Daerah

80 Sarjana STAIN Meulaboh Diwisuda, Daring dan Luring

Wisuda STAIN Meulaboh

Wisuda STAIN Meulaboh

Meulaboh (Kemenag) --- STAIN Tenugku Dirundeng Meulaboh menggelar wisuda sarjana bagi 80 mahasiswanya di auditorium kampus. Wisuda pada Senin (25/5/2021) ini digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kelembagaan, Mukhsinuddin, mengatakan, wisuda tersebut merupakan angkatan X. Mereka yang diwisuda adalah mahasiswa Jurusan Dakwah dan Komunikasi Islam (6), Jurusan Tarbiyah dan Keguruan (55), dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam (19). Hadir memberikan orasi ilmiah, Brigjen TNI Niko Fahrizal dari Pangdam Iskandar Muda Aceh.

“Wisuda ke X ini mengambil tema, Indentitas Budaya dan Perubahan Sosial Masyarakat Aceh Era Digital,” ujar Mukhsinuddin.

“Wisuda dilaksanakan daring dan luring. Para wisudawan hadir di kampus, sementara orang tua wisudawan dan dosen mengikuti secara virtual. Kegiatan ini juga dipantau Gugus Kabupaten Aceh Barat,” lanjutnya.

Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Inayatillah, mengingatkan bahwa wisuda bukanlah penanda selesainya belajar dan proses akademik. Sebab, para sarjana harus terus mengasah kemampuan dalam melihat dan menyelesaikan permasalahan masyarakat. Wisuda hanyalah langkah awal untuk mulai hidup baru, mempraktikkan ilmu yang dipelajari dan menambah wawasan di tempat lain.

“Tetap jaga silaturrahmi dan jalin komunikasi dengan almamater dalam wadah ikatan alumni. Harus jeli menatap masa depan secara optimis. Yakinkan diri saudara bahwa setelah dari sini, akan membawa misi perubahan,” tuturnya.

“Berkembang dengan aksi-aksi positif bukan malah destruktif, belajar berkolaborasi dan menjadi super tim. Berkembang bersama mengharumkan almamater dan mengharumkan kampung halaman, dan menjadi terberdayakan,” sambungnya.

Brigjen Niko Fahrizal dalam orasi ilmiahnya memaparkan identitas budaya masyarakat Aceh dari masa ke masa. Menurutnya, masyarakat Aceh dikenal memiliki sikap pejuangan, integritas, dan terbuka dengan perubahan dan modernisasi.

“Bila kita membaca sejarah, Aceh melahirkan banyak pahlawan yang begitu pratiot dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara. Di antaranya, ada Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Teuku Umar Johan Pahlawan, dan Tgk Chik Ditiro. Mereka begitu gigih dalam memperjuangkan bangsa ini untuk masa depan generasi yang akan datang. Mari kita ambil iktibar kepada para pejuang Aceh itu,” ajak Niko Fahrizal.

Namun demikian, Niko Fahrizal mengingatkan para wisudawan akan ancaman disorganisasi dan kurangnya solidaritas sosial. Niko berharap ancaman tersebut bisa diatasi dan tidak merusak identitas budaya masyarakat Aceh.


Editor: Moh Khoeron

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua