Nasional

Jamaah Diharapkan Tak Langgar Jadwal Melontar

Mekkah, 26/12 (Pinmas) - Kepala Satuan Operasi Arafah-Mina, Sukiman Azmi, berharap jamaah haji Indonesia tak melanggar jadwal melontar jumrah. Jadwal ini telah disepakati dalam sebuah nota kesepahaman antara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan pemerintah Arab Saudi. Sukiman berharap pula kejadian seperti tahun lalu yang mengakibatkan kematian satu orang jamaah tak terjadi lagi pada tahun ini.

‘’Saat itu ada sekelompok jamaah Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang melontar jumrah meski sudah kami larang. Semoga tahun ini kita konsekuen,’’ katanya di Arafah, kemarin.

Menurut Sukiman, pihaknya pada tahun ini akan menempatkan satu pos di depan terowongan Muaishim yang dinamakan pos Muaishim 2. Pos ini memiliki bertugas untuk mencegah jamaah melontar jumrah di luar jadwal yang telah disepakti dan disosialisasikan kepada jamaah. Bila ada sekelompok jamaah yang bergerak ke Jamarat di luar jadwal, jelas Sukiman, pos ini akan menghalau jamaah tersebut.

Agar jamaah kembali lagi ke perkemahan mereka hingga kembali lagi untuk melempar setelah mereka telah berada pada waktu yang sesuai dengan jadwal. Selain itu, pos ini juga akan terus mendapatkan informasi dari pos yang ada di Jamarat. Mereka akan mendapatkan informasi mengenai kepadatan di Jamarat.’’Kalau memang situasi di Jamarat padat maka mereka juga akan menghalau jamaah. Meski sesuai jadwal waktu melontar,’’ tegasnya.

Dengan demikian, jelas Sukiman, bila situasi padat terjadi di Ula, Wustho, dan Aqobah meski telah masuk pada jadwal melontar maka jamaah akan tetap dihalau.Bila situasi telah agak longgar maka pos yang ada di Jamarat akan mengontak pos di Muaishim mempersilakan jamaah untuk melontar. Sukiman menyatakan, khusus di Mina pihaknya akan menempatkan satu posko induk yang letaknya di terowongan Muaishim. Selain itu, ada pos komando taktis (poskotis) di sekitar Jamarat dan di antara jumratul Ula, Wustho, dan Aqobah sampai terowongan Muaishim. ‘’Kita akan membentuk delapan pos,’’ katanya. Menurut Sukiman, satu pos dari delapan pos yang ada akan dipecah menjadi tiga. Dengan demikian, dari sekitar Jamarat hingga terowongan Muaishim akan dijumpai sebanyak 24 sub pos.

Sub-sub pos inilah yang akan melakukan langkah antisipasi bilaman ada jamaah yang tersesat atau terganggu kesehatannya dan membutuhkan pertolongan segera. Menurut Sukiman, sub pos inilah yang akan mengantarkan jamaah tersebut ke poskotis. Bila mereka telah tiba di poskotis maka ambulan segera dipanggil. Kemudian jamaah akan dibawa ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah. Sukiman menambahkan, di Arafah pihaknya akan mendirikan pos yang bersifat statis.

Saat di Arafah jamaah juga memang hanya statis. Jamaah, kata Sukiman, tak bergerak ke sana kemari kecuali ada yang menziarahi Jabal Rahmah. Menurut rencana, bila jamaah melakukan ziarah akan dilakukan pada pagi hari yaitu selesai sarapan pagi hingga pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Setelah itu mereka dikirim kembali ke perkemahan masing-masing. Di Muzdalifah, jelas Sukiman, pihaknya juga akan menempatkan pos secara statis.Jamaah akan diberangkatkan dari Arafah kemudian ditempatkan di Muzdalifah.’’Mereka menunggu hingga tengah malam. Mereka berada di sana selama 6-8 jam dan bergerak ke Mina,’’ katanya.(MCH/Ims)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua