Feature

Haul ke-19, Mengenang Kecintaan Almaghfurlah KH Cholil Bisri kepada Santri

Susana Haul ke-19 Almaghfurlah KH Cholil Bisri di komplek Pondok Raudlatut Thalibin, Leteh, Jawa Tengah

Susana Haul ke-19 Almaghfurlah KH Cholil Bisri di komplek Pondok Raudlatut Thalibin, Leteh, Jawa Tengah

Rembang (Kemenag) --- Rinai hujan membasuh Kota Rembang malam itu, kala Haul ke-19 Almaghfurlah KH Cholil Bisri di komplek Pondok Raudlatut Thalibin, Leteh, Jawa Tengah berlangsung dengan khidmat.

Para jemaah haul tak bergeming menyimak tentang sekilas rekam jejak perjalanan hidup Almaghfurlah KH Cholil Bisri yang penuh cinta dan ketulusan kepada para santrinya.

Adalah KH Muhammad Hazim Mabrur yang menyampaikan manakib Almaghfurlah KH Cholil Bisri. Ia merupakan santri kesayangan Mbah Cholil sapaan akrab KH Cholil Bisri.

Kepada para jemaah haul, ia mengisahkan keteladanan dan kecintaan tanpa batas KH Cholil kepada para santri.

"Banyak kenangan yang susah dilupakan bersama Mbah Cholil. Beliau sangat dekat dengan santri, sampai-sampai ketika santri pulang beliau masih ingat alamat rumahnya meski jumlah santri saat itu ribuan," ujar KH Hazim Sabtu (27/01/2023).

"Beliau suka memberi nama santri, kalau misal nama gak bagus atau kurang, diubah namanya. Setiap santri yang namanya diubah pasti ada berkahnya. Dan ini dilakukan Mbah Cholil ke semua santri, baik yang mondok atau bukan," sambungnya.

Pernah ada ngaji Selasa, lanjutnya, Kiai Cholil ada jadwal di Jakarta pada Senin dan Rabu. Demi kecintaannya kepada santri dan ngaji, Kiai Cholil Senin di Jakarta, Selasa pulang ke Rembang, dan Rabu kembali ke Jakarta lagi

"Mbah Cholil mendidik dan menuntun semua santri dengan penuh perhatian. Ibarat mengajar anak-anak diajari berdiri kadang dilepas. Beliau sangat telaten dalam mengajar dan senantiasa mengawasi santrinya meski tengah berada di luar Rembang. Beliau memantau dari jauh bahan ajar sampai di mana, siapa santri yang gak masuk, apa alasan santri tidak masuk dan lainnya meski saat itu Mbah Cholil tengah berada di Makkah," kenang KH Hazim.

Di sisi lain, imbuh KH Hazim, Mbah Cholil kadang mengajar dan menyampaikan nasihat tidak sesuai dengan kebiasaan. Sebab, bagi Mbah Cholil, menngajar itu bukan semata soal kaidah, melainkan soal apa yang dengan mudah dipahami masyarakat.

Tampak hadir dalam haul, keluarga besar Almaghfurlah KH Cholil Bisri, di antaranya: KH Mustafa Bisri yang akrab disapa Gus Mus, KH Yahya Cholil Staquf, Eny Retno Yaqut, Abu Rokhmad dan keluarga lainnya yang berbaur bersama jemaah haul.

KH. Mohammad Cholil Bisri lahir pada 12 Agustus 1942 atau bertepatan dengan 27 Rajab 1263 H di Rembang. Mbah Cholil merupakan putra pertama dari pasangan KH. Bisri Mustofa bin H. Zaenal Mustofa dan Nyai Hj. Ma'rufah binti KH. Cholil Harun Kasingan Rembang. Mbah Cholil wafat pada 7 Rajab atau 24 Agustus 2004.

Dari pernikahannya dengan Nyai Hj. Muhsinah binti KH. Soimuri Solo, Mbah Cholil dikaruniai 8 putra-putri, yakni Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), Ummi Kalsum Cholil Dzalij, Zaenab Cholil Qotsumah, Yaqut Cholil Qoumas (Menteri Agama), Faizah Cholil Tsuqoibak, Bisri Cholil Laquf, Mohammad Hanies Cholil Barro (Wakil Bupati Rembang), dan Mohammad Zaim Cholil Mumtaz.

"Sudah 19 tahun dan kami selalu rindu akan nasihat Mbah Cholil," ujar KH Hazim.

Allahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Rikie Andriyawan

Feature Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua