Daerah

Direktur Madrasah: Kemenag Jamin Akses Pendidikan di Daerah Pedalaman

Wamena (Pinmas) --- Kementerian Agama melalui DIrektorat Pendidikan Madrasah akan menjamin akses pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat di daerah pedalaman dan tertinggal tanpa ada diskrimasi atas nama apapun.

“Kita akan jamin akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat pedalaman,” tegas Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, di tengah kunjungannya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Merasugun Asso yang merupakan salah satu madrasah pedalaman yang berlokasi di Merasugun-Virdaus Asso, Kampung Assolipele Distrik Walesi, Kabupaten Wamena, Provinsi Papua, 6-8 Juni 2014 lalu.

Ikut dalam kunjungan tersebut, Kasubdit Sarana Prasarana Direktorat Pendidikan Madrasah, Ida Nor Qosim, Kepala Seksi Kerjasama Kelembagaan Direktorat Pendidikan Madrasah, Abdullah Faqih, dan beberapa pejabat Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua dan Kankemenag Kabupaten Wamena.

M. Nur Kholis mengaku dirinya sengaja terjun langsung ke daerah agar bisa melihat kondisi objektif layanan pendidikan madrasah di daerah pedalaman dan tertinggal di provinsi Papua. Hasil kunjungan ini, lanjut M. Nur Kholis, akan dijadikan sumber inspirasi dan input penting dalam pengambilan kebijakan yang tepat dalam konteks peningkatan dan perluasan akses dan mutu pendidikan madrasah.

Menurutnya, Direktorat Pendidikan Madrasah terus menggalakan proram perluasan akses dan mutu pendidikan yang merata dan berkeadilan bagi semua warga negara tanpa diskriminasi terutama di daerah pedalaman, tertinggal, dan terluar (disadvantaged community).

Dalam kunjungan tersebut, M. Nur Kholis bertemu dengan Ketua Suku Walesi, Sadik Asso, dan sejumlah tokoh adat lainnya di Walesi, Wamena. Dalam pertemuan tersebut, guru besar UIN Sunankali Jaga ini lebih banyak mendengar harapan dan keinginan masyarakat muslim Walesi terkait keberadaan madrasah yang telah berdiri sejak tahun 1982.

Ketua Suku Walesi, Sadik Asso, berharap Kementerian Agama dapat membangun madrasah negeri terpadu di Walesi yang meliputi MI, MTs, dan MA. “Kami sudah lama menunggu penegerian madrasah. Kami sangat berharap perhatian pemerintah,” demikian disampaikan Ketua Suku Walesi dengan bahasa lokal yang diterjemahkan oleh penerjemah.

Sadik Asso juga mengatakan masyarakat adat bersedia menyerahkan tanah seluas sekitar 10 ha untuk didirikan madrasah negeri agar dapat menjamin keberlangsungan akses pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat Walesi.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Papua yang juga turut mendampingi Direktur Pendidikan Madrasah selama kunjungan tersebut juga sangat berharap penegerian madrasah di Kampung Adat Walesi mendapat prioritas Kementerian Agama. Menurutnya, hanya melalui penegerian madrasah, keberlangsungan layanan akses pendidikan bagi masyarakat pedalaman bisa dijamin secara memadai, mengingat keterbatasan sumberdaya dan dukungan pendanaan masyarakat lokal.

Menanggapi harapan dan permintaan tersebut, Direktur Pendidikan Madrasah menegaskan bahwa Kemenag akan hadir untuk menjamin layanan akses pendidikan bagi masyarakat pedalaman di Walesi dan di daerah lainnya terutama kawasan Indonesia Timur. “Saya Insya Allah akan menindaklanjuti harapan masyarakat Walesi. Kemenag sangat concern terhadap jaminan layanan akses pendidikan madrasah yang berkualitas di daerah-daerah pedalaman, tertinggal, dan terluar terutama kawasan Indonesia Timur,” demikian Direktur Pendidikan Madrasah menjelaskan.

Dikatakan doktor lulusan Jerman ini, dirinya akan memperjuangkan penegerian MI Merasugun Asso dan membangun MTs Negeri dan MA Negeri di lokasi tersebut. Untuk tahap awal, dia akan mendirikan MTs Merasugun Asso Filial dari MTsN terdekat di Papua.

M. Nur Kholis juga mengaku prihatin dan sedih atas kondisi pelayanan pendidikan di masyarakat Walesi, yang merupakan salah satu wilayah yang dihuni oleh suku asli papua yang telah menganut agama Islam sejak tahun 1960-an. Untuk itu, dia berjanji akan memperjuangkan guru-guru madrasah di pedalaman papua tersebut mendapat prioritas penerimaan tunjangan khusus dari Kementerian Agama.

Kasubdit Sarana dan Prasarana, Ida Nor Qosim, yang turut mendampingi Direktur Pendidikan Madrasah mengaku siap melaksanakan kebijakan afirmatif (affirmative policy) yang telah digariskan oleh pimpinannya untuk menjamin akses pendidikan madrasah di daerah pedalaman.

Ida Nor Qosim juga berjanji akan memperjuangkan ketersediaan anggaran melalui DIPA Kanwil Kemenag Provinsi Papua untuk pembangunan sarana prasarana yang diperlukan untuk pembangunan MTsN Filial di Walesi.

“Insya Allah saya akan berusaha memastikan bahwa anggaran tersedia untuk pembangunan MTsN Filial di Waelesi,” pungkas Ida Nor Qosim sambil menesteskan air mata melihat anak-anak tengah makan siang dengan hanya nasi yang diberi garam dan minyak. (faqih/mkd/mkd)

Tags:

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua