Nasional

Temus Mesir Sudah mendapat Visa Haji

Jeddah (Pinmas) -- Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Mesir telah mengeluarkan visa perjalanan haji untuk 68 orang mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir. Mereka adalah bagian dari para tenaga musiman (temus) mahasiswa yang telah lolos seleksi untuk menjadi Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

"Kami berharap 1-2 hari lagi bisa datang, secepatnya. Kami sendiri baru dapat kabar dari Kairo, kemarin sore," kata Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi Arsyad Hidayat di Kantor Teknis Urusan Haji, Jeddah, Arab Saudi, Kamis (11/9).

Temus ini nantinya akan melengkapi temus yang sudah datang dari Yordania sebanyak lima orang, Maroko enam orang, dan Tunisia tiga orang. Mereka semuanya sudah dibagi dalam tiga daerah kelompok kerja.

Selanjutnya segera menyusul temus dari Sudan sebanyak 17 orang, Yaman sebanyak 13 orang, dan Libanon sebanyak tiga orang. Sementara dua mahasiswa Indonesia di Suriah yang akan bergabung masih harus mengambil visa di Beirut, Libanon, karena Kedubes Arab Saudi itu tutup sejak berkecamuknya perang di negeri itu.

Sementara temus yang belajar di Libya, karena Kedubes Arab Saudi di negeri itu ditutup terpaksa terbang ke Indonesia. Mereka mengupayakan visa dari tanah air. "Masalahnya bisa atau tidak belum tahu, sebab calling visa kita ditujukan ke Kedubes Arab Saudi di Libya," kata Arsyad.

Ketua Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus berharap semua temus mahasiswa segera bisa selesai urusan visa hajinya sehingga ikut bergabung dalam penjemputan kedua kedatangan jemaah calon haji yang dimulai pada 15 September besok.

"Kita berharap dapat tambahan tenaga dari temus. Kalau gelombang satu saja, petugas PPIH bisa menghandle. Tapi kalau gelombang kedua sudah masuk, bisa keteteran kita," kata Abdullah.

Masuknya jemaah dalam skala besar, kata Abdullah, membutuhkan petugas yang nantinya dapat mengatur mereka, karena jeda kedatangan kelompok terbang akan semakin singkat. Apalagi para jemaah nantinya akan langsung berihram dari bandara. Mereka tidak akan diarahkan ke Madinah tetapi langsung ke Mekah.

"Idealnya kita butuh tenaga tambahan sekitar 30 orang lagi supaya tidak terlalu ketika menerima jemaah. Sebab semua harus terdata, kita butuh banyak petugas di sini," katanya (umi/mss/mch2014)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua