Nasional

SOM MABIMS di Singapura, Sekjen Kemenag Ajak Doakan Palestina

SOM MABIMS ke-47 di Singapura

SOM MABIMS ke-47 di Singapura

Singapura (Kemenag) --- Senior Official Meeting (SOM) Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS) berlangsung di Singapura, 12 – 15 November 2023. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sekjen Kemenag Nizar Ali.

Hadir dalam pertemuan SOM ke-47 ini, Setiausaha Tetap Kementerian Hal Ehwal Ugama Brunei Darussalam Awang Haji Mohammad Rosli bin Haji Ibrahim, Ketua Pengarah Jabatan Kemajuan Islam Malaysia Datuk Hajah Hakimah binti Mohd Yusoff, dan Ketua Eksekutif Majlis Ugama Islam Singapura Tuan Kadir Maideen.

Sekjen Kemenag dalam sambutannya menyampaikan keprihatinan atas perang yang terjadi di Palestina. “Tindakan kekerasan yang dilakukan Israel berujung pada banyak kematian rakyat Palestina, banyak rakyat yang terdiri dari anak-anak dan wanita terbunuh dan menjadi korban dalam rangkaian serangan di kedua negara dengan sangat memilukan,” ujar Nizar di Singapura, Rabu (15/11/2023).

“Untuk itu pada kesempatan ini saya mengawali mengajak keada semua peserta Mesyuarat untuk sejenak berdoa untuk kedamaian dan kebaikan mereka dan kita,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Sekjen Kemenag juga mengapresiasi penerbitan Tafsir Ilmi MABIMS. Menurutnya, itu merupakan pencapaian yang sangat luar biasa setelah penyelarasan imkanurrukyah MABIMS dapat dilakukan bersama.

“MABIMS saat ini juga telah memiliki sebuah produk tafsir tematik yang bersifat akademis yang disusun secara bersama-sama, sebuah produk yang sangat bermanfaat dan dapat dirujuk oleh negara-negara lain,” jelasnya.

“Tidak lupa kami juga mengucapkan tahniah kepada Negara Malaysia, yang telah juga berhasil mengkoordinasikan penyiapan MoU Halal MABIMS, sebuah wacana yang saya tau telah dikumandangkan sejak lama di forum MABIMS dan alhamdulillah kini telah terwujud,” lanjutnya.

Sepakat Perkuat Islam Wasathiyah Negeri Serumpun

Pertemuan SOM ke-47 ini dikemas dalam Seminar bertajuk “Kesepakatan dalam Kesinambungan Beragama". Mewakili Indonesia, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Rohmat Mulyana memaparkan pentingnya penguatan Islam Wasathiyah. Hal senada disampaikan para pemakalah dari masing-masing negara. Mereka menjelaskan pentingnya penguatan kebijakan untuk merawat keberagaman.

Dari seminar ini, ada delapan poin yang menjadi pemahaman bersama, sebagai berikut:

1. Setiap negara anggota MABIMS mempunyai kehidupan beragama serta keadaan yang unik dan berbeda. Ini tidak terlepas dari konteks masyarakat Islam di tingkat lokal yang juga unik.

2. Perbedaan dalam pendekatan diambil dengan tujuan merespons kebutuhan dan keadaan setiap negara. Meski demikian, semua saling menghormati dan mau berbagi pengalaman negara masing-masing untuk perbaikan berkelanjutan.

3. MABIMS merupakan sebuah entitas yang banyak membuka peluang kerja sama anggotanya untuk sama-sama mencari jalan penyelesaian bagi setiap tantangan yang dihadapi masing-masing anggota. MABIMS juga merupakan platform berbagi segala kebaikan dan amalan terbaik yang diperoleh untuk kebaikan bersama.

4. Perlu memperkuat penghayatan kehidupan beragama di tengah-tengah keberagaman untuk memastikan setiap individu Muslim mampu menjalani realitas kehidupan berdasarkan panduan ajaran Islam.

5. Perlu peningkatan pemahaman atas konsep Wasatiyyah (moderat) yang berlandaskan Rahmatan lil Alamin, dan konsep Ta’ayush (kehidupan bersama) yang menitikberatkan kehidupan beragam budaya dan agama.

6. Pendidikan berlandaskan ahli Sunnah wal jamaah dan penyebaran konsep ‘Kesepakatan dalam Kesinambungan Beragama’ memainkan peranan penting bagi memastikan adanya kesinambungan beragama di negara masing-masing.

7. Usulan dan pandangan yang dibagi melalui media online diperthitungkan juga, sebagai usaha terus menerus memahami keunikan kehidupan beragama negara masing-masing. Bekerjasama serta pendekatan yang diambil setiap negara dalam memastikan kesinambungan kehidupan beragama di tengah-tengah konteks kehidupan masa kini, juga amat dihargai.

8. Mesyuarat berharap informasi yang diutarakan pada seminar ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang lebih luas lagi melalui berbagai wadah yang berkesesuaian sesuai negara masing-masing.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua