Nasional

ICMI MUDA DESAK PEMERINTAH MEDIATORI PERDAMAIAN ISRAEL-LEBANON

Makassar, 15/8 (Pinmas) - Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI) Muda mendesak pemerintah Indonesia untuk memposisikan diri dan mengambil peran aktif dan strategis sebagai mediator dan fasilitator perdamaian untuk jazirah Islam, termasuk antara Israel dengan Lebanon dan Palestina. Ketua Umum ICMI Muda Pusat, AM Iqbal Parewangi saat dihubungi di Makassar, Selasa mengatakan, desakan tersebut muncul dalam rapat Presidium Majelis Pimpinan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia) Muda Pusat yang digelar 12 hingga 13 Agustus 2006 di Wisma Makara, Kampus UI Depok. Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dan posisi penting untuk mengambil peran strategis bagi terwujudnya perdamaian di jazirah Islam itu sebab Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang diperkuat oleh kondisi objektif Indonesia yaitu adanya kesamaan visi antarumat beragama mengenai pentingnya mewujudkan perdamaian tersebut. Selain itu, Indonesia juga diketahui memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan kepedulian umat Islam Indonesia terhadap nasib yang menimpa negara-negara muslim dan umat Islam di berbagai negara. Dalam hubungannya dengan okupasi Israel terhadap Lebanon, kondisi obyektif tersebut ditandai antara lain aksi sejuta umat, penggalangan dana oleh masyarakat dan pengiriman laskar jihad. Selain itu, ICMI Muda juga mendesak pemerintah untuk mengintensifkan dan mengoptimalkan langkah-langkah diplomasi internasional guna terwujudnya gencatan senjata dan penarikan mundur pasukan Israel dari Palestina dan Lebanon demi terwujudnya perdamaian di jazirah itu. Dalam pertemuan ICMI Muda yang menelorkan `Seruan Makara 2006 ICMI Muda` tersebut, para kaum intelektual muda ini menyerukan perdamaian untuk jazirah Islam.ICMI Muda memandang, okupasi Israel terhadap Lebanon merupakan bagian dari rangkaian okupasi dunia barat terhadap Jazirah Islam yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dan telah menimbulkan tragedi kemanusiaan berkepanjangan. Kondisi Irak dan Afganistan yang diluluh-lantakkan oleh pasukan multinasional, kata Iqbal, merupakan rencana Amerika Serikat untuk menyerang Iran dengan skenario serupa yaitu propaganda antiterorisme. "Begitu pun kondisi Palestina dan sekarang Lebanon yang diporak-poranda oleh pasukan Israel dukungan AS adalah bagian tak terpisahkan dari upaya okupasi dunia barat terhadap Jazirah Islam," katanya. Menurut Iqbal, okupasi sistematis dan berkesinambungan tersebut terutama dilatar-belakangi modus ekonomi, ideologis dan keagamaan sebagian dengan memanfaatkan isu terorisme dan propaganda anti-terorisme. Dengan demikian, okupasi Israel terhadap Lebanon menjadi masalah utama bersama dunia Islam. "Terciptanya hubungan yang kondusif antara Israel dengan Palestina dan Lebanon akan menjadi faktor sangat menentukan bagi terwujudnya perdamaian di Jazirah Islam," harap Direktur Bimbingan Belajar Gamma College ini. Keadilan Selain itu, ICMI Muda juga menyerukan adanya keadilan untuk Lembaga Pendidikan Islam & Pesantren. Menurut dia, lembaga-lembaga pendidikan Islam dan pesantren di Indonesia harus mendapatkan perlakuan adil dalam sistem dan kebijakan pendidikan nasional. Sebab tidak dapat dipungkiri, ribuan lembaga pendidikan Islam dan pesantren yang bertebaran di seluruh Indonesia telah membantu pemerintah mengemban tanggung jawab yang memiliki harapan untuk menjadi bangsa cerdas yang beriman dan bertaqwa. Lembaga-lembaga pendidikan Islam dan pesantren seperti yang dikelola oleh Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), Alwashliyah, As?adiyah, Darudda?wah wal-Irsyad (DDI), Hidayatullah dan banyak lagi organisasi Islam, merupakan sumbangsih sangat besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pembentukan kepribadian bangsa dan penguatan pondasi moral bangsa. Namun terdapat juga fakta lain bahwa ribuan lembaga pendidikan Islam dan pesantren di Indonesia belum mendapatkan perlakuan adil dalam sistem dan kebijakan pendidikan nasional. "Perhatian, dukungan dan subsidi pendidikan dari pemerintah untuk lembaga pendidikan Islam dan pesantren masih sangat rendah, jauh dari memadai jika dibandingkan dengan besarnya sumbangsih pendidikan yang mereka berikan," jelasnya.(Ant/Ims)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua