Nasional

Supriyadi Harap Waisak Menambah Kedewasaan Umat Buddha Sikapi Keragaman

Magelang (Kemenag) --- Ribuan umat Buddha hari ini memperingati puncak perayaan Waisak di Candi Borobudur. Mereka mengenang tiga peristiwa Suci, yaitu: Kelahiran Sang Buddha Gotama, Pangeran Sidharta berhasil mencapai Penerangan Sempurna, dan Wafatnya Sang Buddha mencapai Parinirvarna.

Sebelum detik-detik Waisak, umat Buddha melaksanakan Pindapata di Klenteng Liong Hok Bio, dilanjutkan prosesi pembawaan Air Berkah Waisak, Api Alam, dan persembahan lainnya. Dalam kesempatan itu, dilakukan juga pelepasan Lampion sebagai simbol kebahagiaan dan harapan.

Direktur Urusan dan Pendidikan (Urpendik) Ditjen Bimas Buddha Supriyadi berharap peringatan Waisak itu menjadi menambah kedewasaan umat Buddha dalam menyikapi keragaman. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman dan multikultural.

"NKRI adalah negara besar dengan segala kekayaan alam dan keanekaragamannya. Untuk itu kita harus memiliki kesadaran atas berbagai keanekaragaman," terang Supriyadi di Magelang jelang detik puncak Waisak, Rabu (10/05).

"Keragaman ini adalah anugerah yang patut kita syukuri dan kita rawat secata alamiah. Menjadi tugas kita semua untuk melestarikan bahkan meningkatkannya," sambungnya.

Kepada umat Buddha, Supriyadi menyampaikan Selamat Hari Trisuci Waisak 2561BE/2017M. Dia berharap berkah Waisak membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi semua makhluk.

Peringatan Waisak Nasional digelar Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) dari 6 - 11 Mei 2017 di Magelang, Jawa Tengah. Tema Waisak 2561BE/2017M adalah 'Tingkatkan Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan' dengan sub tema 'Kembangkan Hati Buddha dan Potensi Ke-Buddha-an'.

Ketua Umum Walubi, Siti Hartati Murdaya mengajak umat Buddha untuk terus berjuang melawan kebodohan dan kegelapan batin. Menurutnya, kebodohan dan kegelapan bantin membuat manusia terus terjebak dalam keserakahan, kemarahan, dan kebencian. (dbb/mkd/mkd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua