Nasional

Selain Eropa, Kemenag Jalin MoU dengan Perguruan Tinggi Timur Tengah

Jakarta (Pinmas) --- Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menegaskan bahwa pihaknya akan menjalin kerjasama pendidikan tinggi dengan sejumlah perguruan tinggi di Timur Tengah. Kerjasama ini penting, menurut Kamaruddin dalam rangka pelaksanaan program 5000 doktor yang dicanangkan Kementerian Agama.

“Saya masih menganggap studi Islam di Timur Tengat sangat penting. Sebab, Timur Tengah punya kekuatan sumber materi yang bagus,” demikian ditegaskan Kamaruddin dalam kesempatan wawancara di kantornya, Jakarta, tengah pekan lalu.

“Kita masih ingin punya ulama dan sarjana seperti Quraish Syihab, Aqil Siradj, Aqil Munawwar dan lainnya. Indonesia masih butuh sarjana-sarjana Islam seperti itu,” tambahnya.

Dikatakan guru besar UIN Alauddin Makassar ini, kerjasama dengan Timur Tengan akan dijalin dengan beberapa perguruan tinggi di Saudi Arabia, Maroko dan Turki. Kamaruddin mengaku sudah bertemu dua kali dengan Direktur LIPIA yang akan memfasilitasi kerjasama Kemenag dengan Jamiatul Imam Muhammad Ibn Saud di Riyadl. “Saya kira itu termasuk perguruan tinggi terbagus di Saudi. Kita akan kirim sekitar 30 orang ke sana,” kata Kamaruddin.

Kamaruddin menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan segera berkunjung ke Maroko dan Turki untuk melakukan kerja sama. Disinggung tentang Mesir, Kamaruddin mengatakanbahwa kerjasama dengan negeri Piramid itu juga akan dijalin. Namun, Kamaruddin mengaku prihatin dengan kondisi politik di sana. Di samping itu, mengambil program doktor di Mesir juga tidak mudah, bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang kebetulan S2 nya tidak di negara-negara Arab.

“Muadalahnya juga belum tentu diterima. Kecuali kalau S2 nya dari negara arab, tapi kita tidak punya banyak kandidat. Mesir nanti kita lihat perkembangannya,” jelasnya.

Kementerian Agama telah mencanangkan program 5000 doktor untuk lima tahun ke depan. Artinya, setiap tahun disiapkan beasiswa bagi 1000 doktor dengan komposisi: 750 calon doktor di perguruan tinggi dalam negeri dan 250 calon doktor di perguruan tinggi luar negeri, baik Eropa, Amerika, Australia, Asia, dan Timur Tengah.

Selain bagi pendaftar baru, kata Kamaruddin, program 5000 doktor ini juga akan mengcover para mahasiswa yang sedang belajar, baik di dalam maupun luar negeri yang sudah tidak mendapat beasiswa lagi. “Itu juga kita identifikasi. Mereka yang beasiswanya sudah habis tapi belum selesai (kuliahnya), mungkin butuh satu tahun lagi, kita kasih beasiswa juga,” tandasnya. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua