Buddha

Idealisme Pemuda Masa Kini

Ilustrasi: Mega Halimah

Ilustrasi: Mega Halimah

Utthānakālamhi anuṭṭhahāno, yuvā balī ālasiyaṁ upeto. Saṁsanna saṅkappamano kusīto, paññāya maggaṁ alaso na vindati. Walaupun seseorang masih muda dan kuat, namun bila ia malas dan tidak mau berjuang semasa harus berjuang serta berpikir lamban; maka orang yang malas dan lamban seperti itu tidak akan menemukan jalan yang mengantarnya pada kebijaksanaan.(Dhammapada, Syair 280)

Pemuda dalam berbagai peristiwa penting bangsa ini telah menjadi agen perubahan yang nyata. Dengan aksi-aksinya telah membawa dampak perubahan yang signifikan. Lantas bagaimana pemuda Buddhis dalam dunia keagamaan Buddha di Indonesia?

Menilik sejarah perkembangan agama Buddha pasca kemerdekaan, rasanya kita juga optimis bahwa anak-anak muda akan membawa sejumlah perubahan penting. Misalnya, di zaman dulu terdapat organisasi Buddhist Study Club, Sam Kauw Hwee, dan Jong Buddhist Asociation yang turut serta mewarnai perkembangan agama Buddha di Indonesia.

Memang persoalan pemuda Buddhis Indonesia masa kini juga makin kompleks mulai dari jumlah, kualitas SDM, jaringan antar pemuda, hingga sentimen antar organisasi pemuda masih menjadi persoalan serius hingga kini. Belum lagi soal narkoba, cybercrime, dan apatisme soal permasalahan bersama. Oleh karenanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bersama sebagai pemuda Buddhis.

Penguatan keyakinan (saddha) merupakan fondasi utama. Benar bahwa keyakinan itu sifatnya batiniah sehingga sulit dalam mengukur sejauh mana tinggi rendahnya keyakinan kepada ajaran Buddha. Satu indikator yang mudah adalah sejauh mana dia tetap beragama Buddha dan berpegang teguh pada keyakinannya.

Keyakinan di sini bukan sekadar ber-KTP Buddha, tetapi keyakinan karena didasari pemahaman Dhamma dan menjadi praktik dalam kehidupannya. Banyak pemuda Buddhis yang kurang berpegang teguh pada keyakinannya karena belum mengerti dengan benar ajaran Buddha.

Nasihat Buddha dalam Khuddaka Nikaya, Jataka 28/147: Biarlah seseorang mengorbankan hartanya, demi menyelamatkan anggota tubuhnya; Biarlah ia mengorbankan anggota tubuhnya, demi menyelamatkan hidupnya; Tetapi biarlah ia mengorbankan hartanya, anggota tubuhnya dan segalanya, meskipun juga hidupnya, demi kebenaran Dhamma. Hanya dengan keyakinan yang kuat terhadap Dhamma-lah para pemuda akan mau berjuang, mempertahankan, dan mengembangkan agama Buddha di Nusantara ini.

Kesadaran sebagai warga negara penting untuk dimiliki oleh setiap pemuda. Menjadi warga negara yang baik, yang taat dan patuh pada hukum negara dan juga pada ajaran agama yang diyakininya. Sadar bahwa beragama di Indonesia bukan hanya soal praktik keagamaannya tetapi juga penting membawa agama dan komunitasnya mengenal serta menyadari bahwa mereka tidak hidup dalam ruang yang kosong.

Agama dewasa ini menjadi elemen penting dalam berbagai segi kehidupan terutama dalam berbangsa dan bernegara. Pemuda Buddhis perlu terus membangun kesadaran sebagai warga negara dengan hak dan kewajibannya, meningkatkan wawasan kebangsaan, citizenship, dan persamaan di depan hukum sehingga tidak minder dengan syndrome minoritynya. Dengan cara ini pemuda Buddhis akan sadar bahwa mereka juga adalah komponen bangsa yang punya tugas dan tanggungjawab bersama memajukan bangsa dan negaranya.

Guru Agung Buddha mengajarkan kepada kita tentang Paticcasamuppada, segala sesuatu saling berhubungan, saling kait mengkait, dan saling melengkapi. Setelah menyadari hal itu, kita sadar bahwa suatu persoalan bangsa tidak mungkin hanya diselesaikan oleh satu elemen saja.

Oleh karenanya, pemuda Buddhis mesti aktif dalam membangun jejaring dan bergerak bersama, baik dalam jaringan lintas agama, jaringan lintas budaya dan etnis, jaringan lintas organisasi dalam memperkuat civil society. Pemuda Buddhis tidak boleh hanya ekslusif dan nyaman dalam kelompoknya saja. Namun, dengan kepedulian (karuna), mereka harus bergerak nyata dan bersama-sama seluruh elemen masyarakat, mengurangi berbagai penderitaan dan persoalan bangsa, negara, dan dunia.

Masa depan adalah milik pemuda. Namun juga perlu disadari bahwa masa depan tidaklah berdiri sendiri. Ia adalah kelanjutan masa sekarang, dan masa sekarang adalah hasil masa lampau. Oleh karena itu keikutsertaan pemuda dalam memikirkan dan menjawab tantangan-tantangan hidup yang dihadapi janganlah ditunggu sampai besok. Pemuda adalah andalan dan harapan kita semua demi kelestarian Buddha Dharma di bumi Indonesia.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua