Nasional

Sidang Itsbat Forum Pendidikan Publik

Jakarta (Pinmas) --- Pemerintah melalui Menteri Agama telah menetapkan 1 Syawal 1434H jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013M. Penetapan ini dilakukan melalui mekanisme sidang itsbat setelah mendengarkan laporan terkait data hisab posisi hilal syawal 1434H dan laporan hasil rukyatu hilal dari tim hisab rakyat Kementerian Agama yang disebar di beberapa titik di seluruh Indonesia. Kementerian Agama juga mengadakan kegiatan pra-istbat dalam bentuk Sarasehan Mencari Titik Temu Penentuan Awal Syawal 1434H yang diisi oleh para pakar astronomi dan ilmu falak dari beberapa ormas Islam, serta paparan tentang Fatwa MUI No 2 tahun 2004 tentang penentuan awal Ramadlan, Syawal, dan Zulhijjah yang telah memberikan mandat kepada Pemerintah C.q. Kementerian Agama untuk menentapkan awal Ramadlan, Syawal, dan Zulhijjah dan berlaku secara nasional.

Sidang itsbat kali ini , sekalian juga merupakan forum pendidikan publik, khususnya yang berkaitan dengan ilmu astronomi, falak, dan hisab. Ini merupakan forum pendidikan kita bersama, tegas Menteri Agama Suryadharma Ali kepada pers usai memimpin Sidang Itsbat (Penetapan) Awal Syawal 1434 H di Gedung Kementerian Agama, Jl. MH. Thamrin No. 6, Jakarta, Rabu (07/08) malam.

Menag menjelaskan bahwa format sidang itsbat pada hari ini berbeda dengan sidang itsbat sebelumnya karena dimulai lebih awa dengan pra itsbat berupa Sarasehan. Hal ini, lanjut Menag, tidak lain merupakan peningkatan upaya Kementerian Agama untuk mempersatukan pandangan yang berbeda-beda tadi. Menurut Menag, meski dengan waktu yang terbatas, kita bisa melihat manfaat yang begitu besar dari sarasehan ini. Banyak ilmu yang bisa kita serap dari situ dan ini luar biasa, terang Menag.

Sesuai dengan usulan dari beberapa peserta sidang itsbat, Menag setuju bahwa dalam sidang-sidang itsbat yang akan datang, akan dilakukan kembali pra itsbat dalam sarasehan dan dimulai lebih awal sehingga ruang dan waktu pembahasannya akan lebih luas. Tadi ada yang mengsulukan agar dilaksanakan pukul 10 pagi. Ini insya Allah akan kami perhatikan. Tadi memang terasa betul kita agak terburu-buru, ujar Menag.

Menag menambahkan bahwa dalam sidang itsbat kali ini, kita juga sudah mulai mendapatkan informasi dari Negara tetangga, Malaysia. Semula dari Uni Emirat Arab juga akan kita hadirkan, tapi karena ada halangan, tidak bisa hadir, jelas Menag. Tahun depan, insya Allah akan jauh lebih baik lagi. Kita akan mendengarkan bagaimana pelaksanaan penetapan awal bulan di negara-negara mayoritas Muslim; bahkan bisa juga dari negara-negara minoritas Muslim, seperti China dan Myanmar. Sangat menarik kita mendapatkan informasi dari mereka, tambah Menag.

Disinggung tentang adanya perbedangan pandangan dalam menentukan awal bulan, Menag menjelaskan bahwa pandangan yang berbeda-beda itu bukan berarti untuk membeda-bedakan pandangan. Tapi memang karena teori yang digunakan berbeda. Banyak teori untuk melakukan hisab. Karena teorinya berbeda, hasilnya bakal berbeda. Jadi bukan sengaja dibeda-bedakan, kata Menag.

Perbedaan tetap harus dihormati, tapi kebersamaan dan persatuan, harus lebih diutamakan, imbuhnya. Terkait ketidakhadiran Muhammadiyah, Menag meminta menyatakan bahwa Kementerian Agama sudah mengundangnya. Sebagai pengundang, kita sangat berharap yang diundang bisa datang. Kalau tidak datang, barangkali ada halangan lain, itu harus kita hormati, terang Menag.

Menag menegaskan bahwa pada sidang-sidang itsbat yang akan datang, Muhammadiyah tetap akan diundang. Ke depan tetap akan kita undang. Muhammadiyah itu kan saudara kita. Pak Din itu sahabat saya, kata Menag.(mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua