Opini

Meningkatkan Etos Kerja di Masa Pandemi Covid-19

Riswadi

Riswadi

Hari itu, ada pesan masuk di group whatsapp pegawai, berisi surat terbuka dari pimpinan. Inti surat itu adalah “keprihatinan”, “kegelisahan” dan “ketidakpuasan” atas ulah oknum pegawai dan karyawan yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk bermalas-malasan. Mereka tidak masuk kantor dengan berbagai alasan. Padahal, kebijakan work from home (WFH) sudah tidak diberlakukan, diganti pengurangan atau penyesuaian jam kerja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Pandemi Covid-19 memang mengubah banyak hal, termasuk dunia kerja. Tugas yang biasanya diselesaikan di kantor, harus dikerjakan di rumah kerena adanya kebijakan WFH. Namun, ada juga yang menyalahgunakan kesempatan WFH untuk hal lainnya; ada yang plesiran, mengerjakan pekerjaan di luar kantor, atau sebatas santai bersama keluarga.

Kebijakan WFH memang dibuat dalam kondisi tidak normal karena dampak pandemi. Sehingga, pelaksanaannya relatif “longgar”, tidak ada pengawasan melekat dari pimpinan. Kebijakan ini diterapkan setiapkali ada pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19. Durasinya cukup panjang, hingga 14 hari. Pada akhirnya pegawai merasa nyaman kerja dari rumah, dan itu berdampak pada etos atau semangat bekerja dari kantor atau work form office (WFO).

Kondisi ini juga diperparah dengan tertundanya sebagian besar program karena anggaran difokuskan untuk penanganan Covid-19. Program yang berjalan praksis hanya untuk kebutuhan rutin semisal belanja peralatan kantor, belanja pegawai dan pemeliharaan. Kemudahan sistem online juga menjadikan sebagian pegawai merasa lebih nyaman dan aman bekerja dari kediaman. Mereka sungkan keluar rumah karena khawatir terpapar Covid-19. Kekhawatiran bertambah dengan kabar dari media yang massif memberitakan kematian dan korban penularan virus corona.

Dalam kondisi seperti ini, faktor pengawasan dan keteladanan pimpinan sangat penting. Pegawai mudah terpengaruh oleh laku pimpinan unit yang kurang tegas dan tidak memberikan keteladanan. Apalagi mereka yang memang mentalitasnya malas dan kurang amanah.

Meningkatkan Etos Kerja
Islam menghargai kerja keras dan melarang bermalasan. Islam mengajarkan umatnya untuk kerja sampai tuntas, ikhlas, dan jujur. Kerja menjadi bagian dari bentuk ibadah kepada Allah. Etos kerja diperlukan setiap saat, agar produktifitas kerja optimal.

Pertanyaannya, bagaimana cara menjaga dan meningkatkan etos kerja di masa pandemi ini? Ada delapan hal yang bisa dilakukan. Pertama, maknai kerja sebagai rahmat yang patut disyukuri. Caranya, lakukan yang terbaik sesuai tugasnya.

Kedua, kerja adalah amanah, baik dari pimpinan, keluarga, maupun Sang Pencipta. Maka, etos kerja harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.

Ketiga, kerja merupakan panggilan jiwa. Ketika bekerja merupakan panggilan jiwa dan dilandasi semangat pengabdian, maka akan muncul motivasi yang mendorong untuk bekerja dengan tuntas dan penuh integritas.

Keempat, kerja sebagai aktualisasi diri. Bekerja adalah cara manusia mempertahankan jatidirinya, memenuhi kebutuhan lahiriahnya. Kerja juga sarana mengaktualisasikan potensi diri dengan penuh semangat.

Kelima, kerja adalah ibadah. Ketika kerja dilandasi semangat beribadah, maka setiap gerak dan langkah akan dicatat sebagai kebaikan. Karena itu, bekerjalah dengan serius sesuai profesi masing-masing.

Keenam, kerja merupakan seni. Bekerja juga menuntut kreatifitas, menggunakan cara yang cepat, tepat, cermat, serta manfaat. Hal itu akan menjadikan pekerjaan tidak monoton.

Ketujuh, bekerja merupakan kehormatan. Bekerja cermin kemandirian dan itu mahkota kehormatan. Oleh karenanya, bekerjalah dengan ketekunan dan keunggulan.

Kedelapan, kerja merupakan pelayanan. Setiap pekerjaan akan terkait dengan pelayanan. Semangat melayani harus terpatri. Bekerja dengan kerendahan hati akan menghasilkan kinerja paripurna.

Kita menyadari bahwa setiap pekerjaan dibutuhkan etos kerja yang tinggi, agar dapat mewujudkan cita-cita yang hendak dicapai. “Barang siapa yang ingin berhasil total maka harus berani gagal total”. Kalimat tersebut mendorong kita untuk bekerja dengan keseriusan, totalitas, hingga tuntas. Selain itu, kita juga perlu fokus, istiqomah, komitmen dalam mengemban amanah, baik sebagai hamba maupun khalifah Allah di muka bumi.

Pandemi Covid-19 tidak seharusnya menjadi halangan untuk bekerja keras. Karena dalam kondisi seperti ini, yang terpenting adalah tetap menjaga protokol kesehatan.

Etos kerja yang tinggi merupakan ciri muslim sejati. Sebuah ungkapan mengajarkan, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.”

Jangan bekerja karena diawasi pimpinan! Sebab, seluruh tindakan kita diawasi Yang Maha Mengawasi.

Riswadi, M.Pd (bekerja di PTKIN)

Opini Lainnya Lihat Semua

Keislaman Lainnya Lihat Semua