat Islam terhadap nilai nilai Al Qur’an di negeri ini. Karena itu menurutnya merupakan kewajiban bagi ummat Islam sendiri untuk meningkatkan kwalitas memahami dan menerapkan nilai nilai Al Qur`an itu.

Ummat Islam yang dalam hidup dan berkehidupan tidak melaksanakan nilai nilai Islami, kata Ma’ruf Amin dulu juga ada dan disebut dengan istilah Islam “abangan” yakni Islam yang tidak faham dengan keislamannya.Menurutnya sampai hari ini orang orang itu masih ada dan cendrung membesar. Namun sebaliknya banyak pula orang yang memahami Al Qur’an, cuma sayang dia itu baru belajar Al Qur’an sudah ingin menjadi mustahid. “Itu terlalu cepat”, ujar Ma’ruf Amin yang di kepengurusan MUI Pusat selaku Ketua Komisi Fatwa MUI yang hadir pula pada acara "coffe morning" bersama Menag. (thamrin/ba)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua