Nasional

Forum Peduli IAIN Tetap Tolak Karateker dan Pilcarek Ulang

Padang, 26/7 (Pinmas)-Puluhan mahasiswa mengatasnamakan Forum Peduli IAIN-Imam Bonjol Padang, Sumbar, tetap menolak karateker (pejabat rektor sementara) dan juga menolak pemilihan calon rektor yang akan ditetapkan Depertemen Agama RI. Penolakan itu disampaikan pengunjukrasa dalam orasinya di Jalan Kampus IAIN Lubuk Lintah, Kota Padang, Rabu. Pengunjukrasa dalam orasinya, "Tidak akan membiarkan pejabat sementara masuk ke Kampus IAIN, apalagi yang ditunjuk dari Depertemen Agama RI".

M Sidiq koordinator aksi menyatakan, jika terjadi penetapan karateker rektor, sejumlah ormas Islam di Kota Padang akan mendukung Forum Peduli Kampus untuk `berjihad`."Satu detikpun karateker itu tidak akan dibiarkan masuk ke kampus IAIN-IB Padang," ujarnya. Apalagi yang akan ditunjuk Menag, sebagai karateker Atha` Mashar, kepala Balitbang Depertemen Agama RI. "Atha` tidak memahami IAIN IB dan juga pengembang pikiran sekularisme, pluralisme, liberalisme (Spilis) yang berkiblat ke Barat," katanya."Tak ada pilihan lain, menuntut Menag secepatnya melantik calon rektor yang terpilih Nasroen Harun," ujarnya.

Pengunjuk rasa juga membawa sejumlah spanduk berisikan "Usut kekayaan Maidir Harun dan pejabat IAIN", " Selamatkan IAIN dari pelecehan Aqidah," ,"pecat dosen penyebar pemikiran sesat di kampus, karena mereka komunis." Selain dari membawa spanduk pungunjukrasa juga mengumpulkan ratusan tandatangan mahasiswa di atas kain putih sepanjang 100 meter. Ed, pengunjukrasa lainnya, menyebutkan, pengumpulan tandatangan mahasiswa itu untuk menolak karateker dan pemilihan ulang calon rektor baru IAIN-IB Padang yang nantinya akan dikirim ke Menag. Unjukrasa mahasiswa peduli IAIN itu, terkait dengan informasi akan datang dari Komnas HAM Sumbar, Tim DPRD Sumbar dan tim dari Depertemen Agama RI.

Unjuk rasa beretika Sebelumnya Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (Purek III), H Asasriwarni menilai, aksi sejumlah mahasiswa mengatasnamakan forum Peduli kampus yang menolak Pilcarek, tindakannya mulai mengarah tidak beretika. " Sejumlah mahasiswa dalam berorasinya, nyaris menjurus ke arah `penghinaan` terhadap individu," katanya. Ia menyatakan, jika tindakannya mengarah dan menyerang individu dan menghina, bisa terkait pada pasal-pasal pidana. "Pihak yang merasa diserang dan difitnah bisa saja melakukan balasan dengan menjaring dalam pasal-pasal pidana," katanya dan mengharapkan, mahasiswa yang kontrak dan terus berorasi dalam aksi unjukrasanya menolak Pilcarek dan karateker agar menghindari cara-cara yang menyerang individu. "Silahkan sampaikan pendapat, karena itu hak selaku mahasiswa, namun jangan melampaui batas etika," ujarnya.

Guna mencegah muncul tindakan yang dapat mengarah pada tindak pindana itu, pembantu dekan bidang kemahasiswaan tiap fakultas IAIN IB, sudah menggelar rapat dan menghasilkan sejumlah kesepakatan. Satu kesepakatan itu, katanya, dekan akan memanggil BEM fakultas dan mendesak agar mahasiswa berorasi tidak memojokkan dan fitnah terhadap orang per orang. (Ant/Ims)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua