Nasional

Wapres Budiono Hadiri Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Magelang (Pinmas) —- Wakil Presiden RI, Prof Boediono menghadiri Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2558 BE-2014 M di Pelataran Candi Agung Borobudur, Magelang-Jawa Tengah, Rabu (14/5) malam.

Turut hadir dalam perayaan tersebut, Menteri Agama Suryadharma Ali dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selain dihadiri ribuan Umat Budha dari tanah air, perayaan Hari Raya Waisak yangdiselenggarakan oleh Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI) juga dihadiri oleh Umat Budha dari 20 negara sahabat dari berbagai Sangha (aliran).

Adapun Tema perayaan Waisak tahun ini adalah Kembangkan Brahmavihara untuk Kebahagiaan Semua Makhluk, dengan sub tema: Senantiasa Berpandangan Terang dan Pikiran Luhur. Dalam sambutannya, Wapres berharap, Perayaan Hari Raya ini mampu menjadi momentum bagi Umat Budha untuk merenungkan kembali nilai-nilai Ajaran Budha.

“Semoga, perayaan Tri Suci Waisak ini mampu menjadi momentum untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur Ajaran Budha Gautama. Sang Budha mengajarkan nilai-nilai universal, falsafah kehidupan yang mendalam, pencerahan tentang hakekat dan makna kehidupan Umat Budha yang sejati,” terang Wapres.

“Brahmavihara yang dikumandangkan dalam perayaan ini mengandung empat hal, yakni cinta kasih, welas asih, turut berbahagia (simpati dan empati) dan keseimbangan batin. Sikap ini penting bagi kehidupan, baik sebagai pribadi maupun bangsa” imbuh Wapres.

Usai seremonial perayaan, acara kemudian dilanjutkan dengan ritual di tenda masing-masing sangha. Sekitar pukul 23.11 para Umat Budha diarahkan untuk berkumpul di altar utama (sebelah Barat candi) untuk mengikuti Ritual Detik-Detik Waisak, Kamis (15/05) dini hari, tepatnya pukul 02.15.37 WIB.

Memasuki detik-detik Waisak, ditandai dengan pemukulan “Beduk” dan Genta. Umat Budha kemudian melakukan semadi dan (pembacaan) doa.Dalam renungannya, Koordinator Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthaviira mengatakan, Sang Buddha mengajarkan kesederhanaan, kehidupan bersih yang mengekang kehidupan jahat.

“Sang Buddha selalu mengajarkan cinta kasih, simpati, dan keseimbangan batin. Cinta kasih adalah rasa persaudaraan, persahabatan yang mendorong berbuat kebaikan. Cinta kasih adalah keiinginan untuk membahagiakan makhluk lain dan menyingkirkan kebencian. Cinta kasih yang diajarkan Sang Buddha adalah cinta kasih yang universal,” terang Bhiksu.

“Belas kasih harus menggema dan menyebar ke segenap penjuru untuk menetralisir akumulasi kegelisahan umat manusia,” tambahnya.

Seusai berdoa, Umat Budha melakukan Pradaksina, yakni berjalan mengelilingi Candi Borobudur searah jarum jam tiga kali. Rangkaian perayaan Tri Suci Waisak dan detik-detik Waisak di Candi Agung Borobudur, ditutup dengan pelepasan 1.000 lampion.

Sebagai bagian dari rangkaian perayaan Waisak, pada Minggu (27/4), Walubi melakukan bhakti sosial dengan membersihkan taman makam pahlawan di seluruh Indonesia. Acara tersebut lalu dilanjutkan pada Minggu – Senin (11-12/05), di mana Walubi melakukan Baksos dan pengobatan gratis di Candi Borobudur dan sekitarnya.

Kemudian, pada Selasa (13/5) Walubi mengambil air suci dari Umbul Jumprit (Temanggung) dan Api Alam Abadi di Mrapen-Godong-Grobogan) untuk kemudian disemayamkan di Candi Mendut. (G-penk/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua