Nasional

Soal Virus Mirip SARS di Saudi, Menag Segera Koordinasi dengan Menkes

Kupang (Pinmas) - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali segera berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyusul munculnya kembali wabah mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di Arab Saudi yang merenggut belasan korban jiwa. Upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap ratusan ribu jamaah haji Indonesia tahun ini agar tidak terpapar virus mematikan ini. Kami secepatnya meminta kejelasan dari Kementerian Kesehatan soal ini, jelas Menag usai menggelar tanya jawab dengan masyarakat di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Senin (27/5) malam.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi sebagaimana dikutip dari Press TV menyatakan, setidaknya sudah ada 18 warga Saudi yang meningga akibat virus coronavirus ini. Virus ini juga diketahui sebelumnya menyerang kawasan Eropa dan menewaskan puluhan orang. Ritual haji yang mewajibkan berkumpulnya jutaan manusia dari belahan dunia diyakini memudahkan virus ini menyebar dalam tempo cepat. Menag mengaku kaget dan prihatin dengan kembali munculnya wabah SARS atau sejenisnya ini. Menag mengatakan, dari pengalaman-pengalaman yang terjadi virus ini memang cukup berbahaya. Namun demikian, selama ini, jamaah haji Indonesia tidak sampai menjadi korbannya. Kalaupun pernah ada yang terkena jumlahnya tidak banyak.

Menag meyakinkan tak ingin kecolongan dengan ancaman virus ini. Untuk itu, Menag berharap dari koordinasi dengan Kementerian Kesehatan ini, nantinya bisa diketahui sejauhmana tingkat bahaya virus coronavirus yang muncul akhir-akhir ini. Termasuk jika memang perlu vaksinasi tambahan kepada calon jamaah haji, kita akan mendukung sepenuhnya, jelas Menag. Selama ini, tandas Menag, calon jamaah haji sudah mendapat layanan kesehatan yang memadai sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. Selain dilakukan cek kesehatan, jamaah juga diwajibkan disuntik vaksin meningitis dan flu. Upaya ini, menurut Menag sebagai ikhtiar agar jamaah bisa menjalankan ibadahnya dengan khusyuk dan maksimal. Alhamdulillah selama ini juga berjalan baik, jelasnya.

Dalam kesempatan dialog itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya secara khusus meminta Menag agar kuota haji NTT bisa ditambah sehingga menjadi dua kloter. Selama ini setiap tahunnya Provinsi NTT memberangkatkan 1,5 kloter. Dengan penambahan kloter, maka antrean calon jamaah haji tidak terlalu lama. Saat ini, antrean rata-rata sudah mencapai lima tahun, ujarnya. Tentang ini, Menag mengatakan, Pemerintah Indonesia terus berjuang untuk bisa mendapatkan tambahan kuota dari Arab Saudi. Beberapa waktu lalu, Menag mengaku telah bertemu dengan Kementerian Haji Arab Saudi untuk meminta tambahan kuota sekitar 10.000. Jika memang ada tambahan, tentu kami pertimbangkan untuk jamaah dari NTT, jelas Menag.

Namun demikian, Kemenag saat ini juga berkomitmen untuk bisa memberangkatkan jamaah haji yang usianya sudah di atas 80 tahun. Langkah ini dinilai sangat penting karena jika jamaah lansia itu harus menunggu sehingga 5-10 tahun, maka kemungkinan kecil bisa berangkat. Di sisi lain, banyaknya antrean menunjukkan masyarakat yang semakin mampu, namun kemampuan medan di Tanah Suci juga harus dipahami bersama, pinta Menag. (hakim)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua