Nasional

Deklarasi Bogor: Mewujudkan perdamaian Di Irak, Pasukan Koalisi Pimpinan AS Keluar Dari Irak

Jakarta, 5/4 (Pinmas) - Konferensi Internasional Pemimpin Umat Islam untuk Rekonsiliasi Irak, yang berlangsung di Bogor selama dua hari (tanggal 2 s-d 4 April) kemaren (4/4) telah ditutup oleh Wapres M. Yusuf Kalla di Istana Bogor. Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Bogor, salah satu butir dari Deklarasi tersebut adalah mendesak tentara koalisi yang dipimpin AS keluar dari bumi Irak. "Kami meminta pasukan koalisi pimpinan AS keluar dari Irak" kata Prof. Abdul Salam Al-Abadi, delegasi asal Yordania, yang membacakan Deklarasi Bogor saat penutupan Konferensi. Deklarasi itu juga menyepakati program rekonstruksi Irak dengan mengundang negara-negara Islam, OKI, Liga Arab, dan PBB.

"Kami mengutuk segala bentuk terorisme dan fanatisme karena itu jelas melanggar ajaran Islam". lanjut Abdul Salam. Kekerasan di Irak, menurut ulama asal Iran, Syekh Mohammad Mehdi Taskir, bukan akibat pertentangan Suni-Syiah di Irak . Kehadiran pihak ketigalah yang memecah perdamaian kaum Suni-Syiah di Irak. Taskiri mengibaratkan virus ganas yang menyerang tubuh .

Virus dimaksud tak lain imperialisme AS. Satu-satunya cara menyembuhkan tubuh yang sakit dari serangan virus adalah dengan mengeluarkan virus tersebut. Artinya penjajahan AS atas Irak harus dihentikan. Inilah cara paling ampuh menghentikan kekerasan tersebut. Ketua Umum PP Muhammadiyah Dim Syamsuddin, menegaskan, kehadiran pasukan AS di Irak telah menimbulkan radikalisasi dan radikalisme. Pandangan ini diperkuat oleh Ketua Umum PB NU, KH. Hasyim Muzadi. " Kehadiran AS penyebab utama konflik berkepanjangan di Irak. Pemerintahan pendudukan telah menimbulkan dendam di kalangan rakyat Irak", kata Hasyim. Syekh Abdullah An-Nidzam, ulama terkemuka asal Damaskus , Suriah menegaskan pentingnya mendesak AS meninggalkan Irak .

" Biarkan masalah Irak Idiselesaikan dengan dukungan umat Islam dari seluruh dunia ".Senada dengan Nidzam Pimpinan Delegasi Pakistan, Mufti Meneebu-ur Rahman, berharap pasukan-pasukan perdamaian negara-negara Islam bisa mengantikan pasukan AS. Pasukan ini bisa saja dipimpin Indonesia , Malaysia, atau Pakistan. Selanjutnya Hasyim Muzadi mengakui, upaya mewujudkan perdamaian di Irak masih panjang. Karena itu, upaya konsultasi lanjutan dengan pihak-pihak terkait di Irak harus diteruskan. "Kami telah membentuk Tim kecil yang akan memikirkan apa langkah nyata selnjutnya," jelas Hasyim. Wapres Yusuf Kalla, dalam sambutan penutupan konferensi, berharap pertemuan ulama Suni-Syiah ini dapat meratakan jalan bagi rekonsiliasi nasional di Irak. " Kita perkuat komitmen Irak damai. Saya yakin banyak pemimpin berani di Timur Tengah untuk melakukan ini," ujar nya.

(Fr-sumber Republika) DEKLARASI BOGOR 1. Mendesak semua Muslim memegang prinsip bahwa Suni-Syiah bukan perbedaan esensial dalam pilar Islam 2. Menegaskan kembali dukungan atas kemerdekaan, persatuan, dan integritas teritorial Irak. Mendukung upaya mewujudkan perdamaian dan keadilan serta mendesak penarikan pasukan koalisi pimpinan AS dari Irak dalam waktu tertentu, teratur, dan secara damai 3. Menegaskan kembali komitmen ulama dan pemimpin agama untuk terciptanya rekonsiliasi nasional Irak sebagai implementasi ajaran Islam yang rahmatan lil alamin 4. Mendesak komunitas internasional untuk bekerja sama melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi di Irak 5. Meminta Pemerintah RI, PBNU,dan PP Muhammadiyah menyebarluaskan Deklarasi Bogor ini ke dunia Internasional.( sumber Rplk )

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua