Khonghucu

Hati yang Terjaga

Js. Jenny Sudjiono

Js. Jenny Sudjiono

Wei De Dong Tian. Manusia diciptakan oleh Tian Tuhan Yang Maha Esa adalah sama; tidak memandang apa jenis kelaminnya, apa status sosialnya. Semua diberi benih yang sama sebagai modal utama atau pertama. Benih yang diberikan adalah Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan.

Benih-benih itu ada di dalam diri kita sejak kita lahir. Perkembangan dari benih-benih itu tergantung dari usaha kita sendiri. Bila kita mau mengembangkannya, dia akan berbuah. Sebaliknya, bila kita membiarkannya, dia akan layu dan bahkan akan mati.

Diibaratkan, saat akan menanam, kita akan membeli bibit yang terbaik karena mengharapkan buah yang banyak. Tetapi, bila kita tidak rajin menyiram dan memberi pupuk, buah yang diharapkan juga tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Jadi, benih kebajikan yang telah diberikan oleh Tian akan tumbuh atau tidak, tergantung dari usaha kita sendiri. Kita mau benih yang ada di dalam diri kita tumbuh dan berkembang atau kita akan membiarkan kosong dan mati.

Ini seperti yang tertulis pada kitab Ajaran Besar Bab I Jenny: 4 yang berbunyi, “Sesungguhnya untuk memperoleh Kegemilangan itu hanya tergantung pada usaha orang itu sendiri.”

Pernahkah kita mendengar ada orang yang berkata, "Memang sudah dasarnya tidak baik ya tidak baik bawaan sejak lahir.” Ataukah kita pernah melihat anak seorang penjahat tetapi tidak mengikuti jejak orangtuanya.

Benih-benih yang tumbuh dengan baik dapat kita lihat dalam keseharian kita. Dan tercermin dalam sikap, perbuatan, dan polah pikir seseorang. Jika benih itu tumbuh dan berkembang dengan baik maka yang kita lihat adalah pribadi-pribadi yang penuh cinta, hangat dan menyenangkan. Sebaliknya, benih yang tidak tumbuh atau mati akan menjadi pribadi-pribadi yang selalu merugikan orang lain.

Bagaimana menjaga agar benih yang diberikan oleh Tian dapat tumbuh dengan baik? Hanya dengan cara membina diri itulah kita dapat menjaga benih-benih yang ada di dalam diri kita tumbuh dan berkembang dengan baik.

Apakah kita juga membutuhkan pupuk dan air untuk menumbuhkan benih-benih itu? Ya, pupuk dan air yang kita gunakan adalah Firman Tian yang dapat kita dengar melalui Sabda-Sabda Nabi Kongzi yang akan menuntun hidup kita. Dengan sering membaca Kitab Suci dan mendengar Firman Tuhan, maka jiwa kita akan terisi, tidak menjadi kosong. Dan bila kita melakukan kesalahan, dengan sendirinya suara hati kita akan mengingatkan dan segera kembali ke jalan yang benar.

Sebaliknya, jiwa yang tidak pernah diberi pupuk akan tumbuh menjadi orang yang keras kepala, susah diatur dan mempunyai pribadi yang tidak menyenangkan. Hati nuraninya akan tertutup.

Benih-benih yang telah tumbuh dengan baik itu akan terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang sudah dibaca akan diimani akan terwujud dalam prilaku yang baik. Karena manusia itu harus hidup berdampingan dengan orang lain maka sikap untuk tetap menjaga hati itu sangat penting sekali. Manusia tidak akan luput dari kesalahan. Tapi bila kita dengan cepat memperbaikinya, kesalahan itu merupakan pelajaran berharga bagi diri kita.

Pada situasi pandemi dan banyaknya bencana yang terjadi seperti sekarang ini, dalam keadaan yang sulit, baik di bidang ekonomi maupun sosial, segala gerak gerik kita sangat terbatas. Di sinilah hati kita akan diuji apakah kita masih di batas tengah.

Banyaknya pengganguran, usaha yang menurun drastis, masih adakah benih cinta kasih di dalam diri kita untuk membantu saudara kita yang lebih terpuruk?

Di dalam Kitab Ajaran Besar Bab X:20 berbunyi: “Seorang yang penuh Cinta Kasih menggunakan harta untuk mengembangkan diri. Seorang yang tidak berperi Cinta Kasih, mengabdikan dirinya untuk memupuk harta.”

Ayat ini mengajarkan kita untuk berbagi. Bila kita dalam keadaan mampu maka kita harus memberi sedekah dari sebagian harta kita untuk membantu mereka yang sedang kesulitan. Harta merupakan rejeki yang diberikan oleh Tian kepada kita dan sepatutnya kita mensyukuri apa yang sudah kita terima dengan cara berbagi.

Harta tidak harus berupa uang atau kekayaan. Tian memberikan kita tubuh yang sehat, punya akal pikiran bisa kita gunakan untuk membantu saudara yang membutuhkan dengan cara mengumpulkan donasi, itu semua juga harta. Memang kita mungkin tidak dapat membantu banyak, tetapi dengan membantu mengumpulkan donasi itu juga merupakan tindakan mulia. Jadi perbuatan baik bisa kita lakukan tidak perlu menunggu kita kaya dahulu atau kita sudah makmur. Pada intinya kita di samping cerdas hati juga harus cerdas pikiran.

Terkadang kita melihat ada orang yang memanfaatkan jabatan atau kedudukan dengan memupuk harta yang bukan menjadi haknya, misalnya melakukan tindakan korupsi. Karena melihat adanya peluang dan kesempatan, suara hati nurani dikalahkan oleh nafsu duniawi. Tidak berfikir akan akibatnya. Yang ada hanya penyesalan di kemudian hari.

Ini seperti yang tertulis dalam kitab Sabda Suci jilid VI:19 yang berbunyi : Nabi bersabda, “Hidup manusia difitrahkan lurus. Kalau tidak lurus tetapi terpelihara juga kehidupannya, itu hanya kebetulan.” Segala perbuatan yang tidak benar yang keluar dari Jalan Suci, cepat atau lambat pasti akan diketahui orang lain, meski sepandai pandainya kita merahasiakannya.

Jadi, betapa pentingnya kita merawat benih-benih suci dalam diri agar hidup kita senantiasa di dalam jalan yang benar. Bila hidup kita sudah di jalan yang benar, janganlah takut hidup kita menjadi susah atau terlantar.

Semoga Tian dan Nabi Kongzi senantiasa membimbing kita semua agar selalu dapat menjaga hati kita agar berkah. Tian senantiasa meliputi kita semua. Shanzai

Js. Jenny Sudjiono (Penyuluh Agama Khonghucu)


Editor: Moh Khoeron

Khonghucu Lainnya Lihat Semua

Js Jenny Sudjiono (Rohaniwan Khonghucu)
Berkah di Jalan Tian

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan