Madinah (Kemenag) --- Tim Media Center Haji (MCH) Daker Madinah dan Daker Bandara yang beranggotakan 13 orang mendapat kesempatan berwisata ziarah ke sejumlah tempat bersejarah di Madinah. Kesempatan ini diberikan oleh Universitas Thaiba Madinah.

Selasa (08/08), tim MCH diajak berkeliling Madinah menggunakan bus yang disiapkan Universitas Thaiba. Ada empat perwakilan universitas yang ikut, termasuk didalamnya Ketua Program Dirasat Islamiyah Dr. Ahmad Bin Abdul Jabbar Asy-Sya’bi. Ikut sebagai penerjemah adalah petugas temus Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah Budi Satria yang juga mahasiswa Pascasarjana Uiversitas Thaiba.

Bertolak dari Kantor Daker Madinah pukul 09.30 waktu Arab Saudi, bus mengantar tim MCH ke sejumlah lokasi bersejarah. Lokasi pertama adalah Jabal Sal’a. Sementara jalan bus melambat, Syekah Ahmad menjelaskan sekilas tentang Jabal Sal’a dan kaitannya dengan Perang Khandak (Perang Parit). Gunung ini dikenal juga dengan tsaniyyatul wada', tempat menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw. Di atasnya masih tampak ada benteng-benteng tempat berlindung.

Tempat berikutnya adalah Jabal Rayah atau Jabal Dzubab. Disebut Rayah (bendera) karena dalam riwayat disebutkan bahwa di tempat ini pernah dikibarkan bendera untuk Rasulullah Saw pada saat perang Khandak. Di tempat ini terdapat juga sebuah masjid yang disebut dengan masjid Rayah

Tim MCH lalu diajak melihat sejumlah tempat lainnya, antara lain:
1. Saqifah Bani Saidah, tempat para sahabat bermusyawarah dan memutuskan untuk membaiat Abu Bakar sebagai pengganti Rasulullah;

(Tampak dari jauh, rindang pepohonan kurma yang dulunya adalah lokasi Saqifah (aula) Bani Saidah/foto: istimewa)

2. Lapangan Manakhah, tempat jual beli ahlul Madinah sejak zaman Rasulullah dan sampai sekarang masih menjadi pasar ahli Madinah;
3. Wadi (lembah) Buthhan;

4. Pusat pendinginan Masjid Nabawi yang berjarak 7 km dari masjid dan terhubung oleh terowongan yang sangat besar dan panjang;
5. Batas Tanah Haram Madinah (Maa baina labbataiha)
6. Masjid Ghamamah, tempat Nabi menjalankan Salat Istisqa, Idul Adha, Idul Fitri, dan salat ghaib

(Masjid Al Anbary/foto: istimewa)

7. Museum Kereta Api Madinah dan Masjid Ambariyyah yang dibangun Sultan Abdul Hamid pada zaman Turki Utsmani,
8. Masjid Suqiyah. Tempat Nabi berdoa untuk keberkahan Madinah. “Ya Allah jadikan Kota Madinah ini dua kali lipat keberkahan sebagaimana engkau jadikan keberkahan Kota Makkah”.
9. Masjid Al Fath, tempat rasul memimpin perang khandak. Di kawasan ini, ada makam syuhada khandak, masjid Salman Al Farisi, masjid Ali bin Abi Thalib, dan masjid Umar bin Khattab

(Museum kereta Hijaz/foto: istimewa)

10. Miqat Dzil Khulaifah, tempat Rasulullah mengambil miqat saat menjalankan Haji Wada’. Disebut juga dengan Masjid Bir Ali dan Masjid Syajarah (ada pohon Sumrah yang besar dan di situ Rasulullah beserta sahabatnya berihram)
11. Benteng Ka'b bin Asyraf milik orang Yahudi Bani Nadir yang menjadi provokator penyebab pecahnya Perang Uhud.

(Benteng Ka'b bin Asyraf/foto: istimewa)

Wisata ziarah ini berakhir di Kantor Misi Haji Daker Madinah. Dalam kesempatan wawancara, Syekh Ahmad menjelaskan bahwa Pemerintah Arab Saudi saat ini sangat memperhatikan tempat-tempat bersejarah, antara lain: Masjid Quba, Lokasi Uhud, perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

“Ini dilakukan karena jamaah haji dan umrah ingin melihat sejarah kehidupan Rasulullah sejak di Makkah sampai di Madinah,” ujarnya.

Syekh Ahmad menambahkan bahwa wisata ziarah yang saat ini dilakukan Universitas Thaiba merupakan perintah dari Gubernur Madinah Fasial bin Salman untuk memberikan pengetahuan yang benar kepada jemaah haji dan umrah. Harapannya, jemaah bisa lebih memahamai tempat bersejarah di Madinah dengan pemahaman yang benar

“Madinah ini salah satu tempat wisata Islam. Ini adalah tempat berkembangnya Islam. Semoga ke depannya akan diperindah masjid-masjid, diperbaharui tempat bersejarah yang bagus, untuk khidmah dan pelayanan yang lebih baik kepada jemaah haji dan jemaah umrah,” harapnya.