Khonghucu

Kebahagian dan Penderitaan

Dq. Santoso Lim, S.Sn, M.Psi (Pendidik)

Dq. Santoso Lim, S.Sn, M.Psi (Pendidik)

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan untuk mengisi dunia ini dengan perbuatan bajik. Perbuatan bajik adalah segala perilaku yang didasari jiwa yang penuh unsur Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan Kebijaksanaan, atau yang dalam Ajaran Agama Khonghucu disebut dengan Empat Watak Sejati.

Berbekal Watak Sejati tersebut, Manusia ditugaskan Tuhan untuk membangun dunia ini menjadi lebih baik. Lebih baik dapat diartikan harmonis dengan sesama manusia, harmonis dengan makhluk lainnya, harmonis dengan alam semesta dan harmonis dengan Tuhan sendiri.

Pengertian harmonis di sini tidak lepas dari apa yang dinamakan hukum keharmonisan Yin Yang.

Simbol Yang digambarkan sebagai bagian yang terang, dan simbol Yin sebagai bagian yang gelap. Yang bisa juga disimbolkan dengan unsur positif dan unsur Yin adalah unsur negatif. Tetapi di dalam unsur positif pasti ada unsur negatif (Shao Yin ), sedangkan di dalam unsur negatif pasti ada unsur positif (Shao Yang). Itulah keseimbangan.

Positif di sini tidak berarti yang paling baik atau paling benar. Begitu juga negatif di sini tidak berarti hal buruk atau sesuatu yang salah. Yin dan Yang itu sejatinya saling membutuhkan, saling melengkapi. Seperti kutub positif dan negatif pada bateri yang menjadikannya dapat menyalurkan tenaga listrik.

Adanya prinsip Yin Yang juga berarti tidak ada yang mutlak di dunia ini. Simbol Yin Yang digambarkan dalam bentuk lingkaran, artinya Yin Yang akan terus berputar dan berproses. Tidak ada yang selamanya gelap. Manusia yang memahami keharmonisan Yin Yang ini harus percaya, pasti ada jalan untuk keluar dari penderitaan.

Kebahagiaan
Semua manusia ingin hidupnya bahagia. Tapi permasalahan dunia sangat banyak, dan Tuhan menugaskan manusia untuk membereskannya. Maka manusia harus memiliki Jiwa yang kuat. Manusia harus mampu menempatkan pikiran dan perasaannya dalam porsi yang tepat.

Mengzi berkata, "Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri. "Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini. "Sekuat diri laksanakanlah Tepasarira, untuk mendapatkan Cinta Kasih tiada yang lebih dekat dari ini!" (Mengzi Jilid VII A : 4)

Apa yang dikatakan Mengzi di atas menyiratkan sebuah contoh manajemen Jiwa yang bagus. Jika memeriksa diri penuh iman, maka itu sudah dapat dijadikan sebuah kebahagiaan. Hal kelihatannya sederhana ini yang menjadikan manusia kuat.

Nabi bersabda, "Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan yang berlalu saja." (Lun Yu Jilid VII : 16)

Apa yang disabdakan Nabi Kongzi lewat ayat di atas ini lebih menguatkan kita, bahwa Kebahagiaan tidak tergantung pada materi yang menunjang kehidupan manusia itu. Tetapi kebahagian tergantung dari bagaimana manusia mampu menepatkan Jiwanya dalam posisi yang tepat, dalam hal ini adanya rasa syukur dalam Kebajikan.

Jalan menuju Kebahagiaan
Untuk menuju Kebahagian sering kali manusia harus mengalami penderitaan. Manusia harus terus belajar untuk harmonis. Belajar pun akan disertai penderitaan. Dalam cerita silat klasik sering dikisahkan seorang pendekar diawali dengan hidup yang penuh penderitaan. Tapi hidup yang menderita itu menjadi jalan baginya untuk memperoleh ilmu yang mumpuni.

Seorang pelajar yang ingin mendapatkan nilai yang baik harus tidur larut malam dan bangun pagi-pagi untuk mendapatkan lebih banyak waktu memahami materi yang diajarkan. Seorang pengusaha harus bekerja keras, mengeluarkan banyak modal untuk mencapai kesuksesannya.

Karena Yin dan Yang itu berproses. Sesuatu yang bersifat Yin akan berbalik arah menjadi Yang. Penderitaan akan berproses menjadi suatu kekuatan yang mendatangkan Kebahagiaan.

"Begitulah kalau Tuhan YME hendak menjadikan seseorang besar, lebih dahulu disengsarakan batinnya, dipatahkan urat dan tulangnya, dilaparkan badan kulitnya, dimiskinkan sehingga tidak punya apa-apa, dan digagalkan segala usahanya. Maka dengan demikian digerakkan hatinya, diteguhkan Watak Sejatinya, dan bertambah pengertiannya tentang hal-hal yang ia tidak mampu.
(Kitab Mengzi Jilid VI B : 15.2)

Kesimpulan
Prinsip keharmonisan Yin Yang merupakan hukum alam semesta yang diciptakan Tuhan. Maka untuk menjalani hidupnya manusia harus memahami prinsip Yin Yang. Manusia harus yakin bahwa usaha akan menghasilkan perubahan yang lebih baik. Manusia harus percaya bahwa dalam penderitaan pasti ada secercah harapan yang membuat manusia mendapatkan peluang untuk hidup lebih bahagia lagi.

Segala usaha yang terkadang mendatangkan penderitaan bagi manusia, akan berproses mendatangkan kekuatan dan kebahagiaan.

Dq. Santoso Lim, S.Sn, M.Psi (Pendidik)


Fotografer: Istimewa

Khonghucu Lainnya Lihat Semua

Js Jenny Sudjiono (Rohaniwan Khonghucu)
Berkah di Jalan Tian

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan