Jeddah (Pinmas) — Masih banyaknya jamaah haji yang nekat memasukkan air zam-zam dalam tas kopor disebabkan karena ada keyakinan dari sebagian jamaah haji Indonesia bahwa air zam-zam yang diambil langsung dari Masjidil Haram lebih memiliki nilai berkah daripada air zam-zam yang beli di pasaran.

Unit Layanan Haji Garuda Indonesia Jeddah, Taufik Hidayat menjelaskan ada sebagian jamaah haji yang berangkat dari embarkasi di pulau Jawa percaya bahwa air zamzam yang diambil dan dibawa sendiri dari tanah suci itu lebih berkah daripada air zam-zam yang dibeli di tanah air.

Biasanya para jamaah haji sudah menyiapkan botol kosong yang dibawa ke Masjidil Haram saat akan menjalankan shalat lima waktu dan setelah selesai mereka baru mengambil air zam-zam dari galon-galon yang telah disediakan ataupun dari kran di belakang maqam Ibrahim.

Taufik Hidayat juga menjelaskan bahwa biasanya air zam-zam yang dibawa pulang oleh para jamaah haji ini sudah pernah dibawa saat melaksanakan thawaf sehingga mengandung keberkahan karena telah dibacakan beberapa doa setiap putaran thawaf.

Dari pantauan Media Center Haji di Gudang Cargo Garuda Indonesia Jeddah, sampai hari ketiga pemulangan jamaah haji, Sabtu (11/10) sore, terlihat sudah menumpuk ratusan kemasan air zam-zam sitaan dalam berbagai ukuran dan kemasan milik para jamaah haji.

Kepala Bidang Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi, Achmad Riad Syafrudin yang ikut hadir di lokasi menghimbau para jamaah untuk tidak lagi sembunyi-sembunyi menyimpan air zam-zam dalam tas kopor. “Serapi apapun kemasannya, air zam-zam yang masuk dalam tas pasti akan terlihat saat masuk x-ray,” jelas Achmad Riad.

Achmad Riad juga mengatakan bahwa jamaah yang masih memaksakan membawa air zam-zam dalam kopor akan rugi dan memperlambat proses pemulangan serta merepotkan semua pihak. “Kalo ada jamaah yang masih membawa air zam-zam di dalam tas pasti akan dibongkar oleh petugas dan akan memperlambat semuanya,” Lanjut Achmad Riad. (mss/mch2014)