Nasional

Balitbang-Diklat Kemenag akan Jadi Badan Moderasi Beragama, Ini Programnya

Diskusi Ahli tentang Transformasi Badan Litbang dan Diklat menuju Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (foto: Ova)

Diskusi Ahli tentang Transformasi Badan Litbang dan Diklat menuju Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (foto: Ova)

Jakarta (Kemenag) --- Badan Litbang dan Diklat Kemenag akan bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Kepala Balitbang-Diklat Suyitno mengatakan, setidaknya ada empat program yang menjadi garapan lembaga ini.

Suyitno menyebutnya sebagai Catur Program. “Jika sudah bertransformasi, kira-kira ada empat bidang yang akan digarap. Ini merupakan catatan kecil yang boleh dikritisi,” kata Suyitno saat memberikan sambutan sekaligus membuka Diskusi Ahli (Expert Group Discussion) bertema Transformasi Badan Litbang dan Diklat menuju Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Jakarta, Senin (12/12/2022).

Empat program tersebut, pertama, transformasi digital, kelembagaan, dan sarana-prasarana. Kedua, pemetaan dan penataan SDM. Hal ini penting karena berkaitan dengan pembinaan sumber daya manusia. Ke depan, ASN Kemenag akan dipetakan berdasarkan manajemen talenta, sehingga akan menjadi bank SDM.

Ketiga, penguatan baseline kebijakan bidang agama dan layanan keagamaan. Keempat, yaitu meningkatkan Jaminan Mutu dan Zona Integritas (Jamu Zotas).

“Nah, dalam empat program utama ini yang menjadi core business-nya nanti adalah memastikan transformasi kelembagaan. Itu ditandai salah satunya adalah Puslitbang 1 yang berubah menjadi Pusat Moderasi Beragama,” tuturnya.

“Ini kalau kita lihat di draft RPMA tentang SOTK itu memang berpotensi menjadi Pusat Moderasi Beragama. Tetapi apakah itu, nanti kita diskusikan lebih lanjut. Tetapi, apapun itu tusi kita telah berubah terutama di bidang penelitian dan pengembangan,” imbuhnya.

Jika sudah bertransformasi, lanjut Suyitno, maka PR tentang Moderasi Beragama menjadi sangat luar biasa. Dia merasa, hari-hari ini polarisasi di media sosial sangat seru. Ia berharapa semua bisa berakhir dengan baik.

Sistem Deteksi Dini
Suyitno menambahkan, Kemenag saat ini juga sedang merancang program early warning system (sistem deteksi dini). Sebagai upaya pencegahan ektremisme dan intoleransi, pihaknya membayangkan akan mempunyai ‘BMKG’ ala Kemenag.

“BMKG Kemenhub sudah sangat baik membaca cuaca, cerah, mendung, berpotensi hujan dan lainnya. Tetapi dalam konteks kerawanan sosial keagamaan, kita sering kecolongan. Nah, kita sebagai penjaga pengarusutamaan Moderasi Beragama, terutama Puslitbang 1, seolah selalu ketinggalan. Transformasi kelembagaan ke depan kita meniscayakan adanya BMKG untuk mendeteksi itu,” terangnya.

Suyitno yakin intoleransi juga mudah dideteksi. Sebab, gejalanya ada. Dia meminta jajarannya, terutama di Puslitbang 1 mengawal hal ini supaya fungsional, dapat menciptakan keamanan dan kenyamanan masyarakat, khususnya dari perspektif intoleransi.

Dalam kesempatan ini, Suyitno memberikan buku 47 Tahun Puslitbang 1 kepada para mantan pejabat yang hadir secara luring. Yaitu, HA Chunaini Saleh (Kepala Pusat 1 periode 2002-2003), H Muhaimin Abdul Ghofur MA (2003-2004), Prof HM Ridwan Lubis (2005-2007), H Dedi Jubaedi (2013-2014), H Muharam Marzuki (2014-2020), dan Prof HM Adlin Sila (2020-2022).

Hadir juga secara langsung Kaban Litbang Diklat Prof Abdul Jamil (2010-2012) yang juga mantan Dirjen Bimas Islam dan Dirjen Pelayanan Haji dan Umrah (PHU) itu. Sementara Prof HM Atho’ Mudzhar (2002-2010) dan Prof H Abdurrahman Mas’ud (2014-2020) hadir secara daring. (Ova)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua