Nasional

Ulama Harus Lahir Dari Pesantren, Bukan Dari Kampus

Bogor (Pinmas) --- Ulama harus lahir dari Pesantren. Sebab, Ulama pesantren terbukti semakin tinggi ilmunya semakin dekat dengan umat atau masyarakat. Sedang para intelektual Islam kampus, semakin pintar, tidak semakin dekat dengan umat, tapi lebih dekat dengan birokrat. Demikian penegasan Menteri Agama RI era Gus Dur, KH. Tholchah Hasan ketika menyampaikan materi Revitaslisasi Pesantren dalam Penyiapan Kader Ulama pada Pertemuan Penguatan Tradisi Akademik dan Penguatan Peran Tafaqquh Fiddin Pesantren, Bogor, Selasa (23/07).

Menurut Kyai Tholchah, kyai pengasuh pesantren merupakan simbol dan kekuatan daya tarik pesantren. Kyai menjadi maskot keberadaan pesantren di tengah-tengah kehidupan masyarakat, terang Kyai Tholchah Kepemimpinan dan keteladanan seorang kyai yang multidimensi, terbukti bisa menginspirasi komunitas pesantren dan masyarakat sekitarnya, tambah Kyai Tholchah.

Hal ini bisa terjadi, lanjut Kyai Tholchah, karena kepemimpinan kyai umumnya mencakup empat dimensi, yaitu: kepemimpinan intelektual dan kemepimpinan spiritual. Kyai disebut intelektual karena dia berilmu dan mengajarkan ilmunya; disebut pemimpinan spiritual karena sikap, prilaku, serta ajarannya menyentuh masalah kerohaniahan, tashawuf, dan thariqat, terang Kyai Tholchah.

Selain itu, lanjut Kyai Tholchah, kepemimpinan kyai juga berdimensi kepemimpinan administratif. Kyai pesantren dalam kesehariannya juga memimpin dan mengelola lembaga pesantren atau yang sejenisnya, katanya. Lebih dari itu, lanjut Kyai Tholchah, keunggulan seorang kyai terletak pada keberadaannya sebagai pemimpinan sosial. “Tidak diragukan bahwa kyai selalui mempunya kedekatan, kepedulian, dan keterlibatan dalam kehidupan masyarakat dan umat, tegasnya.

Ketika ditanya tentang perlukah pesantren direvitalisasi? Kyai Tholchah menegaskan bahwa memang perlu ada revitalisasi, apalagi melihat status dan posisi pesantren sebagai lembaga pelayanan dan pendidikan umat, sekaligus pusat pengkaderan ulama. Menurut Kyai Tholchah, sebagai lembaga pelayanan dan pendidikan umat yang mempunyai watak dinamis, pesantren diharapkan memiliki karakter yang dinamis pula.

Kyai Tholchah mengingatkan bahwa pesantren harus tetap menjaga relevansinya dengan kebutuhan zaman dan kemaslahatan. Pesantren harus profesional dalam pengelolaan insitusi dan pembelajaran; dinamis dalam informasi akademik dan metodologi; serta kompetitif dalam kualitas proses dan kualitas produk, tegas Kyai Tholchah. Jika demikian, eksistensi dan keberdayaan pesantren dapat diharapkan terus berlangsung sampai sekarang dan di masa mendatang, imbuhnya. (rb)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua