Nasional

Wamenag Resmikan Gedung Pusat Lembaga Alkitab Indonesia

Jakarta(Pinmas) - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar, Kamis (9/2) pagi, meresmikan Gedung Pusat Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) di Jl Salemba Raya No. 12, Jakarta Pusat. Peresmian yang dihadiri oleh perwakilan pemuka agama Katolik dan Kristen Protestan ini menandai berfungsinya gedung Pusat LAI sebagai pusat penerjemah dan produksi Alkitab untuk umat Kristiani di Indonesia. "Peresmian gedung ini perlu diberikan apresiasi positif karena sebagai sarana penebar perdamaian dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, " ujar Nasaruddin kepada wartawan usai peresmian.

Nasaruddin juga menilai, gedung pusat LAI merupakan cerminan bangunan spiritual yang mampu memberikan pencerahan kepada umat Kristiani sehingga memahami ajaran agamanya lebih mendalam. "Lahirnya bangunan spiritual itu penting karena bisa menuntun pemeluknya ke arah pencerahan dalam memahami ajaran agamanya, " katanya. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) berdiri pada 9 Februari 1954 lalu. Peresmian gedung pusat LAI ini juga sebagai perayaan ulang tahun LAI ke 58 tahun. Alkitab Terbesar Peresmian Gedung Pusat Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang berlangsung hari ini terasa spesial bagi segenap umat Kristiani di Tanah Air. Acara yang disaksikan langsung Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar itu juga diisi peluncuran Alkitab terbesar di dunia yang dicetak oleh LAI.

Keberhasilan LAI mencetak Alkitab terbesar di dunia ini merupakan rekor tersendiri sehingga Museum Rekor Indonesia (MURI) menyetujui untuk mencatatnya sebagai Alkitab/Kitab Suci terbesar di Indonesia. "Alkitab ini terbesar di dunia dan terkait MURI sudah melakukan pengecekan sejak dua tahun lalu," ujar Sekretaris Umum LAI Duta Pranowo di usai acara peresmian Gedung Pusat LAI di Jl Salemba Raya No. 12, Jakarta Pusat, Kamis (9/2). Alkitab terbesar di dunia atau tepatnya Alkitab Edisi Studi dengan lebar 1,04 cm dan tinggi 147 cm dalam ukuran tertutup dan 208 cm X 147 cm dalam ukuran terbuka itu kini diletakkan di ruang lobby Gedung Pusat LAI.

Proses pembuatan Alkitab setebal 2.120 halaman itu dimulai awal April 2011. "Waktu cetaknya saja 10 bulan. Satu lembar halaman memakan waktu 15 sampai 20 menit," katanya. Salah satu latar belakang pembuatan Alkitab terbesar didasari pendirian Gedung Pusat Alkitab yang direncanakan juga sebagai Pusat Komunitas Kristiani. Termasuk sebagai dorongan bagi siapa saja untuk mendalami firman Tuhan yang terkandung dalam Alkitab. Pranowo berharap, peluncuran Alkitab terbesar ini mampu meningkatkan pelayanan kepada umat Kristiani di Indonesia. Utamanya kepada umat Kristiani yang belum memiliki Alkitab. "Kami menggalang dana untuk mereka yang tidak mampu sehingga bisa memiliki Alkitab dan kita juga programkan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa daerah," katanya.(jurnas/yudha)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua