Nasional

Sekjen: Posisi Indonesia di Mabims Sangat Strategis

Langkawi, Malaysia (Pinmas). Umat Islam di Nusantara atau Asia Tenggara saat ini dituntut untuk bersatu dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan yang besar, seiring dengan makin strategisnya posisi Asia Tenggara dalam kancah politik internasional. Karena itu Mabims dituntut untuk berperan lebih aktif dan menunjukkan kontribusinya yang konkrit dalam pembangunan nasional. Demikian disampaikan Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat pada Mesyuarat Senior Official Meeting (SOM) Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura  (MABIMS) ke-38 yang berlangsung dari tanggal, 28 s.d. 31 Oktober 2013 di Pulau Langkawi, Malaysia. 

Tantangan umat Islam di masa depan yang makin berat menuntut partisipasi aktif dari forum Mabims”, terang Sekjen.

“Perkembangan dunia informasi dan teknologi yang berkembang pesat, menuntut tanggung jawab dan peran yang lebih konkrit dari para pemuka agama Islam di kawasan Asia Tenggara”, lanjut Sekjen.

Menurut Bahrul Hayat, Forum Mabims merupakan forum yang sangat strategis untuk membangun kerjasama dan kemajuan umat Islam di Nusantara. Posisi negara-negara anggota Mabims yang diapit oleh Negara-negara Super Power dan Blok-blok Besar menuntut umat Islam untuk maju dan tidak tertinggal dari bangsa lain atau umat lain,” kata Bahrul mengingatkan akan pentingnya posisi Mabims saat ini.

Seperti diketahui, Mabims merupakan forum kerjasama Menteri Agama dari 4 negara di Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura yang akan berusia seperempat abad. Mabims tepatnya didirikan pada 9 Agustus 1989 bersamaan dengan pertemuan Menteri Agama Republik Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam pada tahun 1989 di Brunei Darussalam. Baru pada tahun 1994, Singapura ikut bergabung dalam Mabims.

Bahrul Hayat juga mengatakan, bahwa pembangunan nasional hanya akan terwujud apabila didukung dengan suasana yang harmoni

“Kita tidak mungkin membangun umat Islam yang bermartabat tanpa didukung dengan suasana kehidupan yang harmoni, penuh toleransi dan kebersamaan. Kita tidak ingin ada konflik diantara kita yang akan mengganggu kehidupan kebangsaan maupun ukhuwah Islamiyah”, ujar Sekjen.

Terkait dengan tema Som ke 38 tahun 2013, yaitu Keharmonian Asas Pembangunan Umah ini Bahrul Hayat menyatakan apresiasinya karena sejalan tuntutan zaman.

“Kami sangat setuju dan mendukung sekali tema SOM tahun ini, karena hanya dengan keharmonian atau persatuan, maka pembangunan nasional akan dapat terwujud yang pada akhirnya akan menjadikan umat Islam menjadi sejahtera”, ujar Sekjen. (agus s/dm)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua